webnovel

Kecewa

Sudah sepekan berlalu, sejak kejadian kelam malam itu.

Claire sekarang sudah bisa pulang, Claire senang dengan itu semua.

Calire lantas berpamitan pada mereka yang ada bersama Claire, mengucapkan banyak terimakasih karena telah merawatnya dengan baik.

"Jangan lupa kontrol ya"

"Pasti, saya pamit sus"

"Silahkan, hati-hati dijalan"

"Terimakasih"

Claire melangkah keluar dan meninggalkan rumah sakit, akhirnya Claire bisa kembali menghirup udara segar.

Claire sangat merindukan suasan luar seperti ini, bisingnya kendaraan dan pengapnya polusi udara.

Claire memasuki taxi online yang sempat dipesankan oleh suster tadi, Claire langsung meminta diantar ke rumah Pras sekarang.

Jaraknya yang memang tidak terlalu jauh di bandingkan dengan jarak ke rumahnya, yang menjadi alasan Claire memilih rumah Pras.

Sekalian Claire juga ingin memastikan kalau Pras sudah kembali bersama keluarganya sekarang.

Claire selalu berfikir kalau Pras memang pulang tapi dilarang untuk menemui Claire oleh Tina, Claire merasa kalau fikiran itu jauh lebih baik dari pada Claire harus berfikir tentang Pras yang sudah meninggal.

Claire tidak pernah mengharapkan itu terjadi, Claire masih sangat membutuhkan Pras untuk teman hidupnya.

"Silahkan bu"

Ucap supir, Claire mengangguk dan membayar tagihannya.

Uang yang Claire berikan juga uang pinjam dari teman kantornya, Claire tidak membawa uang sepeser pun.

Bahkan untuk bayar biaya rumah sakit pun, Claire meminjam pada teman kantor yang menjenguknya kala itu.

Claire berjalan memasuki halaman rumah Pras, tidak ada mobil Pras disana .... mungkin saja Pras sedang bekerja sekarang.

Claire mengetuk pintu rumah dihadapannya dan terdiam menantikan pintu itu terbuka.

"Permisi"

Ucap Claire setelah lama menunggu, pintu terbuka dan tampak Siti yang membukanya.

"Bibi"

Siti tersenyum melihat sosok Claire berdiri dihadapannya saat ini.

"Pras ada kan, Claire ingin bertemu dengan Pras sekarang"

Senyuman itu menghilang seketika, tergantikan oleh raut kesedihan Siti.

"Bibi, Pras mana ?"

"Siapa bi"

Claire mendengar suara Tina disana, Siti menjawab dengan menyebutkan nama Claire, tak lama dari situ Tina tampak datang dengan langkah cepat.

"Untuk apa kamu kesini, pergi kamu, rumah ini tidak lagi sudi menerima kamu"

Tina mendorong Claire begitu saja, Tina dengan cepat menutup pintu tapi Claire juga lebih cepat menahannya.

"Tante tolong tante, Claire mau ketemu Pras sebentar saja, setelah itu Claire janji tidak akan mengganggu kalian lagi"

"Pergi saya bilang"

"Tidak tante, buka dulu biarkan Claire bertemu dengan Pras, sebentar saja .... Claire mohon"

Tina membuka kembali pintunya dan langsung menampar Claire dengan kerasnya, Siti tampak menahan Tina yang hendak mengulang perbuatannya.

"Lepas bi, wanita ini memang tidak tahu diri"

"Sabar bu, jangan seperti ini"

"Lepas"

"Kenapa tante, kenapa seperti ini, Claire hanya ingin bertemu Pras, sekali saja setelah ini Claire akan pergi"

Tina menggeleng dan terduduk sambil menangis, Claire mengernyit melihatnya, kenapa Tina jadi menangis setelah tadi begitu marah pada Claire.

"Tante"

Claire berlutut dan menyentuh tangan Tina, tapi Tina menepisnya dan mendorong Claire hingga terjatuh.

"Semua ini gara-gara kamu kan, wanita kurang ajar .... bodoh .... kamu sudah menyebabkan Pras meninggal dunia"

Mata Claire membulat mendengar ucapan Tina, berusaha mencernanya dengan baik.

