webnovel

Chapter 40 Tiger Meet Cat

Caise kembali ke apartemen nya. Kucing kucing nya menyapa nya dengan memelas meminta makan.

"Maafkan aku..." Dia mengambil makanan kucing dan mulai memberikan mereka makanan.

Tapi ada yang mengetuk pintu membuat Caise menoleh dengan bingung. Ia lalu membuka pintu dan siapa sangka, mendadak saja. Orang di depan pintu itu yang tidak diketahui jelas, dia mendorong mulut Caise dan langsung memutar mendekapnya.

"Ump!!!" Caise terkejut, tapi ia perlahan lemas dan menutup mata karena rupanya dia di bius. Sepertinya dia di culik.

Sementara itu, Leo keluar dari mobil itu dan langsung berjalan lergi meninggal kan tempat itu sambil menyalakan rokok nya. Tak peduli tubuhnya terluka sayatan bahkan lehernya sekalipun. Itu sama saja dia tersiksa oleh gadis bulan itu dan dia hanya terdiam.

Ketika terus berjalan buru buru, ponsel nya berbunyi membuat nya berhenti berjalan dan mengambil ponsel nya yang ada di sakunya tertulis dari Direktur Mandara.

Ia mengangkatnya dan yang bicara pertama adalah Direktur. "Leo... Kau mau Terima bukan, untuk mengambil barang itu?"

Leo menjadi mengepal tangan mendengar itu, lalu mengatakan sesuatu dengan rasa tertahan. "Apa kau, baru saja memanggil Luna, untuk mendapatkan ku... Apa kau tahu itu benar benar sialan...."

"Hahaha.... Apakah itu tidak bisa menghipnotis mu? Bukankah gadis bulan bisa menghipnotis pria matahari"

"Aku bukan matahari, aku harimau...."

"Oh, harimau.... (Rupanya memang benar, itu tidak mempan untuk nya....) Kalau begitu, harimau harus bisa mendapatkan kucing untuk kau lindungi kan" Kata Tuan Mandara.

"Apa maksud mu?" Leo meremas HP nya dengan tatapan kesal dan begitu tak sabar memukul.

"Aku masih heran, apa yang dimaksud bulan dan matahari di sini.... Apakah gadis bulan itu adalah seorang gadis yang gila atau apa.... Mungkin kau memang benar, mencari gadis waras di sini, memang nya apa susah nya melakukan perintah ku di sini... Ambil barang itu" Kata Tuan Mandara.

"Aku sudah bilang padamu bukan, aku sedang tidak mau... Jika kau mengatakan itu lagi aku akan-

"Aku memiliki sesuatu." Direktur menyela.

"Apa?" Lalu Direktur mengarahkan ponselnya ke seseorang.

"Bicaralah.. Cepat" Tatap nya dan rupanya itu adalah Caise yang terikat di depan.

"(Apa itu Mas Leo... Apa aku tadi di culik.... Aku terbangun begitu saja dan kepala ku pusing, sekarang dia mau aku bicara... Aku tidak mau mengkhawatirkannya) " Caise menggeleng tak mau bicara. Rupanya dia memang di culik Tuan Mandara. Dia juga tahu bahwa tidak mungkin Leo datang menyelamatkan nya karena Leo memiliki hubungan sendiri dengan gadis bulan, padahal kenyataan nya tidak begitu.

"Bicaralah!!" Tuan Mandara masih meminta.

Tapi Caise tetap terdiam tak mau membuka suara. "(Aku tak mau.... Aku tak mau.... Bukankah kau harus bersenang senang dengan gadis bulan... Peluklah dia sesuka mu.... Aku tak mau lagi.... Tidak mau...)" Caise menutup mata.

Tapi ia ingat pesan Noah yang tidak di tunjukan. "Sebenarnya, gadis bulan itu adalah gadis yang terlalu gila dan terobsesi pada luka Leo. Dia hanya menyukai Leo melalui luka, jadi dia tidak sepenuhnya bisa dikatakan mencintai Leo... Leo pun juga begitu, karena sebelumnya, Leo tak pernah menggunakan nada tertawa senang pada gadis bulan, hanya padamu lah dia bisa tertawa sungguh sangat ramah... Jika matahari menjadikan nya budak, maka harimau menjadikan nya pelindung. Penjaga lebih atas dari pada pelindung... Dan dia bertugas melindungi mu" Kata Noah yang teringat di benak Caise.

"(Dari awal aku bermimpi bahwa aku akan bertemu dengan nya, tapi.... Kenapa aku tidak bisa memprediksi yang ini... Bagaimana bisa caraku mengetahui apakah Mas Leo benar benar serius atau tidak... Dia bilang... Gadis bulan mati....)" Pikir Caise dengan khawatir.

