Mulai dari awal. Seperti seseorang yang bisu, buta, lupa ingatan, dan tuli. Tapi, Alena tidak mengalami itu semua. Hanya ada jiwa yang rapuh tanpa sayap. Ingin, ingin sekali kabur untuk menyendiri. Alena, tau semua butuh bantuan orang lain, walaupun hanya ada satu orang. Alena adalah pohon yang sedang berusaha membuat daun-daunnya kembali tumbuh, dan membuat akar pohon kokoh kembali. Alena, percaya kalau dirinya bisa mekar seperti bunga-bunga yang ditanam olehnya. Hanya saja, semua itu memakan waktu yang cukup lama.
Siapapun kamu dan dimanapun keberadaan mu. Tetap semangat dalam mengambil langkah kehidupan yang bahagia.
Tidak ada yang tidak mungkin. Percaya kepada diri kamu sendiri. Membuat diri sendiri kecewa, itu lebih buruk.
👑👑
"Hey, ingin pergi ke mana kau?" Tegur seseorang yang sedang santai duduk lalu menatap Alena tegas.
"Apakah kegiatan setiap hari yang aku kerjakan, kau harus tahu? tidak kan?" Alena, membalas tatapan, Taehyung. Hanya tidak ingin kalah.
"Singkirkan tatapan sinis mu. Tidak pantas." ucap Taehyung sambil mengibas rambut miliknya ke belakang dan kembali fokus dengan pekerjaannya kembali.
Alena, bersikap tidak peduli. Tidak ingin mengganggu mood pagi hari. Alena, kembali berjalan keluar dari Apartemen.
Baju kemeja putih dengan tali pita yang melingkar di lehernya dan disambung dengan rok pendek yang membuat kaki jenjang yang putih bagaikan susu milik Alena terpampang jelas. Rambut yang di ikat biasa saja, sudah terlihat elegan sekali.
"Huh... semangat untuk hari ini, Alena! kita harus mendapat pekerjaan hari ini juga!" Alena, menyemangati diri sendiri.
Alena, sudah mutar-mutar, Busan. Pagi sudah bertemu siang hari. Sinar matahari sudah menyengat kulit-kulit, Alena.
"AHHH! kenapa diriku memakai high heels, sih! kaki ku jadi lecet. Aww!" Protes kesal, Alena kepada dirinya sendiri sembari melepas pelan high heels miliknya.
Halte Bus. Menjadi tempat teduh, Alena. Duduk di halte sambil meluruskan kaki nya. Air minum yang dia bawa hanya sisa satu tengguk. Sangat menyiksa.
"Kenapa diriku tidak meminta uang kepada, Taehyung!!! Aish... bodoh sekali!" Tidak bisa apa-apa lagi. Alena, memijat pelipis dahinya. Saking frustasinya.
Tidak ada pilihan lagi, mau tidak mau dirinya harus berjalan tanpa alas kaki. Aspal panas membakar kulit telapak kaki, Alena.
Seorang perempuan tidak lemah. Menyembunyikan rasa sakit sudah menjadi kebiasaan, Alena. Karena, Alena belum bisa mengambil kepercayaan kepada siapapun-termasuk kepada Taehyung. Hanya berpura-pura percaya saja kepada Taehyung. Tapi, Alena percaya kalau Taehyung bisa menjaga Alena walaupun tidak sepenuhnya.
Alena sudah lelah. Tergeletak dipinggir jalan, tidak peduli dengan sekitar. Karena, kaki Alena sudah sangat sakit. Alena, hanya bisa memijat-mijat penggelangan kaki nya.
Alena, melirik lirik ke arah sebrang tepat kepada Toko tanaman bunga. Dengan cepat, Alena bangun dari duduknya kemudian langsung berjalan pincang ke arah Toko Bunga.
"Permisi." Alena, membuka pelan pintu. Tatapannya sudah terpana dengan bunga-bunga yang sangat cantik di hadapannya. Sudah lama sekali dirinya tidak melihat bunga-bunga yang berbagai jenis dan rupa-rupa warnanya.
"Ada yang bisa saya bantu?" Seorang pria yang tingginya 181cm tiba-tiba muncul dihadapan, Alena.
***
"Aku sudah bilang! jangan ganggu aku lagi, Hyun Jae."
"..."
"Perempuan bodoh seperti mu ingin membodohi, Alena? dia terlihat polos tapi tidak seperti yang kau pikirkan. Dia lebih lebih dari perempuan lain! Tidak seperti mu!"
"..."
"Ya, jalang tetap lah jalang."
Taehyung, menutup teleponnya kesal. Handphone miliknya berujung di lempar ke tembok. Hancur.
"Jadi, perempuan yang pertama kali menyambut kita itu bernama, Hyun Jae? Sayang sekali dirinya tidak sesuai arti dari namanya. Bijaksana dan penuh respek, tidak ada di dirinya sama sekali."
"Sejak kapan kau sudah kembali, Alena?" Taehyung, terkejut melihat Alena yang menghampirinya dengan menenteng high heels, terlihat ada luka di kaki, Alena.
"Sejak kau menyebut namanya." Alena, melihat Handphone milik Taehyung yang sudah hancur karena ulah Taehyung sendiri. "Kau tidak sayang dengan benda itu?" Lanjut, Alena. Jari telunjuknya menunjuk ke arah benda yang sudah hancur.
"Nanti, aku bisa beli yang baru." Balas singkat dari, Taehyung. "Kenapa kaki kau jadi penuh luka?" Tanya, Taehyung.
"Tolong, jangan khawatirkan ku. Aku punya kabar baik." Melihat Taehyung yang jongkok untuk memastikan luka. Alena, mengikuti berjongkok. Mereka berdua menjadi saling bertatapan.
"Kabar baik apa? Tapi kau tidak baik baik saja. Lihat kaki mu!" Ucapan yang mengayun dari nada rendah menjadi tinggi, membuat Alena tertawa sambil menutup wajahnya.
"Haduh... Kau tahu? Aku mendapatkan pekerjaan baru." Jelas, Alena.
Ya, Alena mendapat kesempatan untuk bekerja di toko Bunga yang tidak sengaja dia kunjungi tadi.
"Kau bekerja sampai kaki mu luka?" Tanya, Taehyung untuk memastikan.
Taehyung bangun dari jongkok nya. Kemudian berjalan ke arah dapur.
"Duduk di sana. Aku akan mengompres kaki kau dengan air hangat." Perintah, Taehyung.
Kenapa dia bisa mengontrol emosinya? Alena, hanya bisa menuruti perintah pria itu.
Alena, terkejut melihat Taehyung yang mendekat ke arah Alena sambil membawa panci besar.
"Ya!!! Kenapa pakai panci? Memangnya tidak ada mangkuk besar?" Teriak, Alena. Lucu sih. Tapi, tidak harus pakai panci juga.
"Ribet." Jawaban singkat dari, Taehyung. "Aku kompres ya. Biar luka nya tidak kotor." Perhatian Taehyung yang ditunjukkan kepada Alena itu sungguhan. Tidak di buat-buat. Taehyung mulai mengompres pelan kaki, Alena.
Sosok yang duduk di sofa terlihat meringis perih sambil menarik rambut, Taehyung. Pria yang merasa sakit karena rambutnya di tarik oleh Alena langsung menuntun telapak tangannya ke bahu lebar milik, Taehyung. "Cengkram saja." Ucap, Taehyung walaupun masih sibuk membersihkan luka lecet di kaki, Alena.
"Taehyung! Ahh! Pelan-pelan ini perih!" Alena mendesah kesakitan. "Sebentar lagi selesai. Sabar."
Saat ini, Alena belum bisa membuktikan kalau Taehyung adalah orang baik. Tapi, di lihat perilaku pria tampan yang sedang di hadapan Alena membuat Alena luluh seketika.
"Selesai. Sudah aku obati. Lain kali, kalau bekerja itu hati-hati."
Omelan macam apa itu? Berharap tidak ada hukuman lainnya. Batin, Alena.
"Ah, iya. Terimakasih banyak." Jawab Alena.
"Malam ini aku ada rapat. Jadi, makan malam saja sendiri. Nanti, aku akan pesankan makanan untuk makan malam mu." Padahal, Alena tidak pernah memberi tahu kegiatannya sama sekali. Kaki yang luka saja, Alena tidak menceritakan bahwa dia mati-matian mencari kerja. Tapi, Taehyung? Dengan tenang mengucapkan dan memberitahu kegiatan malamnya?
"Jangan, berperilaku seperti itu." Alena, ingin memperingati, Taehyung kembali.
"Kenapa? Kau jatuh cinta kepadaku, Alena?" Goda, Taehyung.
"Apa gunanya cinta? Aku tidak peduli dengan itu semua. Sana! Cepat pergi ke kantor dan kalau bisa pulang pagi saja!" Tatapan sinis kembali menyerang wajah, Taehyung. Alena, berjalan pincang ke arah kamarnya.
Lihat saja nanti malam. Batin, Taehyung.
👑👑
[]
Sabar-sabar
Tarik nafas...
Buang...
Terimakasih!
Jangan lupa Vote dan komentar ya!