"i.... ibu.....?" kata shion melihat pemilik suara yang memanggilnya itu.
ibu....? ibu nya shion?? kenapa dia bisa ada disini???
+PLAAAAAKKK!!!!!+
aku kaget melihat shion ditampar oleh ibunya dengan begitu keras, reflek aku memang pipiku
"shion! are you okay?!"
"....." shion diam saja sambil tetap memegang pipi kirinya yang memerah karena ditampar. pasti ibunya adalah sebab kenapa shion bete dan uring uringan sejak tadi pagi. aku yakin itu!
"beraninya! bisa bisanya kamu jalan jalan sama cewek ini, disaat seharusnya kamu pergi bersama ibumu?! apa kau tidak tahu bahwa acara ini penting sekali?!" teriak ibu shion.
aku melongo saja, saking shock-nya ngeliat ibu shiom marah marah
masalahnya, dia teriak teriak disini. di depanku dan di depan beberapa orang yang sedang lalu lalang.
apakah sedikitpun ibu shion tak merasa malu atau setidaknya kasihan kepada shion...?
shion pasti terluka sekali....
"itu acara yang penting untukmu. bukan untukku." kata shion dengan suara datar.
walau shion menjawabnya dengan nada biasa, namun ada yang berbeda dari sorot matanya.
sorot mata shion saat memandang ibunya mengingatkanku pada caranya memandang Han Bum dulu.
tetapi ini sedikit berbeda. sorot mata shion lebih terlihat seperti 'terluka' daripada 'benci'.
tetapi unsur 'pergi, aku tak membutuhkanmu!' keluar dari sorot matanya kali ini.
"beraninya kau bicara begitu pada ibumu! tentu saja acara itu penting. sepenting apa sih cewek ini sampai kau malah memilih pergi bersama dia daripada ke acara yang begitu penting?! tak tahukah kau bahwa banyak sekali sponsor yang membatalkan dananya karena kau tak datang ke acara ini?! mereka merasa tidak dihargai atas ke-absenanmu hari ini!"
eh!?! sponsor?! acara apa sih sebenarnya?! bokap ku ada ga ya di antara sang sponsor sponsor ini?
"aku sama sekali tidak peduli dengan sponsor-mu itu. karena kau-lah yang membutuhkan dana itu, bukan aku. dan kuingatkan, namanya 'Hinata' bukan 'cewek ini'. dia adalah pacarku, dan tentu saja dia jauh lebih penting dari acara sampah yang kau anggap penting itu."
sungguh, aku terharu mendengar shion membelaku.... tapi dia tidak seharusnya bicara seperti itu kepada ibunya?
"ayo pergi." kata shion sambil menggandengku pergi.
"tunggu! dimana sopan santunmu itu?! aku ini ibumu, dan kamu anakku! berani beraninya kau bicara selancang itu kepadaku!"
teriak ibu shion .
shion berhenti seakan tertegun oleh perkataan ibunya . dia membalikkan badan menghadap ke ibunya. "mungkin kau menganggapku sebagai anakmu, tapi aku sama sekali tidak menganggapmu sebagai ibuku. kau saja memperlakukan anakmu seperti sampah, bukankah anak adalah cerminan dari orang tua?. jadi, tolong jangan bicara sopan santun denganku, ataupun coba coba untuk mengaturku." kata shion yang lalu menarikku pergi dari sana meninggalkan ibu shion yang terbengong tidak percaya.
aku berusaha sebisanya sambil di tarik sambil membungkuk bungkuk ya memberi hormat perpisahan lah ya
dan aku saja tidak percaya shion bisa berkata seperti itu kepada ibunya. bagaimana bisa kata kata busuk seperti itu keluar dari mulut seorang anak..? sebegitu besarnyakah luka shion terhadap ibunya...?
shion....
shion terus menarikku berjalan menjauh dari ibunya. dia menggenggam tanganku erat sekali, sampai perih rasanya.
aku diam saja menahan rasa perih di tanganku. karena aku tahu, shion pasti lebih sakit daripada ini... tapi ini kok lama lama sakit ya?
setelah 10 menit berlalu dengan berjalan tak tentu arah, shion.
"bisa kau pulang naik bus saja? aku sedang ingin sendiri." kata shion menyembunyikan wajahnya.
"tidak" jawab ku sambil melihatnya..
aku tahu shion membutuhkanku sekarang. dia pasti akan lebih terluka lagi kalau kutinggalkan sendiri.
"aku tidak mau pulang." kataku.
"apa...?" tanya shion bingung sekaligus kesal karena aku menolak permintaannya.
"aku ingin bersamamu. aku tak mau meninggalkanmu sendiri untuk saat ini."
