Sesuatu menghalangi pikiranku, tapi aku tetap fokus pada Rain. Sentuhannya, aromanya, napasnya yang terlihat berat. Dia menopang dirinya di atas tubuhku, mengarahkan kepalanya ke samping dan memperdalam ciuman kami. Nafasku tersengal-sengal saat tangannya menyerempet perutku, menggerakkan jari-jarinya ke penisku. Aku melengkungkan punggungku saat dia menangkup bolaku, memaksa tanganya lebih jauh ke bawah.
Kemudian dia menarik diri, membuatku terengah-engah saat dia menatapku bingung. "Um…., Dit?" Aku membalas tatapan bingungnya. "Apa yang telah Lu lakukan pada kemaluan Lu?"
"Sial. Itu adalah kerjaan Boy."
"Apa?"
"Secara teknis itu adalah rambut merah masokis dari salon Sasy, tapi karena Boy menyuruhnya."
"Terus, apa?"
"Huft….," gerutuku. "Jadi, Boy bilang gua harus melakukan waxing untuk Lu. Mengingat pengalamannya selama bertahun-tahun, gua percaya padanya. Ternyata bajingan itu telah mempermainkan gua. Gua tidak mengetahuinya sampai bola gua hampir lepas dari tubuh gua."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください