"Hi dad." Sapa Sheina begitu dia menerima panggilan ayahnya itu.
"Sayang, kapan kau pulang?" Tanya Ben.
"Em, sebenarnya aku sudah di apartmentku." Jujurnya. Dia tak bisa mengurung dirinya lebih lama lagi karena itu justru membuatnya menjadi gila, dia berusaha melarikan diri dari bayangan Marcus tapi justru Marcus menyelinap lebih dalam dari yang dia pikirkan. Marcus bahkan masuk ke dalam mimpinya yang begitu nyata barusan.
"Oh, mengapa kau tak mengabari daddy?" Tanya Ben.
"Aku baru akan menghubungimu, aku hanya masih jetlag." Bohong Sheina.
"Ok, jika begitu sebaiknya kau beristirahat. Sampai jumpa besok." Tutup Ben.
"Bye dad." Sheina mengakhiri panggilannya. Dia memegangi kepalanya setelah meletakkan ponselnya di atas meja. Sheina menghela nafas dalam, "Mengapa aku harus bertemu denganmu setelah aku menghabiskan empat belas hari denganmu setelah aku melewatkan ribuan hari lainnya tanpamu, dan kau mengubah semuanya." Gumamnya kesal.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください