webnovel

Batu Arang

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Kehidupannya saat ini tidak mudah sehingga jika ada kesempatan untuk mendapatkan uang, dia akan melakukannya.

Kasim Feng tidak menyangka bahwa Chu Yue akan berani meminta gaji darinya tapi dia juga tidak mempermasalahkannya, selama Chu Yue bisa melayani tuannya maka walaupun harus mengeluarkan uang dia juga tidak keberatan. Dia mengeluarkan 10 tael perak dari dalam kantongnya.

"Oh saya harus mengatakan ini di awal, saya hanya akan memasak makanan 3 kali sehari, sisanya saya belum tentu ada di sini karena harus kembali ke Shang Qing Guan, jika tidak maka bisa ada berita yang tidak enak didengar beredar." Chu Yue mengatakannya sambil menerima perak itu.

Kasim Feng dalam hati berkata, 'Kamu kira orang di Shang Qing Guan tidak mengetahui identitasmu? Tapi aku tidak akan menghalanginya, aku sudah memberikan kesempatan kepadanya agar dia bisa mendekati tuan, sisanya tergantung pada kemampuannya. Jika dia bisa mendapatkan perhatian tuan akan bagus, tapi jika tidak maka aku juga tidak perlu merasa takut. Aku hanya mempekerjakan juru masak, walaupun tuan tidak menyukainya maka dia tidak akan memarahiku dengan parah.'

Chu Yue tidak tinggal lebih lama di sana dan langsung ingin pulang.

Kasim Feng menghentikannya, "Masakkan zhu … Tuan Besar Daoyuan makanan dulu."

Chu Yue mendengar kata 'Zhu', dan mengira itu adalah kata 'Zhu' dari 'Zhudai', 'Ternyata biksu itu memang kepala kuil ini.'

(Kasim Feng biasanya memanggil masternya dengan sebutan '主子爷' zhuziye atau 'Tuan', sedangkan Chu Yue mengira kasim Feng memanggil biksu itu dengan sebutan 'Zhudai' yang bisa diartikan sebagai 'Kepala').

Chu Yue yang suasana hatinya saat ini terasa tidak buruk pun memasak sup kecambah, tahu goreng dan tumis kentang dengan jamur.

Walaupun hanya 3 jenis makanan tapi aromanya sangat harum, semua masakan itu disajikan di depan biksu tersebut dengan sedikit memandang rendah.

"Ini bukan yang biasanya dibuat oleh pihak dapur." Kata biksu itu.

"Tuan, silahkah dicoba." Kata kasim Feng sambil tersenyum.

Biksu itu mengangkat sumpitnya, dia sudah terbiasa untuk makan makanan vegetarian di kuil Long'an tapi dia dapat melihat makanan-makanan yang ada di depannya ini dimasak dengan cara yang tidak biasa.

Semua makanan itu disajikan dengan nasi putih dan dia masih merasa ada yang janggal, sayuran itu tetaplah sebuah sayuran, tapi aromanya begitu harum.

"Selanjutnya saya akan memerintahkan untuk memasak lebih banyak." Kata kasim Feng lagi.

Biksu itu tidak mengatakan apapun, makanan hari ini sangat cocok dengan seleranya. Dia makan dengan puas lalu bertanya, "Apakah juru masak istana yang memasaknya?"

"Bukan, saya mempekerjakan juru masak baru tapi tuan tenang saja, latar belakangnya bersih dan dia bisa dikatakan sangat kasihan karena cukup miskin, jadi dia merasa sangat beruntung karena mendapatkan pekerjaan ini." Kata kasim Feng secara langsung.

Biksu itu menganggukkan kepalanya, dia tidak terlalu memikirkan seorang juru masak baru, dia kemudian memberikan setumpuk kertas kepada kasim Feng agar kasim Feng bisa membawanya kembali ke istana.

Sedangkan Chu Yue sedang bicara dengan Hubo.

Dia tentu saja harus mengatakan hal itu kepada Hubo tentang dirinya yang harus pergi keluar setiap harinya, karena Hubo juga tidak mungkin tidak mengetahuinya, tapi setelah mendengar itu Hubo menentangnya.

"Nona, saya akan tidur larut malam untuk menyulam lebih banyak sarung tangan, mana ada seorang nona besar menjadi juru masak orang lain untuk mendapatkan uang? Walaupun saya meninggal, saya tidak akan membiarkan nona untuk menjadi pelayan orang lain." Kata Hubo sambil menangis.

"Kamu ini, mana ada hal seperti itu, aku hanya mencari uang berdasarkan kemampuanku. Aku tidak mencuri ataupun merebut milik orang lain, mana ada pantas tidak pantas? 1 bulan bisa mendapatkan 10 tael perak, kamu 1 bulan bisa mendapatkan berapa dari hasil menyulammu?" Kata Chu Yue.

Harga 1 sulaman sekitar 2 sampai 3 wen, tapi dengan kecepatan Hubo, dia bisa menyelesaikan 1 sulaman setidaknya 5 hari, itu pun masih harus bekerja sampai larut malam, jadi dalam 1 bulan tidak bisa menghasilkan banyak uang.

Jika menggunakan uang itu untuk keperluan sehari-hari mungkin masih bisa cukup, tapi Hubo selalu membelikan semua barang kualitas terbaik untuk Chu Yue, jadi walaupun Hubo bekerja keras untuk menyulam, pada akhirnya uang hasil menyulamnya tidak akan cukup untuk kebutuhan mereka.

Hubo menangis dengan keras dan berkata, "Ini semua karena saya tidak berguna, saya tidak mampu menjaga nona dengan baik." Dia menangis hingga terisak-isak, 'Jika saja aku lebih berhati-hati dengan Shanhu si pencuri itu maka nona tidak perlu berada di keadaan seperti ini.'

"Sudah jangan menangis lagi, aku hanya akan pergi memasak, bukan hal yang besar." Chu Yue merasa tidak berdaya melihat Hubo.

Tapi walaupun Hubo adalah perempuan yang lemah, Chu Yue dapat melihat bahwa Hubo tulus melayani dirinya. Walaupun dia bukanlah pemilik tubuh asli tapi Hubo menerima semua perubahan sikap yang dia lakukan, bahkan menyalahkan dirinya atas pencurian yang terjadi.

Hubo merasa sangat sedih dan merasa bertanggung jawab, tapi selain menyulam dia tidak bisa melakukan apapun.

Setelah selesai menangis dia baru sadar ada yang aneh dan bertanya, "Nona, nona memangnya bisa memasak?"

"Bisa, aku bermimpi, di dalam mimpi seorang dewi mengajariku memasak jadi sekarang nonamu ini bisa melakukan berbagai hal." Kata Chu Yue.

Hubo tersenyum tapi kemudian dia merasa khawatir dan berkata, "Nona, tapi saya harus menemani Anda pergi."

"Tidak perlu, hanya ke gunung sebelah, bukankah tempat itu dilindungi oleh istana? Selain itu sekelilingnya adalah hutan jadi tidak akan ada orang yang berani mendekat, di sana sangat aman." Kata Chu Yue.

Jika Hubo ikut dengannya maka Chu Yue khawatir tidak bisa leluasa untuk mengenal biksu itu.

Hubo masih merasa prihatin kepada Chu Yue dan merasa bahwa Chu Yue tidak seharusnya merasakan semua ini, 'Jelas-jelas nona adalah nona besar perdana menteri, tapi nona malah menjadi juru masak di kuil Long'an.'

"Sepertinya musim dingin kali ini akan menjadi sangat dingin." Chu Yue berdiri di depan pintu, dia mengatakan itu saat melihat angin dingin yang berhembus.

"Nona, besok saya akan membeli beberapa batu arang ya?" Hubo terlihat sedikit khawatir karena cuaca semakin lama memang terasa semakin dingin.

Tapi saat ini masih musim gugur dan belum benar-benar memasuki musim dingin.

"Belilah." Kata Chu Yue sambil menganggukkan kepalanya.

Mereka masih memiliki sisa uang, tapi sebagian uangnya sudah digunakan untuk beberapa hal persiapan musim dingin sehingga Chu Yue berencana untuk menyimpan sisa uangnya untuk tahun depan dan tidak membeli batu arang. Tapi setelah melihat cuaca saat ini tentu saja mau tidak mau ia harus segera membelinya.

Hubo akhirnya pergi membelinya, dia memanggil Guru Kecil Yuhe untuk pergi bersama, karena Guru Kecil Yuhe sudah membantu jadi dia membagi 1 kg batu arang untuknya.

Guru Kecil Yuhe melihat gurunya dan memutuskan untuk ikut pergi.

Setelah itu dia meminta bantuan orang untuk membantu mereka membawa barang sampai ke bawah gunung, setelah itu Yuhe dan Hubo naik ke atas gunung seperti semut yang sedang bekerja sama membawa benda yang berat.

Chu Yue tidak mengetahui hal itu karena dia sudah pergi untuk memasak di kuil, setelah dia selesai memasak dia langsung pulang, dia sama sekali tidak terburu-buru karena sekarang dia sudah bisa memasuki kuil, jadi dia berencana untuk melakukan semuanya secara perlahan-lahan.

Saat dia kembali, Hubo sudah terlihat kelelahan dan sudah memindahkan semua batu arang.

"Kamu ini bodoh? Apa kamu tidak bisa mencari laki-laki untuk membantumu membawa semua ini?" Kata Chu Yue.

"Semua laki-laki yang tidak berasal dari Shang Qing Guan tidak berani mendekat, mereka tidak berani kemari." Kata Hubo.

Chu Yue kemudian berkata, "Mereka tidak mau naik maka kamu bisa meminta bantuan dari Shang Qing Guan kan."

Walaupun para biksuni yang ada di sana tidak ramah dan sudah membicarakan dirinya di belakangnya, tapi masih ada juga biksuni yang baik.

Chu Yue sama sekali tidak takut untuk merepotkan orang lain, hal yang tidak bisa dia lakukan maka tentu saja dia akan meminta bantuan orang lain, dia merasa itu adalah hal yang biasa.

"Ada Yuhe." Kata Hubo.

"Kamu sudah memberinya sesuatu sebagai tanda terima kasih?" Chu Yue tahu sifat Hubo, kemudian dia mengambilkan sup jujuba jahe untuk Hubo.

"Sudah." Kata Hubo sambil menganggukkan kepalanya dan menerima sup itu.

Setelah memberikan 1 kg batu arang kepada Guru Kecil Yuhe, walaupun dia merasa kelelahan tapi dia juga merasa sangat senang.

Chu Yue melihat batu arang yang dibeli oleh Hubo adalah batu arang dengan kualitas terbaik, tentu saja harganya tidak murah, dengan sisa uang mereka, mereka juga hanya bisa membeli batu arang dalam jumlah yang tidak banyak.

Tapi setidaknya dengan adanya batu arang ini mereka bisa melewati musim dingin dengan lebih baik.