Kiara kembali mengedarkan pandangan ke sekeliling. "Tidak ada apa pun di sini selain hanya hamparan tanaman. Lalu, untuk apa aku di bawa ke sini?"
--
Suasana yang sunyi sepi telah membuat Kiara semakin di sergap rasa entah apa itu namanya, yang jelas bulu roma meremang terutama di bagian tengkuk.
Semilir angin malam semakin membuat suasana semakin mencekam. Sementara itu pintu lift tak juga mau terbuka sempurna meskipun berulang kali tombol telah Kiara tekan.
Rasa yang semakin mencekam telah membuatnya semakin di sergap ke dalam ketakutan mendalam hingga tubuhnya menggigil hebat. "Shitt, kenapa pintu ini tidak bisa terbuka sempurna?" Desah lelahnya dengan suara bergetar. Frustasi, itulah yang Kiara rasakan sehingga memukulkan tangannya ke pintu lift.
"Jangan di pukul-pukul seperti itu. Tanganmu bisa terluka."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください