webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · 若者
レビュー数が足りません
167 Chs

Eps. 102

" dia harus tahu semua kebenaran nya!!!!!! " balas Mariam yang tak ingin terbantahkan

" kebenaran apa Oma? " Shea sudah tidak tahan lagi

" hentikan!!!!! apa kalian semua tidak malu, ini rumah sakit!!!!! " bentak Lukas yang baru saja tiba dan beberapa dokter lainnya

" apa kalian semua menyembunyikan kebenaran ini dari Shea?????? " tanya Lukas setelah melihat raut wajah wanita tua itu dengan penuh emosi

" kebenaran? kebenaran apa yang Lo maksud? " tanya Shea

" kebenaran, bahwa Yesaya yang sudah mendonorkan jantungnya untuk Alvarez... agar Alvarez tetap hidup dan itu semua demi Lo " jawab seorang laki-laki yang baru saja tiba dengan memakai pakaian serba hitam.

Shea merasa sekujur tubuhnya melemas, dan lagi-lagi Brian berhasil menangkap tubuh mungil putri nya itu, pandangan mata Shea kosong.

" Shea... " ucap Brian sembari menyibakkan rambut panjang Shea kebelakang, namun Shea masih tak bergeming tubuhnya terasa dingin

" tapi ini bukan salah Shea Oma... " ucap laki-laki itu dengan lemah kepada Mariam yang masih terlihat dengan penuh emosi

" tidak ada satupun orang yang meminta supaya Yesaya mendonorkan jantungnya untuk Alvarez.... Yesaya melakukan nya atas kemauan nya sendiri dan itu tulus " ucapannya lagi.

" Diam kamu Morgan!!!!!! saya berhak marah karena Yesaya cucu saya.... kamu bukan siapa-siapa di keluarga Wijaya!!!!! "

" tapi dia anakku ma...." sambung Bella dengan lirih, semua mata kini tertuju pada Bella yang sudah berderai air mata

" aku akan kembali mengingat kan jika mama lupa.... Mama yang sudah menghancurkan kehidupan anakku, mama yang sudah memisahkan anakku dengan kekasih nya, mama yang sudah membuat hidup anakku berantakan " ucap Bella dengan tajam, bola mata Mariam membulat mendengar penuturan mantan menantunya itu

" mama yang sudah menyabotase semua jalan Yesaya untuk tetap bisa berhubungan dengan kekasih nya yang berada di negara berbeda dengan dirinya.... mama yang sudah membuat kekasih nya membenci dirinya!!!!!! hingga pada dititik terendah anakku pun, mama masih saja memaksa nya untuk menebus kesalahan yang bukan sama sekali dia lakukan!!!!!! Yesaya hanya mencintai Shea... bahkan sampai dia matipun, Yesaya tetap mencintai Shea.... dan pada akhirnya Yesaya lebih memilih mengambil keputusan terbesar ini.... karena sekali lagi, dengan berada di dalam tubuh Alvarez, Yesaya bisa menebus kesalahan yang tidak pernah dia lakukan dan itu semua agar dunia Shea tidak kembali hancur, agar Shea tidak kembali merasakan kehilangan orang yang dia cintai " ucap Bella dengan lantang

Seketika tangis Shea pecah, hatinya terasa sakit mendengar semua kebenaran yang selama ini dirinya tidak tahu

" jadi ini alasan kenapa Yesaya nggak pernah ngehubungin aku, itu semua karena omanya.... jadi ini kenapa Yesaya bisa sama Valentine..... maafin aku yang nggak pernah percaya sama semua alasan kamu Yes.... " batin Shea

" dan atas kepergian Yesaya, aku adalah orang yang paling hancur!!!!!! anak yang aku kandung, aku lahirkan, Aku rawat dan aku besarkan harus menanggung kekejaman neneknya!!!!! " ucap Bella yang kembali menggebu-gebu, Morgan langsung memeluk sang ibu yang sudah bergetar karena sudah meluapkan semua emosi yang ia pendam bertahun-tahun.

Mariam terduduk lemas, mencerna semua kata demi kata yang dilontarkan oleh mantan menantunya itu, Mariam pun tak bisa membendungnya air matanya lagi, ia menangis dengan penuh penyesalan yang menari-nari di hatinya, perlahan Bella berjalan mendekati mantan ibu mertuanya, kemudian duduk tepat di samping wanita tua itu.

