Tasia terdiam mendengar pertanyaan Hadyan, lalu ia menggeleng "Maafkan aku Hadyan.. Aku ingin tidur. Kepalaku sakit." Jawabnya.
"Maaf, tidurlah kalau begitu. Aku akan memijat kepalamu." Ucap Hadyan dengan memberi pijatan ringan pada kepala permaisurinya.
***
Upacara syukuran atas kelahiran putra kedelapan Raja Marda akhirnya datang juga. Meski masih agak sedikit pusing, Tasia memaksakan dirinya untuk tetap keluar dari kamar dan menghadiri acara tersebut demi menghargai Raja Marda. Hadyan sudah berkali-kali melarang Tasia, namun gadis itu tetap bersikeras, tidak mau mendengarkan hingga akhirnya Hadyan menyerah. Pria itu merasa bingung atas sikap Tasia yang tiba-tiba berubah menjadi tidak penurut. Hadyan sendiri tidak pernah melihat Tasia jatuh sakit, jadi menurutnya sikap gadis itu berubah karena tengah merasa tidak nyaman.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください