webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · 若者
レビュー数が足りません
167 Chs

Permintaan Mama

" Gue harap nggak akan ketemu lagi sama tu cowok resek " gumam Vee yang sedang bercermin.

Terdengar suara deru mobil dihalaman depan rumahnya, Vee langsung menghampiri dan yang datang adalah Gunawan dan Anita

" mama..... kok nggak bilang-bilang datang kesini " tanya sembari menyalami tangan kedua mertuanya.

" mama sama papa sengaja nggak ngabarin kamu, biar surprise " jawab Anita.

Merekapun menuju ruang keluarga

" Vee, Brian belum pulang ? " tanya Gunawan

" belom pa, biasanya kalo hari Senin itu kk Brian itu pulangnya malem " jawab Vee sambil membawa dua cangkir teh dan sepiring kue.

" apa dia selalu begitu setiap hari " tanya Anita

" kandang sih ma " jawab Vee dengan santai.

" oh ya gimana kuliah kamu " tanya Gunawan

" baik kok pa, ini hari pertama kuliahku " jawab Vee lagi

" kamu jangan terlalu capek-capek ya sayang, jaga selalu kesehatan " ucap Anita yang mengingatkan Vee

Pukul 19.00 malam, Vee dan kedua mertuanya baru saja selesai makan malam namun Brian belum juga pulang.

" ya ampun udah malam gini masih belom pulang juga itu anak " ucap Anita yang mulai tidak sabar

" mungkin sebentar lagi " balas Gunawan sambil membaca koran, sedangkan Vee membantu bibik membereskan dapur.

Pukul 20.00 malam akhirnya Brian sampai di rumah juga, dengan menenteng beberapa map ditangannya

" akhirnya kamu pulang juga " ucap Anita yang sudah menunggunya di depan pintu

" Loh mama..... kapan dateng " tanya Brian dengan santai

" tadi sore " jawab Anita dengan wajah kesal

Brian pun masuk kedalam diiringi oleh Anita,

Brian langsung menemui Vee yang lagi membereskan piring didapur

" Sayang..... " ucap Brian yang langsung memeluk nya dari belakang lalu mengecup pipi wanita yang ia cintai itu

" oh astaga kk... kamu ngagetin aku aja deh " ucap Vee sambil melepaskan pelukannya.

Melihat sikap Brian pada Vee membuat Anita sedikit membuang rasa kesalnya.

" disini ada mama sama papa, kamu nggak malu diliat sama mereka " bisik Vee dengan melirik Anita, Brian hanya tersenyum.

Mereka pun menghampiri Anita dan Gunawan di ruang keluarga.

" kamu tu ya..... nggak kasian sama Vee makan malam sendirian " ucap Anita

" aku udah biasa kok ma, lagian kan ada bibik yang nemenin aku " balas Vee

" tapi nggak bisa gitu dong Vee.... " bantah Anita

" sudah lah ma, anak nya capek pulang kerja malam di omelin " sambung Gunawan.

Melihat sikap orangtuanya Brian hanya tersenyum.

" kk Brian udah makan ? " tanya Vee

" udah kok, tadi aku makan bareng Restu dan Nathan habis pulang meeting " jawab Brian

Saat setelah membersihkan kan tumbuhnya, Brian kembali menemui Gunawan dan Anita di ruang keluarga sedangkan Vee sedang membereskan kamarnya

" Brian sebenarnya maksud mama sama papa datang kesini ada yang ingin kami katakan " ucap Gunawan dengan melirik kearah Anita

" apa itu pa " tanya Brian tanpa ragu

" sebenarnya kami sudah menginginkan kehadiran seorang cucu " jawab Anita

Brian terdiam dengan wajahnya yang dingin, ia memikirkan jawaban dari ibunya bagaimana ia akan menyampaikan nya pada Vee nanti. Dan sesungguhnya hati kecilnya pun sudah sangat menginginkan kehadiran seorang bayi untuk penerusnya tapi kembali mengingat umur Vee yang masih muda, ia harus menutup keinginan nya itu.

Brian sudah kembali kekamarnya, melihat Vee yang sedang duduk di depan cermin

" aku kira kamu udah tidur " ucap Brian namun tak dapat jawaban dari istri nya itu

" kamu kenapa ? " tanya Brian yang ikut duduk di pinggiran kasur, Vee menoleh kearah Brian dengan tatapan sendu

" kamu kenapa ? " tanya Brian lagi

" aku nggak sengaja dengar obrolan kamu sama mama papa " jawab Vee.

Vee sudah mendengar percakapan antara orang tua dan anaknya.

" hei..... kamu jangan terlalu mikirin permintaan mama " balas Brian sambil menarik Vee kedalaman pelukannya

" aku ngeliat banyak banget harapan mama untuk punya cucu " ucap Vee lagi

" aku nggak akan memaksa kamu kalo kamu belom siap " ucap Brian yang meyakinkan nya

" udah.... nanti biar aku yang jelasin lagi sama mama " sambung Brian dengan membelai lembut rambut panjang Vee.

" sekarang kita istirahat udah malem " ajak Brian, lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur diiringi oleh Vee.

Vee sudah memejamkan matanya, namun sebenarnya dia belum tidur sedangkan Brian dia masih terjaga memikirkan permintaan kedua orang tuanya, namun ia pun tak bisa memaksakan kehendak nya pada Vee.

Brian kembali beranjak dari tempat tidur, lalu berdiri di balkon kamarnya, perlahan Vee membuka matanya dan tertuju pada satu orang yang sedang berdiri di balkon.

" aku tau sebenarnya bukan hanya mama dan papa yang mengharapkan kehadiran seorang bayi, dia juga tapi aku belom siap karena aku merasa kalo aku belum mampu untuk menjadi seorang ibu " gumam Vee dalam hati dan terus menatap kearah Brian.

" maafin aku ya kk... karena belom bisa mengabulkan permintaan kalian "

Keesokan harinya, setelah sarapan Gunawan dan Anita kembali kerumah mereka dan seperti biasa Brian juga sudah berangkat ke kantor, tinggal Vee yang bersiap untuk berangkat ke kampus.

#Kantor

Brian sudah berada di ruangannya menghadapi tumpukan kertas yang berada di atas mejanya, namun matanya hanya tertuju pada sebuah bingkai foto. Sampai ia tak menyadari bahwa Nathan sedang duduk tempat di depannya.

" Lo mikirin apaan " tanya Nathan dengan mengejutkan nya " emang nggak puas setiap hari udah ketemu dirumah, di sini juga melototin foto Vee terus " sambung nya.

" gue lagi mikirin permintaan orang tua gue " jawab Brian dengan megusap wajahnya

" apa ? " tanya Nathan

" mereka pengen cucu " jawab Brian singkat

" wajar dong kalo mereka pengen cucu, Lo sama Vee juga udah nikah " balas Nathan

" tapi, yang jadi masalah itu Vee nya belom siap " ucap Brian lagi.

Tak lama Restu pun datang, dengan membawa dua map biru.

" ini harus Lo tanda tangani " ucap Restu dengan menyodorkan map itu kehadapan Brian, namun tak mendapat respon dari bos nya itu.

" Lo kenapa.... kusut amat " tanya Restu

" Bos kita ini, di tuntut supaya cepet dapet momongan " jawab Nathan

" ya bagus dong..... lagian Lo si, cewek cantik kayak Vee di anggurin " balas Restu yang langsung mendapat tatapan dingin oleh Brian

" sorry ni ya, gue ngomong fakta kalo Vee emang beneran cantik bahkan mungkin cewek paling cantik yang pernah gue temuin " ucap Restu lagi, namun dapat lemparan buku oleh Brian " sialan Lo " ucapnya kesakitan

" gue udah pernah bilang, gue nggak akan lakuin itu tanpa sepertujuan Vee " balas Brian

" sampe kapan..... ? " tanya Restu lagi dan berhasil membuat Brian tak berkutik

" eh dengerin gue ya, Vee itu istri Lo dia itu harus nurut sama Lo kalo dia mau jadi istri yang baik, bukan malah sebaliknya " sambung Restu lagi

" kali ini gue setuju sama pendapat nya Restu, bukannya apa-apa ni ya, mereka yang di luaran sana pasti anggapnya kalo Vee itu masih ABG, apa lagi di kampus nya bisa aja dia bakalan jadi primadona pasti banyak cowok yang bakalan deketin dia dan Lo nggak mau itu terjadilah???? " sambung Nathan

" terus gue harus gimana ? " tanya Brian lagi

" gue fikir IQ Lo yang di atas rata-rata itu bisa menyelesaikan masalah gampang kayak gini tapi ternyata gue salah " ejek Restu

" Lah terus.... " tanya Brian bingung

" eh lama-lama gue jitak juga Lo pak bos " balas Restu dengan kesal " ya Lo tidurin istri Lo " sambung Restu dengan tegas dan berhasil membuat Nathan tertawa terbahak.

" caranya ? " tanya Brian dengan semakin bingung

" astaga pak bos... ternyata urusan yang kayak beginian Lo lebih goblok dari pada gue " ucap Restu mengusap wajahnya

" eh.... Lo fikir Brian ini kayak Lo, apa Lo masih inget akibat kecerobohan Lo di masa lalu Lo udah hampir hamilin anak orang tau nggak " celetuk Nathan, membuat Restu cengengesan

" semua keputusan ada di tangan Lo " ucap Nathan lalu beranjak pergi diiringi oleh Restu.