webnovel

Chapter 18 Tiger Meet Cat

"Mas Leo..Apa kau mendekatiku hanya untuk melakukan itu?" Caise menatap sedih. Masih di situasi yang sama, situasi salah paham.

"Apa...Ti...Tidk maksudku...Aku tadi hanya ingin...Mandi denganmu.... Bukan, Ti..Tidk sah... Akhh.... Aku...Aku pergi saja..." Leo mengambil kemeja nya yang ia lepas tadi dan sekarang akan pergi tapi tiba tiba ia berhenti ketika Caise menahan tangan nya.

"Mas Leo...Jangan pergi" Dia meremas tangan Leo. Membuat Leo terdiam.

"Jangan menyesal mendekatiku... Aku tidak mau kau kecewa karena telah menyukaiku"

"Kecewa....Apa maksud mu...Caise?" Leo menatap bingung.

"Mas Noah yang mengatakanya, dia bilang jika aku tidak menuruti perkataanmu...Kau akan menyesal seumur hidup telah menyukaiku"

"[Si bangsat...Dia memperngaruhi Caise...Dia pikir aku bersikap idiot terus di depan Caise]" Leo menjadi mengepal tangan kesal pada Noah.

Caise yang melihat kepalan tangan itu pun menjadi terkaku. "[Oh tidak...Apa Mas Leo...Sekarang sudah kesal padaku...Dia akan menyesal]" Dia menutup mata ketakutan. Lalu Leo mengangkat tangan nya dan menyentuh pipi Caise yang terkejut.

"Mas Leo?" Dia menengadah menatap Leo yang menatap serius.

"[Tatapan itu....Aku tidak pernah melihatnya]" Caise terkejut dalam hatinya. Lalu Leo berbisik dengan menutup matanya.

"Aku akan pergi jika kau juga pergi dariku Caise, jangan takut akan hal lain yang membuatku meninggalkanmu...Jika kau memang tidak nyaman dengan ku aku juga akan pergi, Caise, jadi apa kau tidak nyaman denganku?"

". . . Ti...Tidak... Aku nyaman denganmu Mas Leo" Kata Caise.

"Baguslah, berjanjilah jangan membuatku menangis di tengah hujan"

"Mas Leo bisa menangis?"

"Haha aku hanya bercanda, aku tidak menangis Caise..." Leo membelai kepala Caise.

"Lalu, apa Mas Leo sekarang akan pergi?" Caise menatap kecewa.

"Kita akan bertemu lagi besok, aku harus mengurus sesuatu di sini, jadi jangan khawatir... Aku pergi dulu ya.." Leo mengecup kening Caise lalu berjalan pergi.

Caise terdiam dan tersenyum kecil. "[Hati hati di jalan]" Ia melambai, lalu ketika pintu tertutup, dia berwajah sangat merah.

"(Oh Astaga... Aku benar benar di buat salah tingkah olehnya... Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi ini benar benar menyenangkan, entah kenapa aku senang... Dan dia mengecup ku sebelum pergi, itu kedua kalinya dia melakukan nya... Uwuuu... Aku benar benar sangat malu... Aku bisa menilai nya sebagai pria yang baik hehe)"

-

Leo berjalan dan masuk ke dalam mobil. Ia berpikir dengan wajah seriusnya. Dia memikirkan perkataan Caise yang takut dirinya kecewa padanya.

"[Kenapa kau bisa bisanya mengatakan itu padaku, bukankah itu sama saja kau tidak yakin padaku]" Leo meremas kencang kemudinya, dia juga meletakan kepalanya di kemudi sambil menghela napas panjang, tapi tiba tiba di jalanan gelap itu ada sesuatu yang menghadang di jalan nya yang sepi. Ia berhenti dan melihat bahwa ada 2 orang membawa senjata. Sepertinya orang orang itu begitu berbahaya dan terlalu berani.

Mereka berdua berjalan mendekat ke pintu dan Leo membuka kaca mobilnya.

"Hoi... Kita begal... Cepat berikan apa yang kau punya.." Kata mereka sambil menodongkan senjatanya.

Leo terdiam lalu membuka pintu dan berjalan keluar.

"Hei orang ini, kenapa dia keluar...Mau mati...Cepat serang bersamaan" Mereka maju bersamaan.

Leo hanya menangkap kedua senjata mereka dan menariknya membuat mereka berdua tertarik bersamaaan dan Leo bisa memukul dan menendang mereka bersamaan.

"Uhk... Sial" Mereka terjatuh begitu saja.

"Hanya untuk membuang buang waktu, kalian benar benar tahu caranya melukai diri kalian sendiri" Tatap Leo dengan dingin sambil menyalakan rokok di depan mereka.

"Sialan...Memang nya siapa kau...Kau tidak tahu kami dari mana...Kami dari gang viper...Macam macam kau dengan kelompok kami" Teriak salah satu dari mereka. Tiba tiba Leo menarik kerah pria itu dan mendekat.

"Mana...Berikan padaku jika berani..Cepat...Jangan asal mulut saja, buktikan kalau kelompokmu kuat" Tatap Leo dengan tatapan yang terasa membunuh membuat pria itu gemetar mendengarnya lalu Leo melepasnya.

"Katakan ini pada atasan kalian, aku sedang butuh pertarungan, cari aku dan lawan aku sekaligus, aku tak takut sama sekali" Kata Leo dengan nada merendahkan mereka lalu ia membuang rokoknya dan masuk ke mobil meninggalkan mereka.

"Glup...Siapa orang itu?"

"Entahlah, tapi kita harus memberitahu bos soal ini, dia benar benar macam macam dengan kita"

Mereka berdua menerima tantangan Leo.

Sesampainya di rumah, Leo membuka pintu dan masuk ke ruangan bersuasana kantor pribadi, sepertinya dia bekerja sebagai sesuatu yang berhubungan dengan dokumen itu.

Ia melihat di atas meja ada dokumen milik Direktur Walwes.

"Kenapa ada disini....Bukankah aku sudah memberikanya tadi?" Leo menjadi bingung tak lama kemudian ponselnya berbunyi dan itu dari Direktur Walwes.

Ia lalu mengangkatnya.

"Halo Leo... Kau masih di rumah?" Suaranya seperti suara wanita, itu berarti Direktur Walwes

adalah seorang Nona Walwes.

"Ada apa?"

"Aku ingin bertemu denganmu, di bar mu seperti biasanya"

"Kau ingin apa lagi? Ingin aku mengambil uang orang orang yang telah berhutang?"

"Hahaha Tuan Leo Ini, kalau soal hutang pasti langsung di urus membuat korban membayar hutang dengan cepat apalagi bunga yang tidak akan pernah berhenti... Pekerjaan mu mungkin hanyalah mencekik orang untuk membayar hutang mereka padamu, tapi kau juga terlalu kasar untuk membunuh"

". . . Aku melakukan itu, karena sesuatu hal yang tidak bisa di sebut kesabaran, jadi jika Direktur Walwes ini membuat kesabaran ku habis, kau tahu apa yang akan terjadi" Kata Leo membuat Nona Walwes terdiam.

"Ha... Baiklah, aku ingin membahas soal penjualan berlian itu" Kata Direktur Walwes.

"Kau ingin apa soal perdagangan itu, kau tahu kan aku sudah membeli banyak untuk mu, jika aku melakukan nya lagi, ini terlalu ilegal"

"Hahaha... Memang nya kerja sama yang dilakukan Tuan Leo ini legal? Tentunya tidak, mulai dari uang kotor, uang darah dan sampai uang kecil pun kau memilikinya.. Dan hanya tinggal menyalurkan nya pada orang seperti ku untuk digandakan, ujung ujung nya hanya sebuah ke ilegalan"

"Apa kau tahu, kau sudah bicara sialan lebih banyak?"

"Baiklah, soal berlian ilegal itu, Ini bukan kau yang membelinya tapi aku, tinggal kau ambil saja kan" Kata Direktur lalu Leo terdiam serius dan menutup ponselnya.

"Sialan mana yang berani mengatakan hal itu, dia benar benar harus membuat ku ke pelabuhan hanya untuk mengambil hal itu..." Leo menjadi kesal, dia meremas ponselnya dan di saat itu juga, ponselnya retak dan hancur di genggaman nya.

Sebenar nya apa yang mereka berdua bicarakan?