"Untuk apa kamu kesini, pergi sekarang, jangan lagi ganggu hidup saya dan anak saya"

"Tapi Pras mana tante"

"Diam"

Bentak Tina yang membuat Claire menunduk, Tina bangkit dan kembali menampar Claire, menjambak rambut Claire hingga membuatnya merintih sakit.

"Puas kamu sekarang .... puas kamu sudah membuat saya kehilangan anak saya sendiri, anak saya meninggal hanya demi menyelamatkan kamu, puas kamu Claire"

Tina tak henti membentak Claire, tidak ada lagi fikiran positif Claire sekarang.

Pras sudah meninggal .... seperti itukah kenyataannya.

"Pergi kamu, tidak ada lagi urusan kamu di rumah ini, pergi"

Tina kembali mendorong tubuh Claire sampai benar-benar tersungkur, Siti menggeleng dan memaksa Tina untuk masuk saja.

Claire terdiam melihat pintu itu tertutup begitu saja, Claire menangis disana .... Pras telah pergi, tak akan ada lagi Pras dalam hidupnya.

"Dimana Pras ?"

Ucapnya yang kemudian bangkit, Claire.menggedor pintu itu untuk bertanya dimana Pras dimakamkan.

----

Claire histeris melihat nisan yang bertuliskan nama Lucky Prasetya, ternyata benar apa yang dikatakan Tina tadi.

Pras benar-benar telah meninggal, tak akan ada lagi yang mengisi hari-hari Claire sekarang.

"Kenapa Pras .... kenapa kamu tinggalkan aku sekarang, setelah keadaan aku seperti ini dan kamu juga ikut pergi dari aku"

Claire menunduk ke taburan bunga disana, masih segar .... sepertinya Tina baru mengganti bunga-bunganya.

"Kenapa Pras, aku butuh kamu sekarang, aku butuh kamu untuk semangat hidup aku, kamu bilang aku tidak boleh menyerah, aku harus tetap bertahan tapi kenapa malah kamu yang pergi, kenapa justru kamu tinggalkan aku disini"

Claire meremas tanah kuburan Pras, Claire tidak bisa menerimanya, kenapa Tuhan begitu jahat padanya.

Setelah harga dirinya direnggut tanpa tersisa, Tuhan juga mengambil Pras darinya.

"Kembalikan Pras pada ku"

Ucapnya lemah, Claire tidak punya lagi alasan untuk hidup.

Semua telah Tuhan renggut, tak ada lagi semangat untuk Claire sekarang.

"Kembali Pras, kita sudah janji untuk pergi nonton setelah aku pulang, aku sudah disini dan sudah baik-baik saja, kenapa kamu ingkari janji kamu"

Claire mengusap nisa dihadapannya, bayangan mengerikan itu kembali menari dibenak Claire.

"Maaf Pras, aku sudah membuatmu celaka dan sampai kehilangan kehidupan kamu"

Claire memejamkan matanya, tidak pernah Claire membayangkan hal ini yang akan terjadi.

Claire selalu menepisnya, tapi ternyata semua benar terbukti, Pras telah pergi darinya dan untuk selamanya.

"Kamu tidak sempat menengok aku di rumah sakit, kamu belum sempat beri aku waktu untuk meminta maaf sama kamu, kenapa Pras .... kenapa kamu bisa tinggalkan aku secepat ini"

Claire kembali menunduk, tangis kehancuran begitu jelas terdengar saat ini.

Claire tidak mau ini terjadi, Pras harusnya ada bersama Claire, memaafkan Claire dan mau untuk tetap jadi penyemangat hidup Claire.

"Pras aku sudah kehilangan semua dalam diri aku, cuma kamu harapan aku Pras, kenapa kamu malah tinggalkan aku seperti ini, lalu bagaimana dengan aku sekarang"

Tangis Claire semakin dalam saat Clsire mengingat masa dimana mereka bersama, Claire selalu bahagia bersama Pras, bahkan sekali pun mereka tengah ribut, Pras selalu bisa membuat Claire kembali baik.

"Aku harus apa sekarang Pras, aku tidak punya siapa-siapa lagi sekarang, jemput aku Pras,tolong bilang sama Tuhan untuk jemput aku juga sekarang"

Claire memeluk nisan itu, tangisnya tak bisa dihentikan, Claire tetap tidak bisa menerima kenyataannya saat ini.

Claire merasa Tuhan begitu jahat memperlakukan Claire seperti ini, Tuhan tidak adil pada Claire.