webnovel

Chapter 65 Tiger Meet Cat

"Uhuk.... Cough... Soal...." Noah tampak berdiri dan menatap Leo yang membuang bungkus putih tadi di sampah.

"Beberapa obat seperti ini dapat di jual sebagai overdosis, sekarang dia benar benar memberikan bukti kejahatannya padaku, ini tidak bisa di maafkan... Tapi memang benar dia [oliver] benar benar detektif pemecah masalah tercepat" Kata Leo dengan masih kesal.

Sementara noah hanya diam. Lalu berkata sesuatu. "Aku akan mencari cara membebaskan mu" Ia menatap lalu berjalan pergi. Leo masih kesal , ia menatap ponselnya dan menghubungi Tuan Mandara.

Untungnya Tuan Mandara langsung mengangkat. "Ada apa Leo?"

"Aku akan kesana membawa parang untukmu" Kata Leo dengan senyum licik dan haus darahnya.

Sebelumnya, sebuah masa lalu terlintas. Saat itu Leo ada di bar. Dia terdiam memikirkan suatu masalah.

"(Apa yang harus kulakukan, setiap aku mengambil langkah bisnis.... Ada saja masalahnya.... Hukum pun dengan berlagak turun untuk menangkap ku, mereka hanya akan menyerah, tapi aku tak suka di antara mereka yang keras kepala dan terus mengganggu ku....)" Pikir nya dengan serius.

Lalu Noah datang membuka ruangan pribadinya itu sambil mengatakan sesuatu.

"Leo... Orang itu ingin bertemu denganmu" Kata Noah.

". . . Bawa masuk saja" Leo membalas lalu seorang pria masuk memakai pakaian formal berdiri di depannya agak jauh menatap datar dan serius pada Leo yang hanya diam dan mengebul rokoknya.

Mendadak pria itu mengeluarkan pistol tembakan dan di arahkan nya ke Leo yang hanya terdiam tak menunjukkan wajah apapun.

"Wah... Jauh jauh datang dari korea hanya untuk ke jepang ini, kau menodongkan itu begitu saja apa kau langsung minggat ke korea setelah ini" Tatap sombong Leo.

"Kriminal kejahatan mu sudah banyak Leo, kau harus aku tahan" Kata pria itu yang rupanya adalah Oliver. Dia adalah seorang polisi penyamar hebat dalam segala kasus dan yang belum Leo tahu saat itu adalah, Oliver adalah kakak Caise. Karena ini sedang pengingatan masa lalu sebelum Leo mengenal Caise.

"Hmp...Tangkap saja aku....Mungkin satu menit saja aku tidak akan di sana karena aku bisa bebas" Leo mengatakannya dengan tatapan tak peduli.

Oliver terdiam menoleh ke Noah yang berdiri di belakangnya layaknya seorang penjaga.

"Apa kau mau menolong orang jahat ini Tuan Noah. Yang dia lakukan salah dan kau malah membantunya sebagai pengacara" Kata Oliver.

". . . Aku tidak membantunya" Noah menyela. "Tangkap saja jika kau mau, aku hanya diam, dia sendiri bisa membebaskan dirinya sendiri" Dia menambah lalu berjalan pergi meninggalkan mereka di ruangan nya itu.

"Apa maksudmu?!!!!" Oliver berteriak.

"Dia memang bukan apa apa, hanya sebatas pengacara untukku bukan, lalu kau ingin apa? Ingin tahu apa? Tak masalah untuk yang kumiliki saat ini. Di dunia bebas ini, uang adalah segalanya. Hukum dan peraturan bisa putus hanya karena tatapan uang" Kata Leo yang menatap seringai pada Oliver.

"Aku akan mengungkap mu sehingga tak ada apapun bisa membebaskan mu lagi termasuk uang"

"Silahkan saja, siapa yang melanggar mu" Leo menatap lalu dia berjalan pergi. Oliver menjadi mengepal tangan kesal padanya. Hingga saat itu selama 10 tahun dia terus mencari cara untuk menangkap Leo membuat Leo kesal. Dan begitulah cara Leo kesal padanya dan Oliver adalah pria keras kepala.

---

Saat ini, Oliver tampak kesal sambil berjalan pergi. "(Cih, sungguh sangat susah.... Aku jauh jauh datang kemari hanya untuk mengungkapkan kriminalitas itu, lihat saja, jika aku dapat informasi lebih, aku pasti akan menangkap mu)" Ia tampak kesal. Tapi ia berhenti berjalan ketika mengingat sesuatu. Yakni Caise. "(Caise....)" Dia langsung senang. "(Aku hampir melupakan gadis kecil pembantu ku... Aku harus menemuinya... Semoga saja dia senang melihat ku)" Dia akan berjalan ke apartemen Caise untuk bertemu setelah sekian tahun tidak bersama.

