Terburu-buru, kulangkahkan kakiku masuk ke dalam rumah, untuk mengambil payung. Tak rela saja rasanya jika melihat wanita kesayanganku itu, terguyur hujan yang begitu derasnya.
Niat hati, hendak mengambil payung di kamar, namun ternyata pintu kamar terkunci. Kuncinya tertinggal di mobil.
Kubalikkan badanku, dengan segera. Dengan setengah berlari, aku menuju dapur. Seingatku, di dapur ada sebuah payung.
Namun baru sampai di ruang makan, aku bertabrakan dengan Dina. Kami sama-sama terjatuh, dengan posisi tubuhku yang menindih tubuh Dina. Sementara, Dina justru merentangkan kedua tangannya.
Dalam sepersekian detik, aku merasakan ada benda kenyal yang menempel di dadaku. Aku benci drama seperti ini.
Jangan bayangkan seperti adegan di sinetron. Dimana nanti mereka akan saling berpandangan, dan kemudian saling jatuh cinta. Tidak sama sekali. Aku justru merasa muak.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください