Decision

Harry sejak tadi tidak berhenti bertanya ke mana aku akan membawanya sampai-sampai ia lelah bertanya dan ketiduran di pelukanku.

Sembilan jam perjalanan menuju tempat yang kutuju. Tidak heran Harry kelelahan dan tertidur. Aku berjalan sambil menggendongnya yang sudah tertidur. Sampai di tempat, aku berdiri di depan pintu memencet bel.

Tiga kali kutekan bel itu, tidak ada sahutan sama sekali. Dan untuk yang keempat kalinya, seseorang baru membukakan pintu itu.

Jantungku berdetak kencang, penasaran siapa yang membukakan pintu. Apakah itu dia?

Tiga detik untuk melihat sosok yang membukakan pintu serasa satu jam untukku. Aku begitu gugup dan juga takut.

Sosok yang membukakanku pintu itu amat terkejut melihatku. Mata dan mulutnya terbuka lebar bak sedang melihat penampakan.

"Nyo-nyonya." Bibirnya bergemetar sambil melihat anak yang berada di gendonganku. "Tu-tuan Harry?"

Rupanya Ally mengetahui semuanya.