Sementara itu, Caise juga mengingat Oliver secara kebetulan. "(Haiz... Aku takut kakak akan kembali untuk menjatuhkan Mas Leo.... Tapi aku juga ingin bahwa Kakak bisa bertemu dengan ku, aku sangat merindukan kakak, tapi mau bagaimana lagi..... Aku juga tak tahu harus menilai kakak Tokoh jahat atau baik)" Ia terdiam khawatir.

Tapi kebetulan ada yang mengetuk pintu apartemen Caise yang langsung menatap ke arah pintu.

Lalu caise membukanya. Siapa sangka, itu adalah Oliver.

"Caise!!" Oliver menatap senang.

"(Apa.... Apa yang baru saja aku pikirkan, aku mimpi apa tadi.... Kenapa aku bisa bertemu dengan nya, astaga, aku sangat senang!!) . . Kakak" Caise terkejut senang sekaligus tak percaya.

"Caise...Lama tidk bertemu, aku benar benar kangen padamu" Oliver tanpa basa basi langsung memeluknya.

"Ah...." Caise terkejut. Tapi ia harus menerima itu. "A...a... Aku juga sangat rindu pada kakak, mau masuk dulu?" Tatap Caise lalu Oliver mengangguk dan ikut masuk.

"Kakak, bagaimana kakak bisa sampai di sini?" Caise menatap.

"Yeah, kamu tahulah, hanya beberapa hal saja.... Maaf ya, sudah meninggalkan mu sangat lama.... Kau bahkan sudah tumbuh sangat cantik sekarang" Oliver menatap, dia juga teralihkan pandangan nya ketika melihat kucing kucing Caise.

"Caise.... Kau benar benar memelihara kucing ketika tidak ada aku....?"

"Ah.... Hehe.... Yeah, mereka hanya sebagai teman ku...." Balas Caise sambil membuat Teh di dapur.

Oliver yang mendengar itu menjadi terdiam bersalah. "Caise... Aku benar benar minta maaf, kau pasti kesepian tanpa ada orang... Sepertinya aku terlalu berlebihan dalam pekerjaan ku...." Tatap Oliver.

Di saat itu juga, Caise terpikirkan ide. "(Ah, aku punya ide.... Aku akan membuat Kak Oliver melupakan pekerjaan nya yang berupa memburu Mas Leo.... Aku harus berusaha melakukan nya.... Aku juga tak ingin Mas Leo di gitukan) Iya.... Itu benar sekali..." Balas Caise membuat Oliver terdiam.

"Aku benar benar kesepian, ini semua juga karena kakak sendiri.... Aku benar benar takut bergaul dengan banyak orang dan di sini, hanya kakak yang aku percayai... Tapi kakak malah pergi.... Ini semua salah kakak..." Caise pura pura mengambek membuat Oliver terdiam bersalah.

"Caise... Maafkan aku, ini mungkin karena pekerjaan ku.... Apa yang harus ku lakukan supaya kamu memaafkan aku?" Oliver menatap.

"(Nah, ini dia...) Aku ingin meminta beberapa petunjuk dari Kakak.... Salah satunya aku ingin bertanya sesuatu..." Tatap Caise.

"Apa itu?"

"Aku ingin tahu, apakah kakak menganggap ku sebagai adik? Apa kita punya hubungan darah?" Caise menatap.

". . . Tentu saja kita kakak adik... Hanya saja, aku hanya orang yang merawat mu hingga kau remaja dan meninggalkan mu karena pekerjaan"

". . . Jika aku bukan ikatan darah dari kakak, kenapa kakak masih menganggap ku adik.... (Bahkan aku tercantum di bagian ikatan kekeluargaan polisi itu, sudah jelas saat itu aku hanya membantunya, kenapa dia mengaku aku adalah adik nya...)"

"Jadi, kamu tak mau aku anggap adik?" Oliver menatap.

"Boleh boleh saja, tapi aku akan mengatakan permintaan ku.... Aku tak mau kakak menjalani tugas sampai lama sekali, jika tak bisa melakukan nya, ya jangan dilakukan" Kata Caise.

". . . Tapi.... (Aku tetap harus membuat Leo masuk penjara....)" Oliver bimbang, tapi ketika ia melihat wajah Caise, ia menjadi terkejut diam dan menelan ludah.