webnovel

The Kingdom of NETERLIANDIS

NETERLIANDIS sebuah kerajaan yang melibatkan bentuk mata dan fantalis sihir dalam penentuan kasta dari takdir seseorang. Hingga pada suatu ketika, lahirlah seorang bayi yang akan merangkai takdirnya sendiri. Seorang bayi pemilik fantalis berbeda yang akan mencoba menciptakan perubahan di kerajaan Neterliandis. Percintaan, pemberontak, penghianatan serta ribuan rahasia akan terungkap dalam perjalanannya membentuk keadilan. Akankah keadilan benar-benar tercipta di tangan seorang bayi yang akan menjadi dewasa nantinya? Atau malah kehancuran yang akan di dapat oleh kerajaan Neterliandis. Note: Cerita ini belum direvisi, bisakah kalian membantu saya untuk mencari paragraf yang mana typo dan sebagainya dalam cerita ini? jika iya kalian hanya perlu memberi komentar pada paragraf yang sebaiknya perlu saya revisi. 07 Oktober 2021

Aksara_Gelap · ファンタジー
レビュー数が足りません
40 Chs

Perubahan Besar

Sudah hampir setengah jam Raja Indra Gandara mencoba mencairkan kembali hati Pangeran Dinata, tapi belum ada kemajuan sedikitpun. Hatinya malah tambah membeku, walaupun begitu kesadaran Dinata hampir sepenuhnya kembali. Jari tangan Pangeran Dinata telah menunjukan respon dengan gerakan pelan, tapi matanya masih berat untuk terbuka.

Clegarr, gunung Negalitipus memutahkan sedikit larvanya, membuat gempa di seluruh tanah Neterliandis.

"Kita hentikan dulu pengobatan untuk Pangeran Dinata, ini situasi gawat. Saya harus mengadakan rapat darurat secepatnya, karena Negalitipus menunjukkan reaksi besar kali ini. Ayo Gandara, cepat kirim telepati ke seluruh bangsawan yang ada dalam untuk mengadakan rapat detik ini juga."

"Baik Raja Indra, segera saya laksanakan."

Dalam beberapa menit ruang rapat telah dihadiri oleh para bangsawan dan keluarga kerajaan. Tapi ada yang aneh dari rapat kali ini, bangsawan yang datang hanya seperempat bagian saja. Banyak diantara mereka lebih memilih menyelamatkan diri mereka sendiri dengan pergi ke kerajaan lain dengan sihir teleport. Mereka sama sekali tidak memikirkan nasib rakyat dan orang-orang yang tidak bisa melakukan sihir.

"Bagaimana, Raja Indra adakah yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan seluruh penghuni kerajaan Neterliandis ini?" Tanya Trian dari Bangsawan Tingkat tiga yang memiliki jiwa nasionalisme yang begitu kuat.

"Jujur, saya sendiri belum tahu cara menghentikan letusan gunung Negalitipus. Kita juga tidak bisa memindahkan seluruh rakyat Neterliandis dengan sihir teleport, karena sihir kita tidak bisa melakukan perpindahan yang jauh jika terlalu banyak dipakai."

"Tunggu dulu Raja Indra, setelah saya deteksi dengan sihir saya sepertinya dalam waktu dekat ini tidak akan ada ledakkan susulan yang besar dari gunung Negalitipus. Sepertinya ledakan kecil Negalitipus ini bukan tanpa sebab, ada energi fantalis seseorang yang sangat besar masuk dalam magma Negalitipus. Saya mendeteksi penggunaan fantalis api yang masuk ke sana, dan bisa jadi ia mati di sana sehingga seluruh energinya dilahap oleh gunung Negalitipus dan dimuntahkan dalam bentuk larva tadi. Yang jadi permasalahan sekarang, siapa diantara keluarga kerajaan yang mati dalam magma Negalitipus?" Tutur Surya Peramal paling terkenal dengan ketepatan memprediksi sesuatu di kerajaan Neterliandis.

Semua orang yang hadir dalam rapat itu, terus memperhatikan siapa diantara keluarga kerajaan yang tidak terlihat di sana. Suasana mendadak kacau, semua bangsawan seperti berlomba-lomba menebak siapakah orang yang dimaksud Peramal Surya.

Hanya ada tiga anggota keluarga kerajaan yang tidak hadir dalam rapat darurat, yaitu Perdana Menteri Suliam, Pangeran Antoni serta Pangeran Dinata.

"Raja Indra ini waktu yang tepat untuk mengumumkan tentang bentuk fantalis dari Pangeran Dinata, kita harus manfaatkan situasi ini," bisik Penasihat Gandara ke telinga Raja Indra yang duduk di sampingnya.

"Ehm... saya mengerti, Gandara."

Raja Indra mengambil napas panjang untuk memulai pembicaraan yang serius ini, "mengenai fantalis sihir, saya mau mengumumkan bahwa Pangeran Pradinata Kusuma adalah pemilik fantalis sihir kristal es."

Suasana ruangan mendadak sunyi, semua orang di sana terdiam kaget mendengar pernyataan dari Raja Indra. Mereka seakan tidak menyangka bahwa rumor yang beredar sekitar 3 hari belakangan ini benar, Pangeran Dinata adalah pemilik fantalis pembeku.

Suasana sunyi itu hanya berlangsung sebentar, sebelum kekacauan kembali pecah. Topik pembahasan tentang gunung Negalitipus pun sekarang menyimpang beralih menjadi pro dan kontra atas fantalis sihir yang terkesan aneh dan menakutkan itu.

Para bangsawan meminta untuk Raja Indra menghadirkan sosok Pangeran Dinata sekarang juga di hadapan mereka semua. Tapi hal itu tidak mungkin bisa dilakukan Raja Indra, mengingat kondisi Pangeran Dinata sekarang. Apalagi hatinya sama sekali belum cair, bisa-bisa seisi ruangan ini akan heboh nantinya.

Raja Indra saat ini benar-benar bingung, bagaimana cara untuk menjelaskan keadaan yang terjadi sekarang. Tidak mungkin dia mengatakan bahwa Pangeran Dinata hatinya sekarang beku, dan kalau dia berada di sini bisa-bisa kalian semua akan terbunuh.

Raja Indra melirik ke arah Peramal Surya berharap ia mempertegas topik rapat darurat ini. Peramal Surya yang melihat kode dari Raja Indra langsung akan bicara kembali.

"Maaf Raja Indra dan para bangsawan yang terhormat, kita masih harus membahas topik yang lebih penting," ucapan Peramal Surya berhasil membawa kembali topik utama tadi dan membuat pembahasan tentang fantalis Pangeran Dinata dapat ditahan dulu oleh mereka.

"Jika Pangeran Dinata bukan pemilik fantalis api, berarti tinggal 2 kemungkinan, orang yang tenggelam di magma Negalitipus adalah Perdana Menteri Suliam atau Pangeran Antoni," sambung Peramal Surya.

"Mengenai Perdana Menteri Suliam, saya masih bisa merasakan gerakan fantalis ditubuhnya walaupun samar-samar. Saya dapat memastikan Perdana Menteri Suliam masih hidup sekarang," jelas Paman Gandara yang membuat pikiran semua orang di sana tertuju pada satu nama terakhir, Pangeran Antoni.

"Maaf, Penasihat Gandara bisakah anda mengirim sihir virtual ke dalam kawa magma Negalitipus sekarang, untuk memastikan siapakah yang telah meninggal di sana," saran dari Pangeran Ryan langsung diterima oleh Paman Gandara.

Gandara mulai mengirim sihir virtual miliknya ke puncak gunung Negalitipus, cukup sulit untuk sihir Paman Gandara menembus asap dan hawa panasnya. Namun tidak ada kata menyerah di hidup Gandara, dengan usaha akhirnya sihir virtual miliknya mampu masuk dalam magma itu.

