Chapter 6 : Secret

Have a nice day.

Mau cerita dikit dulu 😭 aku tuh pengen update ya, tapi tuh kehalang tugas mulu tau :( ya walaupun ga ada yang mengharapkan aku update TDHBC :') tapi aku punya semangat tersendiri hehehe.

Oke.

Happy reading. Selamat berhalu manja.

Eit! jangan lupa vote dan komentar nya!

👑👑

Seseorang yang sedang pura-pura kuat dengan keadaannya, memang sulit untuk dipahami. Dibalik senyumannya, ada luka yang tertanam. Begitulah, pandangan Alena kepada Taehyung. Ingin merasa kasihan tapi dirinya lebih kasihan. Ingin menasehati-terlalu ragu. Memangnya aku ini siapa?

"Mau keluar? Eumm... Kita bisa makan malam di luar. Kau mau, Taehyung?"

Berfikir keras. Tapi, yang di lontarkan adalah sebuah ajakan.

"Mau aku pesankan makanan saja? Kalau kau ingin keluar rumah. Keluar saja tanpa ku."

Penolakan?

Taehyung masih menatap laptop di meja kursi kerjanya. Terlihat sibuk. Tidak. Lebih terlihat jelas seperti seseorang yang sedang frustasi.

"Kau... Serius? Tidak ingin keluar. Hanya 30menit. Tetap tidak mau?" Masih ingat. Alena tidak suka penolakan.

"Baiklah, aku siap-siap dulu." Berdiri lah, Taehyung dari kursinya. Melewati, Alena begitu saja.

Malam di Kota Busan. Lampu yang mengkilap seperti bintang terlihat jelas di setiap jalan raya.

"Ini, pertama kalinya aku berkencan dengan seorang lelaki." Ucap Alena, sambil tersenyum kepada Taehyung.

Taehyung yang mendengar hanya bisa terkekeh kecil sambil menoleh ke arah Alena. Sebentar. Lalu fokus mengendarai mobil miliknya.

"Ini kau sebut kencan?" Tanya Taehyung. Pandangan nya masih fokus pada jalan raya. "Bagi ku begitu. Ya, memangnya-menurut mu kencan itu seperti apa?" Alena itu polos atau bagaimana?

"Kalau kencan itu seperti ini." Tangan Taehyung mengangkat tangan Alena ke genggaman tangan Taehyung. "Lalu, mengelus lembut tangan wanitanya." Lanjutnya.

Jantung Alena seperti sedang bermain lompat tali. Berharap detak jantungnya tidak terdengar oleh, Taehyung.

Sialan memang, Taehyung.

"Apa itu layak dipergunakan? Sedangkan kita tidak memiliki status apapun." Tegas, Alena menarik lepas tangannya. Tapi, gagal Taehyung langsung menggenggam kencang tangan Taehyung.

"Sebentar saja. Terus, bagaimana dengan kejadian kemarin? Kau duduk di pangkuan Jimin sampai-sampai anak itik miliknya terbangun." Lantunan yang sedikit mengejek tapi Taehyung merasa senang.

"Heh! Tidak usah dibahas! Taehyung! Dia nya saja yang lemah." Alena tertawa kecil. Lucu kalau diingat-ingat kejadian seperti itu. Taehyung juga ikut tertawa.

"Menurutku dia lelaki yang kuat menahan nafsu. Tapi, setiap laki-laki yang dekat dengan mu pasti gairah nya meningkat 4 kali lipat." Pikiran Taehyung sudah kemana-mana. Berbicara melantur. Seenaknya.

"Kau? Kau sehat?" Alena yang mendengar penjelasan Taehyung ikut merinding.

"Tidak apa-apa. Jangan dibawa serius. Aku hanya bercanda." Taehyung menoleh ke arah Alena dengan tertawa. Wajah Alena sudah memerah. Pikiran nya amburadul. "Ayok, turun. Ini restoran milik kerabat ku." Ajak Taehyung.

Alena meneguk saliva nya sendiri.

Restoran mewah dengan nuansa barat yang menyenangkan. Tidak banyak pelanggan. Ternyata Restoran ini hanya diperbolehkan bila sudah mengisi perizinan. Tapi, karena Taehyung adalah teman dekatnya, tidak perlu ribet untuk masuk.

"Wahhh!! Lee Taehyung!! Kali ini kau membawa perempuan. Hahaha! Ada kemajuan." Sosok laki-laki yang berjalan mendekat-berteriak dan bertepuk tangan heboh. Alena, tersenyum tipis melihat perilaku laki-laki didepannya.

"Hyung, tolong jaga sikapmu." Bisik Taehyung. "Ah, Alena perkenalkan dia Seokjin. Bisa panggil dia-"

"Mas ganteng." Lanjut Seokjin sambil tertawa.

Alena, yang mendengar suara ketawa Seokjin langsung ikut tertawa.

Suara tertawa milik Seokjin memang candu.

Taehyung yang melihat mereka tertawa-merasa malu.

"Ya! Kapan kalian mengadakan pernikahan?" Pertanyaan macam apa ini?

Alena yang mendengar langsung tersedak angin.

"HAH! APA? MENIKAH? SIAPA?" Teriak Alena. "Kecilkan suara kau" Taehyung yang kaget dengan nada tinggi Alena-langsung membungkam mulut Alena.

"Ada yang bisa saya bantu? Disini kita memiliki menu spesial untuk kalian berdua. Akan saya sajikan. Terimakasih" Seokjin mengalihkan semuanya.

"Sudah berapa lama kalian berteman?" Mata melotot menyerang Taehyung. "Tu-tujuh. Tujuh tahun." Taehyung menatap patah-patah ke arah, Alena.

Ingin rasanya menerkam Taehyung.

👑👑

Rambut panjang yang sudah tidak ada bentuk. Sepatu high heels yang dipakai terbalik. Bau alkohol yang menyengat. "Sejak kapan kau suka dengan alkohol?" Taehyung yang sibuk menggendong Alena dengan cara bridal style sambil menatap wajah tomat milik Alena dan mata sayu yang membuat Taehyung menelan saliva nya sendiri.

"Ini yang pertama kali." Jawab Alena sambil menampar pipi Taehyung pelan. "Hehehehe... Menggemaskan." Alena tersenyum kepada Taehyung. Telapak tangannya masih gemas dengan pipi Taehyung. "Diam. Sakit tau. Mau aku terkam sekarang?" Taehyung berjalan ke kamar, Alena.

"Tidak boleh. Tidak boleh mempergunakan kesempatan ini. Karena aku sedang tidak sadar, Taehyung." Alena mengayunkan kakinya asal-agar high heels nya terlempar.

"Istirahat. Mulut mu bau alkohol."

Taehyung menidurkan tubuh Alena lembut.

"Kau disamping ku." Alena-menarik kerah baju milik Taehyung agar jatuh ke pelukan, Alena. "Nah, seperti ini. Kau disamping ku." Alena mendorong Taehyung kesamping. Taehyung hanya diam. Kaku tak berdaya. Menurut dengan perintah, Alena.

"Kau tahukan? Ini yang pertama kali aku berteman dengan seorang laki-laki. Ternyata rasanya seperti ini tidur dan didampingi dengan laki-laki. Hangat. Aku ingin memberi tahu singkat rahasia. Aku selalu kesepian. Aku selalu menderita." Efek minuman yang mengandung alkohol. Alena, menjadi perempuan lembut dan jujur. Senyum kilas yang ditunjukkan oleh, Alena seperti terpaksa. Disitulah bebannya. Alena, perlahan tertidur.

Taehyung mengelus lembut setiap helai rambut panjang, Alena.

👑👑

[]

Tolong Vote dan Komentar nya!!