webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · 若者
レビュー数が足りません
167 Chs

Eps.51

Shea sudah berada di koridor rumah sakit, lalu bertanya pada receptionis kamar rawat Shalu Alexander yang baru saja melahirkan bayi kembar, setelah mendapatkan informasi dengan langkah cepat Shea menuju kamar tempat Shalu dirawat, tanpa mengetuk pintu lagi Shea langsung masuk dan menghambur ke pelukan Shalu yang masih terbaring di atas ranjang, tanpa menghiraukan orang-orang di sekitar yang terlonjak kaget

" mommy nggak apa-apa kan? " Shea sudah menangis sesenggukan

" mommy nggak apa-apa sayang, mommy baik-baik aja " Shalu membelai rambut Shea yang sudah sedikit panjang " kamu nggak malu tuh nangis di liatin sama Papi, Oma, Opa kan udah jadi kakak " ucap Shalu lagi sambil mengarahkan pandangannya

Shea mengurai pelukannya lalu melihat Anita dan Gunawan sedang menggendong bayi mungil yang berjenis laki-laki dan wanita, ia melangkah mendekati mereka

" hei baby boy and baby girl " mata Shea sudah berbinar melihat bayi-bayi mungil itu mengelus pipi lembut mereka secara bergantian lalu beralih mengecup kening mereka

" sekarang keluarga kita semakin lengkap " ucap Gunawan, mereka semua tersenyum

" Shea..... kamu bolos ya? " tanya Shalu

" tadi waktu papi ngasih tau mommy mau lahiran, aku langsung tancap gas tapi karena ada masalah dikit di kampus jadi telat " Jawab Shea yang masih sibuk mengelus adik-adiknya secara bergantian

" terimakasih sayang, selalu menghadirkan kebahagiaan " ucap Brian yang duduk disamping Shalu, membelai lembut wajah Shalu yang masih sedikit pucat

Brian dan Shalu melihat binar bahagia di wajah Shea, Anita, dan Gunawan yang sedang asik menimang bayi kembar itu.

" jadi nama apa yang akan kamu berikan pada kedua adik kamu? " tanya Gunawan

" Sean Alexander dan Sharen Alexander " jawab Shea dengan senyum lebar

" wah.... jadi Tree S " ucap Anita, mereka semua mengangguk setuju atas nama yang di berikan oleh Shea.

Brian beranjak dari duduknya, berjalan ke arah Shea lalu memeluk putri sulung nya dengan erat sesekali ia mengecup puncak kepala Shea penuh kasih sayang.

" oh ya, nanti jam dua aku kekampus lagi Pi " ucap Shea

" mau sekalian sama Papi? "

" nggak usah, aku bawa mobil lagian sore nya aku mau kerumah Janet ketemu sama temen-temen lama " mata Shea masih fokus pada iPad di tangan nya

Mendengar itu, membuat Brian dan Shalu saling melirik seakan ada yang di sembunyikan dari mereka berdua

" pulang nya jangan larut malam ya sayang... karena kemungkinan mommy belum pulang kerumah hari ini " ucap Shalu

" siap bos..... pokoknya nanti jam 9 malam, aku udah di rumah dan nggak akan buat mommy hawatir " balas Shea dengan senyum manisnya

Shea kembali menghampiri adik kembarnya yang sudah berada di dalam box bayi, karena Anita dan Gunawan sedang di caffe di depan rumah sakit untuk makan siang

" kak Shea kuliah dulu ya sayang..... kak Shea udah siapin kamar buat kalian berdua tepat di sebelah kamar kak Shea " ucap Shea lalu mengusap lembut pipi adik kembarnya

" aku berangkat dulu ya.... " Shea mencium punggung tangan Brian dan Shalu secara bergantian sebelum keluar dari kamar rawat.

" aku hawatir mas.... " gumam Shalu

" apa yang kamu hawatir kan? semuanya akan baik-baik saja " Brian mencoba menenangkan rasa takut Shalu selama ini.

*****

Sesampainya Shea di kampus, ia kembali bertemu dengan Aleena dan teman-teman nya

" hai ketemu lagi " sapa Sarah dengan sok akrab, Shea hanya memutar bola matanya dengan malas

" mau apa lagi " Shea tak ingin basa-basi

" ternyata Lo galak juga ya " ucap Dewi yang sudah berpangku tangan dengan angkuh

" males gue ngeladenin ondel-ondel kayak kalian bertiga " balas Shea dengan santai tak merasa takut sedikitpun

" apa Lo bilang? " Aleena mulai geram

" iya, muka kalian itu kayak ondel-ondel... coba deh kalian ngaca, kalian nggak malu datang kekampus dengan make-up tebal kayak gitu " kali ini Shea yang berpangku tangan namun masih terlihat santai di bandingkan tiga wanita yang berada di hadapan nya sudah mulai berasap seperti ingin meledak

hahahahahahahah!!!!!

Mereka berempat terkejut mendengar seorang wanita yang menertawakan ucapan yang Shea lontarkan kepada Aleena dan teman-teman nya

" Lo bener She... ternyata mata Lo tajem juga ya.... " Janet sampai menahan perutnya sakit karena tertawa, Shea hanya tersenyum sinis

" awas ya Lo berdua.... " Aleena menghentak kan kakinya karena kesal lalu pergi, di susul pula oleh Dewi dan Sarah yang selalu setia mengekor di belakang Aleena

" sumpah.... gue nggak nyangka nyali Lo gede juga.... " ucap Janet dengan sisa tawanya

" oh ya nih tugas Lo... gue udah merangkum semua nya jadi Lo tinggal pindahin ke buku tugas Lo..... " ucap Janet yang menyodorkan buku pada Shea

" ya ampun thanks ya.... Lo baik banget " ucap Shea dengan tersenyum sambil merangkul sahabat nya itu

" tapi Lo harus inget ini nggak gratis.... " raut wajah Shea berubah jadi kesal

" pasti ujung-ujungnya minta di traktir lagi " gerutu Shea

" yes beb.... " Janet memainkan kedua alisnya dengan tersenyum jahil

" huh.... " Shea menghela nafas lelah, lalu mereka berjalan menuju kantin bersama

****

" Lo mau pesen apa? " tanya Shea, mereka sudah duduk di kursi paling pojok di kantin

" gue mau bakso aja, tanpa sayur sama jus jeruk " jawab Janet dengan membolak balik buku menu di atas meja

" tunggu bentar biar gue yang pesen " ucap Shea yang sudah beranjak dari kursinya menuju kedai

" buk, bakso nya dua yah satu pakek sayur dan yang satu nya enggak sama es jeruk dua " ucap Shea kepada ibu pemilik kedai bakso, lalu kembali menghampiri Janet dan duduk berhadapan dengannya.

" Lo tadi kemana sih, buru-buru banget... untung aja tu dosen killer nggak masuk jadi gue nggak harus berhadapan sama dia " ucap Janet

" gue ke rumah sakit " jawab Shea singkat, Janet yang tadi bersandar santai di kursi, langsung duduk tegap

" She.... Lo nggak sakit lagi kan? " raut wajah Janet menegang

" Lo apaan sih... Alhamdulillah gue udah sehat... muka Lo jelek banget tegang gitu " ledek Shea dengan tertawa

" gue serius She.... " Janet masih tak puas

" gue dua rius malah " Shea mengacungkan jarinya membentuk huruf V

" terus Lo ngapain kerumah sakit? "

" nyokap gue lahiran... dan gue sekarang udh jadi kakak dari adik kembar gue " jawab Shea dengan bangga

" wah selamat ya She.... ya ampun pasti seneng deh punya adik bayi.... " balas Janet dengan haru

percakapan mereka terhenti saat ibu-ibu mengantar kan pesanan Shea

" makasih ya buk " ucap Shea dengan sopan

" sama-sama neng geulis " balas ibu itu yang tak kalah ramahnya, lalu berlalu pergi.

kedua gadis itu menyantap bakso di hadapan mereka dengan nikmat, tiba-tiba mata Janet menangkap pada sosok pria tampan yang baru saja masuk kekantin bahkan bakso yang tadi nya akan masuk kedalam mulutnya kembali ke mangkuk seakan takut untuk di telan Janet

" Jan..... Lo liat apaan sih? " tanya Shea namun tak di hiraukan oleh Janet, matanya terus menatap pria yang duduk di belakang Shea jarak mereka hanya terhalang tiga meja

" woy.... " Shea menepuk kening Janet dengan tangan nya untuk menyadarkan sahabat nya itu

" aw sakit She... " Janet mengusap kening

" lagian Lo ngelamun aja... "

" itu di belakang Lo " tunjuk Janet sambil berbisik, Shea pun mengiringi jari tunjuk Janet, ia menghadap kebelakang dan melihat sosok Alvarez yang fokus pada laptop nya di temani dengan segelas capuccino.

Tak lama kemudian, Aleena dan dua temannya datang menghampiri Alvarez dengan centil pemandangan itu justru membuat Shea dan Janet merasa jijik.

" Rez, Lo mau makan apa? biar gue pesen " tanya Aleena dengan senyum yang di buat semanis mungkin

" nggak usah " jawabnya singkat

" atau gue ambil cemilan aja ya? "

" nggak... " Alvarez masih fokus pada layar laptop di hadapan nya tak mempedulikan godaan di sampingnya

" kalo gitu gue temenin aja ya " Aleena semakin mendekat kan tubuhnya pada Alvarez

" gila..... tu dedemit agresif banget " bisik Janet, sedang kan Shea hanya diam kemudian kembali mengalihkan pandangannya pada mangkuk bakso di hadapannya, dan entah kenapa mangkuk bakso itu lebih nikmat di pandang dari pada wajah datar Alvarez

Sadar ada orang yang memperhatikan dirinya, Aleena menangkap sepasang mata di hadapannya dengan wajah sinis

" ngapain sih tu dua cewek udik disini... merusak pemandangan aja " gerutu Aleena,

Mendengar ucapan itu Alvarez sedikit melirik kedepan, ia melihat wajah Janet yang sinis menatap wajah Aleena, lalu satu gadis lagi namun ia tak bisa melihat wajahnya karena duduk berhadapan dengan Janet, Alvarez hanya melihat punggung nya dari belakang.