"Aku bilang bicaralah!!!" Tuan Mandara berteriak marah dan langsung menampar Caise.

"Ah... " Caise menjadi kesakitan.

Mendengar itu langsung masuk ke telinga Leo. "(Apa itu tadi... Suaranya seperti)"

"Apa yang kau lakukan... Aku sudah bilang tidak mau.." Caise berteriak sambil menangis.

Seketika Leo jelas mendengar bahwa itu Caise. "Caise.... Itu kau... Caise!!!"

"Haha benar Leo... Ini gadis mu kah, seleramu benar benar berubah, memang benar sih kulitnya seperti keramik porselen yang berkilau tapi tubuhnya sama sekali tidak mencolok untuk kupu kupu malam" Kata Direktur.

"Beraninya kau... Dia bukan kupu kupu!!!!" Leo berteriak kesal.

"Kalau begitu datang dan ambilah dia, dia ada di persia bersama ku."

"Apa kau bilang?!... Persia?!"

"Ya... Sebelum nya kau harus menuruti kesepakatan kita... Ambilah barang itu dan serahkan padaku, jangan sampai di ambil orang lain" Direktur mengatakan nya dengan sombong hal itu membuat Leo mengepal kesal.

"Aku akan turuti... "

"Haha bagus"

"Tapi jika kau menyentuh gadisku se jari saja, atau apapun dia terluka aku akan membunuhmu, aku akan meneror semua yang ada didekat mu" Kata Leo dengan suara serius.

"Jangan khawatir, aku tunggu itu" Direktur membalas lalu menutup panggilan.

Leo menurun kan ponsel nya dari telinga nya, ia terdiam seketika memukul sebuah pohon besar di bukit itu.

"Sialan!! Ini semua ilusi yang tidak nyata!!!" Dia berteriak, lalu membalik badan dan menoleh di tempat mobil gadis bulan tadi yang rupanya tak ada apa apa.

Jadi, sebenarnya, itu adalah sebuah Ilusi mata. Gadis bulan telah mati.

"(Apa yang terjadi padaku.... Sadarlah....)" Ia memegang kepalanya dengan pusing.

Di sisi Caise mendadak batuk darah. "Cough!!"

Hal itu membuat Tuan Mandara menoleh. "Ada apa dengan mu?"

"Cough.... (Jantung ku)" Caise merasakan detak jantung nya semakin keras. Lalu ada yang berbisik di telinga dan jiwa batin nya.

"(Tidurlah.....)" Lalu bayangan muncul dimana wajah dari gadis bulan tak pernah di tunjukan. Gadis bulan hanyalah ilusi Leo ketika dia memiliki pemikiran kosong.

"(Apa jangan jangan... Ketika aku mengatakan kita berhenti saja.... Mas Leo memasang wajah kosong dan ilusi dari masa lalu menjadi masuk ke dalam telinga nya.... Ponsel yang berbunyi dari gadis bulan tak pernah menyala dan yang dia lihat di hadapan nya ketika dia berlutut adalah sebuah ilusi yang kosong)"

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Tuan Mandara mengangkat dagu Caise yang teraliri darah dari bibirnya.

"Mas Leo.... Gila..." Tatap Caise dengan tatapan kosong.

"Hmp.... Kau masih belum sadar, dia itu pria yang gila atas apa yang terjadi pada masa lalu cintanya... Gadis bulan menghantui pikiran nya, sehingga jika dia berpikir kosong maupun hampir putus asa menangis... Gadis bulan akan masuk ke dalam ilusi pikiran nya.... Begitulah cara kerja tato matahari yang di sebut tato kutukan.... Setiap kali gadis bulan datang dalam ilusinya.... Dia akan di koyak, di sobek kulitnya membuat gadis bulan berlumur darah Leo.... Dia tidak merasakan sakit karena itu memang ilusi" Kata Tuan Mandara.

Caise terdiam lalu ingat kalimat Noah. "Kesalahpahaman harus di selesaikan bukan di tinggalkan"

"(Jadi ini semua kesalahpahaman..... ) Tapi kamu yang memberitahu ku bahwa gadis bulan akan datang!!"

"Datang di ilusinya, aku sengaja memancing mu untuk membuat pikiran Leo kosong" Kata Tuan Mandara yang membuat Caise terpaku.

"(Aku salah.... Aku tak tahu kondisi Mas Leo yang sebenarnya.... Aku menghancurkan psikologisnya)"