" maafkan mama Bella..... maafkan mama " ucap Mariam lirih, tanpa berfikir panjang Bella langsung memeluk Mariam dan mengusap lembut pundaknya.

********

Shea sudah berada di dalam ruang rawat Alvarez, ia menatap lekat wajah Alvarez yang masih terlihat sangat pucat dengan mata yang masih terpejam rapat. Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, Shea kembali berusaha berdamai dengan sang waktu dan keadaan.

Tangan Shea bergetar saat hendak menyentuh dada bidang Alvarez, karena didalam tubuh Alvarez kini ada jantung Yesaya, dengan sekuat tenaga Shea menahan agar tangisnya tak pecah. Namun niatnya ia urungkan karena tak sanggup, Shea memilih merebahkan kepalanya di atas punggung tangan Alvarez dan menumpahkan segala tangisnya dalam diam. Dari balik pintu, Lukas bisa melihat tubuh Shea yang bergetar karena menangis.

" gue tau, ini semua pasti sulit untuk Lo jalanin, tapi ini lah takdir tuhan yang harus Lo laluin " gumam Lukas

Flashback On

Yesaya langsung datang menemui Lukas di ruang kerjanya, setalah melihat Haidar keluar dari ruangan itu.

" gue siap mendonorkan jantung gue untuk Alvarez " ucap Yesaya tanpa ragu, dirinya sudah duduk di hadapan Lukas yang sedang berkutat pada keyboard laptop nya

" tapi Lo harus minta persetujuan dari keluarga Lo, karena ini juga menyangkut kehidupan Lo "

" gue nggak perlu meminta persetujuan siapapun... karena kehidupan gue hanya Shea.... gue nggak mau Shea kembali menderita karena harus kehilangan laki-laki yang sangat dicintai nya "

" Yesaya, ini adalah masalah serius dan apa Lo udah yakin? "

" gue yakin.... karena semua demi kebahagiaan Shea dan sekaligus untuk menebus semua rasa bersalah gue sama dia dulu, dan sekarang Alvarez adalah dunia dan cintanya Shea, gue nggak mau Shea kehilangan cinta dan dunianya "

Lukas terdiam mendengar penuturan Yesaya yang sama sekali tidak merasa ada keraguan bahkan ketakutan, dari sudut pandang nya Yesaya juga sangat begitu mencintai Shea sama seperti Alvarez.

" tapi Lo harus menjalani pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan apakah jantung Lo itu cocok atau nggak untuk Alvarez " ujar Lukas

" gue siap " balas Yesaya dengan penuh keyakinan.

flashback off

Shea langsung mengangkat kepalanya saat merasakan pergerakan dari jari jemari Alvarez, perlahan tapi pasti mata yang sudah lama tertutup itu akhirnya membuka

******

" Dan, ayo kita pulang bentar lagi udah mau hujan " ajak Janet, yang mencoba membujuk sang kakak agar beranjak dari pusaran terakhir sahabat nya

" Lo pulang aja duluan, gue masih mau disini " balas Daniel dengan suara lemah

" Lo jangan kayak gini dong.... disana Yesaya pasti sedih, jangan buat pengorbanan Yesaya terbuang sia-sia " ujar Janet.

Daniel kembali menetes kan air mata nya yang sudah sejak kemarin ia tahan apa lagi saat mengingat Yesaya yang masuk kedalam ruang operasi dengan tersenyum manis seakan tak ada beban sama sekali dalam dirinya.

********

" Alvarez..... " ucap Shea dengan lembut

Shea tak dapat menyembunyikan rasa sedih dan bahagia nya, Alvarez kini sudah sadar dan dapat melihat orang-orang yang berada di sekitarnya.Di pandangi nya mereka satu persatu, seutas senyum terpancar dari wajah yang masih pucat itu

" pa-pa..... she-a..... " ucap Alvarez dengan lemah

" kamu jangan terlalu banyak bicara dulu nak.... " balas Haidar setelah dirinya mengecup puncak kepala sang anak

" Lo harus banyak istirahat Rez.... supaya Lo cepet pulih " sambung Lukas, Alvarez hanya mengedipkan kedua matanya pertanda dirinya menerima nasehat dari sahabat yang merangkap jadi dokter pribadinya itu lalu Alvarez kembali memandang wajah sendu wanita yang sangat di cintai nya itu.