webnovel

Great Master, Maafkan Saya

編集者: Wave Literature

Tanpa terasa sudah memasuki bulan November, tapi walaupun baru bulan November hujan salju yang deras sudah terjadi.

Dan benar saja musim dingin tahun ini benar-benar sangat dingin.

Tapi untung saja mereka sudah mempersiapkan batu arang, jadi walaupun di luar terasa sangat dingin tapi di dalam rumah masih terasa cukup hangat.

Chu Yue bangun lebih awal dan dia tidak memiliki pilihan lain selain pergi untuk memasakkan sarapan untuk biksu.

"Nona." Hubo dengan cepat bangkit berdiri.

"Nanti setelah aku pulang aku akan membawa 1 porsi untukmu, kamu tidak perlu bangun sekarang." Selama beberapa hari ini Hubo flu, keadaan tubuhnya tidak terlalu baik, dia sakit saat cuaca menjadi sangat dingin.

Hubo merasa sangat bersalah, 'Seharusnya aku yang menjaga nona tapi kenapa malah nona yang jadi menjagaku. Jika aku tahu akan seperti ini seharusnya aku dulu ikut melompat-lompat dengannya.'

Chu Yue menyuruh Hubo untuk kembali tidur, sedangkan dia menggunakan mantel tebal dan payung lalu pergi ke gunung sebelah.

Dia menggunakan kacang merah yang dia rendam kemarin kemudian langsung membuatkan bubur biji teratai, setelah itu memasak lauk yang sederhana tapi tetap terasa sangat enak.

"Hari ini cuacanya sangat dingin, berikan juru masak baru itu perak tambahan." Kata biksu itu sambil memakan bubur buatan Chu Yue.

Walaupun dengan statusnya saat ini sebagai biksu, dia dapat merasakan bahwa makanan itu dimasak dengan penuh perhatian. Dia dapat merasakan bahwa juru masak itu memasaknya dengan berhati-hati dan penuh perasaan bukan hanya asal-asalan, juru masak itu memberikan masakan yang sesuai dengan seleranya.

Karena itu dia merasa seharusnya memberikan apresiasi kepadanya.

Hari ini kebetulan kasim Feng datang untuk membawa setumpuk kertas dan raut wajahnya terlihat kacau.

Kemudian dia mencari Yingda untuk bertanya tentang masalah Chu Yue.

"Tidak ada gerakan apapun, dia hanya datang kemari untuk memasak kemudian pulang." Jawab Yingda.

Tentu saja setiap kali dia mengantarkan makanan Yingda akan mengetesnya dengan menggunakan jarum perak apakah makanan itu beracun atau tidak, dan tidak pernah ada masalah yang terjadi, meskipun begitu Yingda tidak pernah lengah.

Kasim Feng malah tidak meragukan sesuatu sama sekali, dia sudah membawa tanggal lahirnya untuk dilihat oleh orang terhebat di Qin Tian Jian, jadi dia yakin hasilnya tidak mungkin salah.

Kasim Feng berpikir, 'Aku hanya tidak paham, bukankah janda itu menyukai tuan? Aku sudah memberinya kesempatan tapi kenapa dia tidak melakukan apapun?'

"Kamu pergi dan panggil dia kemari." Kata kasim Feng tanpa pilihan lain.

Kasim Feng pun bertanya-tanya, 'Di cuaca sedingin ini master pasti akan kedinginan dan kesepian seorang diri, bukankah seharusnya janda itu membantu master untuk menghangatkan diri?'

Chu Yue membawakan 1 porsi bubur untuk Hubo. Semenjak dia menjadi juru masak di kuil itu mereka berdua tidak pernah memasak di rumah karena dia selalu membawa sisa hasil masakannya di kuil.

Chu Yue dan Hubo memiliki porsi makan yang kecil sehingga mereka tidak makan dalam jumlah besar.

Tapi sebelum melakukan hal ini dia sudah meminta persetujuan dari Yingda, karena Yingda diam saja, dia menganggapnya sebagai persetujuan.

Chu Yue merasa mereka adalah orang-orang yang cukup baik.

Mereka makan sambil mengobrol kecil, keadaan Hubo sudah jauh lebih baik kemudian mereka mendengar suara kicauan burung dari luar.

Hubo menganggap hal itu adalah hal yang biasa tapi Chu Yue malah tidak mengerti, setelah selesai makan dia langsung berkata, "Nanti letakkan saja di atas meja, aku akan mencucinya setelah kembali."

"Nona, di luar sangat dingin." Hubo tidak ingin Chu Yue pergi keluar.

"Nonamu sudah berpakaian seperti ini, apa menurutmu masih bisa kedinginan?" Saat Chu Yue mengatakan itu seluruh tubuhnya sudah tertutup dengan mantel tebal, walaupun tidak terlihat elegan tapi dia benar-benar merasa hangat.

Saat Chu Yue keluar dia langsung melihat Yingda, dan Yingda langsung kembali ke gunung sebelah sedangkan Chu Yue pergi ke sana seorang diri.

"Nyonya, bagaimana jika masuk ke dalam dan minum teh untuk menghangatkan tubuh?" Kasim Feng tersenyum sambil mengatakan itu, terlihat jelas dia sedang menunggu kedatangan Chu Yue.

"Anda terlalu baik." Chu Yue mengikutinya.

Chu Yue membatin, 'Aroma tehnya sangat harum, memang aroma teh istana berbeda.'

"Nyonya, dalam beberapa waktu ini kamu melakukan pekerjaanmu dengan baik, ini adalah hadiah dari Tuan Besar." Kasim Feng mengeluarkan 2 tael perak kemudian langsung memberikannya kepada Chu Yue.

Chu Yue melihat kasim Feng dan berkata, "Anda sudah mempekerjakan saya, memasak 3 kali sehari tentu saja sudah menjadi tanggung jawab saya, bagaimana bisa saya layak mendapatkan hadiah dari Tuan Besar?" Dia mengatakan itu sambil mendorong kembali 2 tael emas ke arah kasim Feng.

"Ini bukan apa-apa, jika nyonya lebih sensitif maka nyonya bisa menghabiskan waktu dengan menikmati kekayaan." Kata Kasim Feng sambil tersenyum kemudian dia kembali mendorong perak itu ke arah Chu Yue.

Chu Yue dalam hati tersenyum dingin, 'Kasim ini sepertinya tidak berniat menyerah untuk melakukan sesuatu kepada biksu itu.' Tapi di sisi lain, itu juga hal yang diharapkan oleh Chu Yue karena dia merasa dengan begini dia akan lebih mudah jika ingin pergi bersama bisku itu.

Saat memikirkan hal itu, Chu Yue melihat ke arah kasim tersebut dan berkata, "Saya tidak akan menutupi hal ini dari Anda, saya memang sedang memerlukan uang, karena ini pemberian Tuan Besar maka saya akan menerimanya."

Raut wajah kasim Feng terlihat tidak terlalu baik, 'Hal utamanya adalah uang? Tentu saja aku pernah mendengar tentang hal semacam itu, janda dari desa memang janda desa.'

"Apa aku boleh berterima kasih secara langsung kepada Tuan Besar Daoyuan?"

Saat kasim Feng sedang memikirkan apakah dia perlu mengganti Chu Yue, dia mendengar perkataan Chu Yue.

Kasim Feng langsung membuang pemikirannya yang tadi, dia melihat Chu Yue tidak sepenuhnya hanya peduli dengan harta. Dia melihat ke arah Chu Yue dan berkata, "Tuan Besar Daoyuan tidak mengatakan apapun tentang hal itu, tapi jika kamu ingin berterima kasih juga tidak masalah."

Chu Yue dalam hati mengendus, 'Sepertinya aku harus mulai bergerak.'

"Tapi dandananmu…" Kasim Feng mengerutkan alisnya dan melihat dandanan Chu Yue yang terlihat sangat tidak menarik.

"Saya hanya pergi untuk berterima kasih." Kata Chu Yue mengingatkan.

'Dia hanya mengatakan akan berterima kasih dan aku hampir saja benar-benar mempercayainya.' Pikir Kasim Feng, tapi dia tidak mengatakan apapun.

Dia kemudian berkata dalam hati, 'Tuan sudah seorang diri begitu lama, di sekitar sini bahkan tidak terlihat adanya monyet betina, sekarang ada seorang janda yang cantik dan mempesona, walaupun pakaiannya sederhana dia tetap saja bisa menarik perhatian. Selain itu dia bukan janda biasa, dia memiliki pesona dan postur tubuh yang indah. Master sudah terbiasa dengan melihat perempuan yang seperti itu-itu saja, sekarang tidak ada salahnya jika master melihat perempuan yang berbeda.'

Ini adalah kedua kalinya Chu Yue bertemu dengan biksu itu.

Biksu itu menggunakan pakaian biksu, kemudian kepalanya yang botak membuat Chu Yue ingin mengulurkan tangannya untuk menyentuh biksu itu.

Chu Yue melihat sebentar setelah itu langsung menundukkan kepalanya. Biksu itu mengerutkan alisnya. Setelah melihat Chu Yue, dia melihat ke arah kasim Feng sambil mengerutkan alisnya.

"Tuan Besar, juru masak ini menerima hadiah Anda dan ingin berterima kasih secara langsung kepada Anda, jadi saya juga tidak bisa berbuat apa-apa." Kasim Feng hampir saja berlutut karena melihat wajah biksu itu yang terlihat tidak terlalu senang.

"Anda bisa keluar dulu, ada yang ingin saya katakan kepada Great Master." kata Chu Yue.

"Ini…" Kasim Feng tertegun, dia tidak menyangka Chu Yue akan memiliki keberanian sebesar ini, 'Apa dia tidak melihat wajah tuan yang terlihat tidak senang? Bagaimana dia masih berani untuk menyuruhku pergi?'

Dia melihat ke arah Chu Yue kemudian dia melihat ke arah tuannya, dan setelah melihat tuannya tidak menunjukkan penolakan dia akhirnya keluar dari sana.

Tapi dia dapat merasakan sorot mata tuannya itu membuatnya merasa seperti akan menerima hukuman.

Tapi kasim Feng tetap memutuskan untuk keluar, dan dia hanya berharap agar Chu Yue dapat bertahan.

"Tuan Besar, terakhir kali saat bertemu dengan Anda saya membuat Anda tersinggung, maafkan saya." Chu Yue melihat biksu itu dengan wajah sedih.

"Tidak masalah." Biksu itu sama sekali tidak memikirkan tentang masalah itu, lagi pula itu hanya sebuah kayu bakar sehingga dia tidak memikirkannya.