"hhhh..... terserah....." Kata shion sebelum akhirnya dia berjalan dengan cepat meninggalkanku.
aku mengikuti shion dengan memberi jarak 5 langkah diantara kami, untuk memberinya waktu sebentar untuk berpkir... dan aku memasang airpods ku.. sambil menyetel lagunya melanie martinez yang terbaru k-12... sambil joget joget sendiri...
aku menatap punggung shion dari belakang..
tak tahan rasanya melihat shion seperti itu...
ayahnya sudah punya keluarga lagi.. dan ibunya memperlakukannya seperti itu...
aku punya ayah dan ibu yang menyayangiku,jadi aku tidak tahu apa yang dirasakan shion sekarang. im sorry
Maka, apapun yang kukatakan untuk menghiburnya pasti akan terdengar klise.. dan terlalu dramatis
tapi aku ingin membantu shion. aku ingin shion terbuka sedikit untukku. aku tak ingin dia melalui ini semua seorang diri lagi.
"shion...." kataku.
"hm?" jawabnya masih terus berjalan 5 langkah di depanku.
"kamu... kamu tidak apa?"
"tentu saja... memangnya kenapa...?"
selalu saja begini. kenapa sih dia suka sekali menjalani semuanya sendiri?
kenapa dia selalu membuat semua hal seperti tidak terjadi apa apa?
bukankah dia hanya akan menyakiti dirinya sendiri dengan begini?!
sok kuat lo, dikira kau itu iron man?
selama ini dia pasti kesepian dan jenuh dengan ibunya yang memperlakukannya seperti itu.
aku bahkan bisa percaya bahwa shion bukan anaknya,bila dilihat dari perlakuannya yang begitu kejam pada shion.
aku berlari menghampirinya, aku merasa dia terlalu jauh dan tidak terjangkau oleh tangan ini, aku harus segera mendekapnya dan menghilangkan rasa sedihnya. saat dia sudah mendekat dalam jamahanku, aku menggandengnya erat sekali. dan membawanya ke bibirku dan ku kecup tempurung tangannya itu..
"maafkan aku... maafkan aku..."
"hei...? apa maksudmu? kenapa kamu minta maaf?"
aku tidak menjawab dan terus menggenggam nya..
disaat saat dia membutuhkanku, aku tak bisa melakukan apa apa... maaf EQ ku rendah
"sudah sudah...." kata Kazuma sambil memelukku dengan 1 tangan dan tangan 1nya lagi masih dalam genggaman.
"kau itu bukan iron man, bukan superman, kau itu hanya manusia biasa shion.. kenapa kau sok sok kuat menahan itu semua? ada aku disini... bagilah rasa sedih itu padaku setidaknya seperempat" ucapku masih dalam dekapan shion... aku tidak tau kata kata lain yang dapat ku gunakan untuk menghibur nya... bahu ku bergetar
"sudahlah... aku tidak apa apa sungguh. ibuku memang begitu, aku sudah terbiasa."
"kau terbiasa , aku nya ngak terbiasa, aku ga suka ya.. kamu di perlakukan kayak begitu sama mama kamu... kamu jadi anak mama ku aja... ya... nikah dengan ku ".. mon maap... keblablasan... aku jadi sedikit mengeluarkan air mata
"hei.. sudah dong.. kok kau jadi melamarku disaat seperti ini haha" kata shion sambil melepas pelukannya.
"maaf aku tidak bisa melakukan apa apa dan aku tak tau cara menghiburmu sekarang...."
"itu tidak benar. aku sangat berterimakasih kau masih disini bersamaku. kau sangat membantu. mungkin saja aku bisa lepas kendali kepada ibuku kalau kau tidak ada disana. kau benar benar membantu." kata shion sambil membelai pipi ku
"hei..." shion mengangkat daguku keatas dan menghadapkan wajahku ke wajahnya.
"terimakasih...." bisik shion sampai akhirnya dia mengecup bibirku.
mataku membelalak seperti mau keluar begitu shion mengecup bibirku.
aku memandang shion dengan heran... ini anak sinting nya kambuh... jadi nyesel
shion tak menjawab apa apa, dia hanya tersenyum kecil melihatku. lalu memeluk ku lagi dengan amat erat.
"hei....." kata shion.
entah kenapa hari ini sepertinya shion romantis sekali, "hm...?" kataku sambil terus membenamkan wajahku di dada shion.
"jangan peluk aku kuat kuat begini.. nanti ingusmu nempel di bajuku."
dan.... kata kata itulah yang mengakhiri masa masa romantis kami.......
kentut!
aku segera melepaskan pelukan ku namun aku menggandeng tangannya dan segera membuang muka..
aku
n
g
a
m
b
e
k