Andrea selesai menidurkan Philips di kamar. Ia mengecup kening bayi itu sejenak. Lalu menyelimuti anak itu.
"Kau benar benar mirip ayahmu," gumam Andrea. Andrea tersenyum menatap sang putra. Memang terlalu mirip dengan Evans, sehingga membuat Andrea tak bisa berlama-lama menatap sang putra.
"Bukan Ibu tak menyayangimu, Philips. Ibu harus melakukan ini. Ayahmu sudah hidup bahagia dengan wanita lain. Ibu tak ingin merusak kebahagiaannya," ucap Andrea.
"Andrea!" panggil Silvy sambil berbisik.
"Hem?"
"Ayo makan. Bun Mahdi sudah membuatkan masakan untuk kita," ucap Silvy.
"Baiklah," sahut Andrea.
Mereka lantas keluar untuk makan malam bersama. Suasana pegunungan yang sangat dingin membuat Andrea dan Silvy kelaparan. Semua hidangan di meja makan disantap mereka dengan begitu lahap.
"Kau melupakan dietmu, Andrea?" ucap Slivy seraya memegangi perutnya.
"Ah, besok, aku akan diet besok," ucap Andrea.
"Aku lihat tadi kau bersama Rendy Wijaya. Ada apa?" tanya Silvy.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください