webnovel

Yang Tak Pernah Ada

Apakah jatuh cinta itu salah? Jika salah, lalu kenapa ia bisa secepat itu jatuh cinta pada seorang laki-laki yang baru ia temui? Artinya, ia benar karena sudah jatuh cinta. Tetapi pada akhirnya ia menyerah. Ia telah menyalahi cintanya... yang tak pernah ada.

Sankhaa · 若者
レビュー数が足りません
36 Chs

#YTPA#07

Jangan pernah berpikir bahwa orang yang mendekatimu juga dekat dengan hatimu – Andra Yudhistira.

***

Salsa mengerjapkan matanya, berusaha menghilangkan rasa kantuk yang sudah berat. Jemarinya yang masih sibuk mencoret buku tulis mendadak terhenti. Ia menoleh ke Restu yang duduk disampingnya. Cowok itu datang ke kamarnya untuk belajar bersama malam ini.

"Res, ajarin bahasa inggris dong." pintanya manja. Tangannya yang bebas menarik ujung kaos cowok itu.

Restu yang terganggu kegiatan belajarnya pun terpaksa mengalihkan perhatiannya ke Salsa. Sempat mengernyit heran.

"Besok nggak ada bahasa inggris. Belajar matematika aja, Sal. Nih, kayak gue lagi ngehafalin rumus."

Salsa menselonjorkan kakinya lalu menidurkan kepalanya dipaha Restu. Menatap Restu lempeng.

"Gue nggak suka belajar pake buku paket. Kapan, sih, LKSnya datang? Lama banget!"

Restu menghela napasnya. Ia menyisir rambutnya yang menghalangi kedua matanya. Entah sudah berapa lama ia lupa tidak memotong rambutnya.

Setiap ia ingin memotong rambut bagian depan, Salsa selalu melarang. Katanya biar kelihatan ganteng. Kemudian Salsa akan menyamakan Restu dengan Oppa koreanya.

"Apa bedanya buku paket sama LKS coba? Isinya kan ilmu semua."

"Tetep nggak mau!" pekik Salsa sambil bersedekap. Membuang wajahnya menjauhi tatapan Restu diatasnya.

"Yaudah gue juga nggak mau ngajarin lo bahasa inggris. Belajar aja sendiri sana di google translate!"

Salsa mendengus. Ia beranjak seraya menatap Restu sengit. "Kuota habis."

"Beli lah."

"Uang habis."

"Utang bank."

"Nggak ada jaminannya."

"Ribet lo!"

"Restu, ih!"

Sontak Restu terbahak. Membuat Salsa jengkel adalah hiburan tersendiri untuknya. Restu suka wajah masam Salsa. Restu suka mata Salsa yang mendelik sinis padanya.

Apalagi kalau Salsa sudah merengek manja. Restu pasti akan segera menjadikan cewek itu sebagai boneka yang setiap malam akan selalu ia peluk, menemani mimpi indahnya.

Tangannya pun terulur mendorong dahi Salsa lembut.

"Terus gue harus apa? Hidupin hotspot gitu? Enak aja!"

"Arghh! Restu!"

"Restuuuuu...." teriak seseorang dari dalam kamar. Suara itu terdengar berat, seperti milik seorang kakek-kakek.

Restu tersentak mendengar suara Mbah Karsa, kakeknya Salsa.

"Iya-iya, Mbah. Maafin Restu udah jahilin cucu, Mbah."

Dengan berat hati, akhirnya Restu menghidupkan hotspotnya. Melirik Salsa sebentar yang mana wajah cewek itu terlihat tersenyum penuh kemenangan.

"Makasih." ujar Salsa kegirangan. Ia mengalungkan sebelah tangannya dileher Restu, membisikan kalimat yang membuat jantung Restu berdegup kencang. "Makin sayang gue sama lo."

Restu hanya diam saja hingga Salsa melepaskan rangkulannya. Ia masih diam. Mencerna kalimat itu baik-baik didalam otaknya. Kalimat yang menjelma menjadi mantra untuk memunculkan perasaan cinta.

Tahan, Restu.

Disisi lain Salsa segera menghidupkan wifinya agar terhubung dihotspot milik Restu. Setelah benar-benar terhubung, sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal.

083838**

Hai

Salsa berkedip. Dahinya berkerut tajam. Menandakan ia bingung, bagaimana bisa nomornya bisa dimiliki oleh orang asing? Seingatnya ia hanya memberikan nomor pada orang baru itu untuk Dinda saja.

Ia hendak bertanya pada Restu. Tetapi cowok itu sudah kembali dialam belajarnya. Menghafal rumus matematika yang kelihatannya tidak mudah.

Apa mungkin?

"Nggak mungkin." gumam Salsa terus menatap layar ponselnya.

Ia segera keluar dari aplikasi hijau itu. Melupakan pesan asing yang menurutnya tidak penting sekali.

Jemarinya bergerak membuka google translate. Mulai memfokuskan dirinya untuk belajar berbahasa inggris. Tidak mau diremehkan oleh Agus, cowok yang sekelas dengannya itu.

Bersambung...