Gambar dua kerangka manusia telah tersugu dihadapan mereka sekarang, satu kerangka wanita dan satu lagi kerangka pria.

"Dari bentuk tubuh yang belum sepenuhnya terbakar, kita bisa mengenali kerangka pria itu adalah Pangeran Pransa Antoni. Dan untuk kerangka wanita...."

"Putriku.... Liliana?" Ucap Bangsawan Tomi yang melihat kalung yang melingkar di leher kerangka wanita itu. Air mata Bangsawan Tomi tak kuasa tertahan ketika Gandara kembali memperjelas motif kalung pada Kerangka wanita itu adalah bunga lili.

Karena kaget yang sangat berlebihan Bangsawan Tomi mendadak lemas dan akhirnya tidak bisa mengikuti rapat darurat ini lagi. Ia diantar oleh Bangsawan Syarif kembali ke kediamannya.

"Pantas saja Pangeran Dinata kembali dengan keadaan seperti itu tadi pagi, sepertinya ini adalah sebab utamanya. Semakin sulit hati Pangeran Dinata untuk dicairkan kembali, jika ia sadar dan tahu berita ini," gumam Paman Gandara yang tengah serius dengan pikirannya.

"Maaf, Raja Indra jika Pangeran Antoni meninggal seperti ini, bagaimana dengan pemilihan calon putra mahkota yang akan dilaksanakan besok. Apakah mesti tetap kita lanjutkan?" Tanya Bangsawan Trian.

"Seleksi Tahap akhir pemilihan putra mahkota akan kita tunda 3 hari lagi, dan mengenai Pangeran Antoni saya sangat kecewa dan sedih atas kejadian. Tapi seleksi akan tetap dilakukan, dan Pangeran Ryan akan menjadi calon tetap kedua pada seleksi ketiga ini. Pangeran Ryan akan melakukan duel sihir dengan Pangeran Dinata."

Suasana kembali rusuh ketika nama Pangeran Dinata disebutkan tadi, sebagian bangsawan masih tidak terima dengan berbedaan fantalis sihir Dinata. Tapi keputusan sudah ditetapkan pada UU baru Neterliandis, tidak ada penggolongan mengenai sihir dan warna mata. Hal inilah yang membuat keputusan Raja Indra semakin kuat dan tidak bisa diganggu gugat lagi.

"Kemudian mengenai Negalitipus, apa anda bisa meramal kapan letusan utamanya, Peramal Surya?"

"Letusan utama yang akan membumi hanguskan kerajaan kita dapat saya perkirakan akan terjadi diakhiri pekan ini. Berarti ada sekitar 7 hari lagi dari sekarang Raja Indra, kita harus segera mengambil tindakan secepatnya. Masalah Negalitipus itu sudah hampir 2 minggu lebih Raja Indra sejak kabar pertama ditetapkan. Kita tidak boleh diam saja, saya pernah berbicara pada leluhur dalam mimpi, di sana mereka mendiang Raja pertama mengatakan sesuatu yang belum bisa saya pahami, 'col ade yang col pacak diudemke, kehancuran yang jat akan udem kalu didekatke dengan penghancur punye ati bersih itu dewek.'* seperti itu yang dikatakan leluhur kita Raja Indra."

"Terima kasih, Peramal Surya. Untuk rapat kali ini kita tutup dulu. Saya dan Penasihat Gandara serta Peramal Surya akan mencoba mencari arti sesenggukan dari ucapan leluhur kita."

*Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan, kehancuran yang jahat akan selesai jika didekatkan dengan penghancur yang memiliki hati bersih itu sendiri.

Hay Readers....

Author senang sekali buat kalian yang sudah menambah cerita ini ke koleksi bacaan, nantikan update-nya yah...

Cerita ini akan segera selesai kurang lebih 10 bab lagi, jadi jangan sampai ketinggian ceritanya segera tambahkan ke koleksi kalian ;)

Terima kasih....

Aksara_Gelapcreators' thoughts