webnovel

Chapter 17 Tiger Meet Cat

"(Jika di pikir pikir aku harus lebih tahu tentang Caise, makanan kesukaanya atau waktu yang dia suka)" Pikir Leo sambil berjalan di pinggir komplek yang sepi dengan plastik barang tadi di tangan nya.

"(Mulai dari dia suka pada susu putih, apa itu alasan nya kenapa dia memilih es krim vanila, seharusnya rasa lain kan bisa... Tapi dia lebih memilih vanila... Sudah jelas dia suka pada susu putih... Aku bisa memberikan nya untuk menjadi minuman kesukaan nya)" Pikirnya sekali lagi.

Tapi ponselnya berbunyi membuatnya harus mengangkat telepon sambil berjalan karena itu dari Noah.

"Leo... Kau masih di sana?! Aku ingin memberitahumu bahwa dokumen yang berisi tentang perusahaan Nona Walwes telah hilang, apa kau yang mengambilnya?"

"Apah.... Kau ini bagaimana!!!" Leo berteriak kesal membuat orang dari jauh mendengarnya.

"Aku terakhir kali meletakan nya di mejamu, kau pasti mengambilnya"

"Tidaklah bego... Aku tidak mengurusi dokumen seperti itu, kau yang seharusnya mengurusnya..."

"Kalau begitu kemari dan bantu aku cari"

"Tidak bisa, aku masih akan tetap disini... Ini juga kesalahanmu sendiri meletakan sembarangan. Awas saja jika tidak ketemu, kebangkrutan perusahaan wanita itu kau yang tanggung" Kata Leo.

"Hah... Apa... Leo... Hoi.. Leo.." Noah terkejut tapi Leo sudah mematikan telepon nya.

"(Cih orang itu, beruntung aku tidak mengayunkan kapak di wajahnya, jika aku membunuhnya juga bakal sia sia... Cih)" Leo kembali berjalan dengan kesal.

--

"Mas Leo?!" Caise membuka pintu ketika mendengar ketukan pintu dari Leo tadi.

"Aku membawakan yang terbaik untukmu" Leo menunjukan bingkisan tadi, di sana ada dua kotak susu dan camilan yang sering di beli Caise dan juga ada pembalut di sana.

"Te... Terima kasih silahkan masuk" Caise menerimanya lalu Leo berjalan masuk. Seketika kucing kucing Caise keluar menghampiri Leo.

"Woh... Haha.... Mereka benar benar menyukaiku" Kata Leo yang mulai bermain dengan mereka.

"Ya... (Eh ini)" Caise menemukan makanan dan minuman kesukaan nya di plastik itu.

"Em... Mas Leo... Apa kau yang membeli ini.. Untukku?"

"Oh, ya... Kasir itu yang memberi tahu ku, dia bilang dia teman dekatmu"

"(Naya?!) Apa... Apa yang kalian bicarakan selain ini?!"

"Tidak ada hanya mengobrol tentang kesukaan mu" Kata Leo.

"(Naya... Awas kau... Membuat Mas Leo penasaran denganku)" Caise kesal sendiri.

"Caise.." Panggil Leo lalu Caise menoleh.

"Kemarilah, aku ingin mencium bau mu" Leo menunjuk pangkuan nya sendiri. Dia duduk di bawah dengan menyilang kaki nya.

"Apa... Tidak... Aku... Aku" Caise menjadi malu.

"Kenapa...Apa kau takut padaku, atau malu padaku?" Leo melirik.

"Ti... Tidak... Baiklah..." Caise terpaksa dan duduk di pangkuan Leo yang duduk di bawah. Dia benar benar berwajah merah. "(Astaga, ini benar benar memalukan... Dia meminta ku duduk di pangkuannya, memang nya apa yang akan dia lakukan, kenapa aku begitu takut... Aku takut dia melakukan sesuatu yang tidak baik padaku)" Caise terdiam khawatir dengan gemetar ketakutan nya.

"Kau membersihkan tubuhmu dengan sangat teliti, apa kau semacam gadis baik" Bisik Leo yang memeluk Caise dari belakang dan seketika mencium leher Caise secara perlahan.

"[Uhk... Mas Leo... Jangan]" Caise menutup mulutnya sendiri dengan malu dan berwajah merah. Tapi di sini, Caise berpikir aneh. "(Mas Leo sedang mencium leherku, tapi tangan nya yang memeluk ku ini tak mau bergerak, bukankah seharusnya itu meraba tubuh ku dan buah dada ku... Tapi mungkin dia menahan nya)" Pikirnya.

Itu memang benar, Leo hanya fokus pada leher Caise dan tidak ada niatan menyentuh selain itu apalagi tubuh Caise yang lain.

Leo juga sedikit menggigit leher Caise dengan pelan.

"Akh...Mas Leo... Apa yang kau lakukan?" Caise menjadi bernapas panas karena lingkaran panas itu.

"Kau terlihat enak Caise, jadi aku bisa memakanmu kan" Leo menatap seketika mendorong Caise terbaring di lantai dan dia berada di atas Caise mencium beberapa kali lehernya.

"Uhk... Mas Leo... Hentikan ini, kau tidak bisa" Caise benar benar bernapas panas.

Di pandangan Leo, Caise terlihat begitu menawan. "(Sialan... Aku tak bisa menahan nya...)" Leo menahan sesuatu dengan menggigit bibirnya sendiri membuat Caise terdiam menatap itu.

"Mas Leo..." Caise mengangkat tangan nya memegang pipi Leo membut Leo membuka mata menatap nya.

"Mas Leo, apa yang terjadi padamu?" Caise menatap dengan tatapan kosong.

Leo terdiam menatap mata Caise, dia memegang tangan Caise yang masih di pipinya. "(Kenapa kau sangat mirip dengan nya... Ini membuat hati ku sakit...)" Leo memasang wajah sedih.

"(Kenapa Mas Leo berhenti, apa ada sesuatu... Dia seperti memikirkan sesuatu... Aku mungkin harus melakukan sesuatu agar dia tidak ragu)" Caise melingkarkan tangan nya leher Leo dan mengangkat tubuhnya seketika mencium bibir Leo membuat Leo membuka mata lebar.

Tapi tiba tiba saja, ponsel Leo berbunyi. "Cih...Sialan..." Dia kesal dan berhenti melakukanya, ia duduk masih di samping Caise, mengangkat ponselnya membuat Caise terduduk masih kaku. "[Mas Leo...Dia tadi mau apa?]"

"Hoi...Kenapa kau menghubungiku lagi?" Kata Leo sambil kesal berbicara dengan ponsel.

Caise perlahan akan berdiri dan akan pergi tapi Leo menarik tangan nya.

"Ah.." Caise terkejut ia jatuh di pangkuan Leo. Dia terduduk dengan tangan Leo memegang bahunya seperti menahan Caise agar tidak pergi kemana mana.

"Mas Leo?"

"Aku akan datang besok, kau bisa urus itu nanti" Leo masih bicara di ponsel tapi ia melirik ke Caise dan mendekat. "Jika kau pergi aku akan menerkammu..."

Hal itu membuat Caise terdiam kaku mendengar itu tadi. "(Astaga... Dia benar benar ingin melakukan sesuatu... Aku benar benar takut...)"

"Yah... Aku akan melakukan nya" Kata Leo lalu dia mengakhiri ponselnya dan melihat ke Caise yang masih terkaku di pangkuanya.

Lalu dia meletakan ponselnya di atas meja dan memeluk Caise.

"Mmm... Mas Leo?"

"Aku benar benar tak bisa melepasmu Caise...Aku ingin melakukan sesuatu denganmu, sesuatu yang sangat hangat dan nyaman"

"Apah.... (Tunggu, ini tidak seperti yang aku pikirkan bukan?!)" Caise terkejut dan segera beranjak.

"Caise...Apa kau baik baik saja?" Leo menatap bingung.

"Mas Leo...Kau itu yang harusnya aku tanyai baik baik saja....Apa kau sedang bercanda padaku aku masih SMA...Kenapa kau mencoba mengatakan itu padaku?" Caise menatap kesal.

Leo terdiam, ia masih bingung. "Apa yang kau maksudkan?"

"Yang aku maksudkan adalah kau tadi bilang ingin melakukan sesuatu" Caise menatap tajam.

Tiba tiba Leo menjadi terkejut sendiri. "[E.. Mungkin dia sedang salah paham... Apa dia mengira aku akan melakukan sesuatu seperti yang dilakukan pria brengsek di luar sana... Padahal aku mencoba bilang aku ingin melakukan pelukan setiap hari)" Rupanya pemikiran Leo lebih aman dari pada tebakan Caise.