webnovel

Masalah Perusahaan

Kyoto.

Pukul 23:00 tengah malam.

Takaki Yusihada Seino mondar-mandir di kamar kerjanya dengan tangan terlipat di dada dan mata nyalang menatap lantai. Ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi, sesuatu yang mengancam Shiseido Company. Suami dari Ayumi Otsuka itu mengerutkan dahi dalam-dalam untuk mengingat kembali segala sesuatunya selama ini. Dua hari yang lalu dia mendapat laporan telah terjadi pencurian digudang pabrik mereka yang di Kyoto. Sekitar tiga puluh kardus besar parfum yang siap dijual hilang tanpa jejak. Yang membuat Takaki kebingungan adalah semua parfum yang dicuri itu adalah yang edisi terbatas hasil kolaborasi dengan seorang ahli parfum Paris. Jumlah totalnya hanya sekitar tiga ribu botol produksi. Tidak hanya itu, hal janggal lainnya adalah petugas penjaga yang bertugas malam itu mengatakan jika mereka berani bersumpah bahwa malam itu semuanya tampak normal, tak ada sesuatu yang mencurigakan. Pintu gudang pabrik pun tampak utuh, tidak terdapat tanda-tanda pembongkaran paksa. Yang artinya siapa pun pelakunya pasti memiliki kunci gudang cadangan dan memiliki akses keluar masuk pabrik. Atau lebih tepatnya merupakan orang dalam. Takaki tidak berani melaporkan kejadian ini pada adik iparnya, si pangeran es. Jika Ryoma sampai tahu kasus ini maka akibatnya pasti akan sangat mengerikan. Maka, untuk menutupi semuanya, Takaki memakai uang pribadinya untuk membuat ulang parfum itu dan menyuap semua orang yang mengetahui perkara ini agar tutup mulut. Takaki juga mengancam akan memecat mereka jika mereka sampai membocorkan rahasia ini. Sekarang, yang harus dicari tahu Takaki adalah siapa dalang dibalik kasus pencurian ini barulah dia bisa mengatakan yang sebenarnya terjadi pada Ryoma.

Saat pertama kali Takaki masuk ke dalam direksi Shiseido Company setelah dia resmi menikah dengan Ayumi Otsuka sekitar dua tahun yang lalu, Takaki begitu terpesona dengan sistim operasi perusahaan kosmetik raksasa di Jepang itu. Ryuchi Otsuka menggunakan sistim keluarga sebagai pemegang sahamnya. Dapat dikatakan jika Shiseido Company merupakan perusahaan keluarga. Orang luar, yang bukan merupakan keluarga atau saudara dekat Otsuka tidak diizinkan sama sekali untuk duduk dalam dewan Direksi. Dan Takaki juga tidak pernah bermimpi akan mendapatkan kehormatan itu dalam hidupnya.

Takaki Seino awalnya merupakan seorang pelayan toko di salah satu toko kosmetik Shiseido di Kyoto. Pada suatu hari Ayumi Otsuka melakukan kunjungan ke tokonya itu dengan menyamar sebagai seorang pembeli untuk dia melihat bagaimana pelayanan tokonya. Pada saat itu, Takaki yang melayaninya. Ayumi jatuh cinta pada keramahan Takaki dan kebaikan kesabarannya dalam melayani seorang pembeli. Satu minggu kemudian Takaki mendapatkan undangan dari kantor pusat Shiseido Company di Shinjuku. Dia mendapatkan promosi dari Ayumi Otsuka. Di sanalah, untuk pertama kalinya Takaki bertemu dengan pimpinan tertinggi Shiseido Company, Ryoma Otsuka. Pria itu benar-benar tampan dan memesona. Sikap dingin dan kesinisannya justru membangkitkan gairah di dalam diri Takaki untuk bekerja lebih keras lagi dan membuktikan dirinya memang layak mendapatkan promosi. Lalu, keajaiban itu datang. Dia mendapat lamaran dari Ayumi Otsuka dan tiga minggu kemudian mereka pun menikah. Setelah itu, sesuai aturan yang berlaku di keluarga, maka Takaki pun dimasukkan ke dalam anggota dewan direksi untuk menggantikan Ayumi. Namun, meskipun begitu, aturan baru yang dibuat oleh Ryoma Otsuka, yang menyatakan bahwa siapa pun yang datang dari luar, yang tidak memiliki darah keluarga, tidak berhak sama sekali dengan saham yang ada di Shiseido. Dengan kata lain, meskipun mereka seorang anggota dewan direksi, mereka tetap seorang karyawan biasa. Dan, apabila si pemilik saham ini, orang yang memiliki darah keluarga ini meninggal, maka, tujuh puluh lima persen saham itu secara otomatis akan menjadi hak anak mereka dan dua puluh lima persen menjadi hak pasangannya. Dan jika mereka tidak memiliki anak, lima puluh persen dari saham itu akan diberikan pada kerabat dekat yang sekandung dengan si pemilik saham. Barulah yang lima puluh persen sisnya menjadi hak pasangan. Tidak hanya itu, jika ada salah satu dari pemegang saham yang ingin menjual sahamnya, maka, saham itu baru dapat dijual setelah mendapatkan persetujuan dari seluruh dewan direksi dan terutama Ryoma Otsuka juga Ryuchi Otsuka. Sebab, meskipun perusahaan itu dipegang dan dikelola oleh Ryoma, tapi Ryuchi Otsuka masih yang memegang saham tertinggi di perusahaan itu. Sedikit lebih tinggi dari Ryoma.

Takaki Seino tahu persis kebijakan baru yang digagas oleh Ryoma itu bertujuan untuk apa. Ya, peraturan baru itu ditunjukkan untuk dirinya agar tidak terlalu banyak berharap. Selain itu, peraturan ini dibuat juga demi kebaikan Shiseido Company sendiri agar tetap stabil. Akan tetapi, dengan terjadi kasusnya pencurian ini, Takaki menjadi khawatir. Dia mempunyai firasat buruk jika ada seseorang yang ingin menghancurkan Shiseido Company dari dalam. Dan kasus pencurian itu barulah awal. Tapi, siapakah kira-kira orang itu dan apa tujuannya? Takaki memulai hipotesisnya dari Syouchi Otsuka. Anak sulung Masaki Otsuka, adik kandung Ryuchi. Syouchi gadis yang senang akan kemewahan. Semua barang-barang yang dia kenakan mulai dari baju, sepatu, tas, mobil, semuanya merupakan barang dengan edisi terbatas. Tapi, sebelum mewarisi saham ayahnya, Syouchi juga sudah memiliki bisnisnya sendiri. Dia memiliki sekitar tujuh toko pakaian di Tokyo. Bahkan, sebelum dia duduk dalam dewan direksi Shiseido Company, Syouchi Otsuka sudah merupakan seorang pengusaha sukses. Dia tidak mungkin kekurangan uang hingga melakukan pencurian. Takaki beralih pada Takagi Otsuka. Adik kandung Syouchi yang sering terlibat masalah. Takagi hanya memiliki saham sebesar tiga persen persen di perusahaan itu. Ayahnya, Masaki Otsuka, bahkan tidak memberinya saham lebih besar dari adiknya, Takashi Otsuka yang memiliki saham lima persen. Takaki berhenti sejenak. Dia mengerutkan dahinya semakin dalam. Takagi Otsuka seorang pemuda berusia dua puluh dua tahun yang bahkan belum lulus kuliah. Dia sering sekali menimbulkan kesulitan untuk Masaki Otsuka. Takagi memiliki perangai yang buruk, suka berjudi, pemarah, dan pemalas. Di antara yang lainnya hanya Takagi yang memiliki motif melakukan pencurian. Sebab, hanya dia yang kemungkinan terlibat hutang dan tidak memiliki uang yang cukup untuk membayarnya. Takaki ingat, lima atau enam hari yang lalu Takagi datang ke Kyoto menemui Ayumi. Anak itu bermaksud ingin meminjam uang. Ayumi memarahinya dan menyuruh Takagi pergi. Dia sangat marah dengan sikap tidak tahu diri sepupunya sendiri.

"Anak-anak Paman Ryuchi memang semuanya pelit," umpat Takagi. "Mentang-mentang kalian yang memegang saham tertinggi perusahaan. Jangan lupa sahamku juga ada empat persen di sana. Meski sahamku tidak sebesar sahammu yang lima belas persen, atau saham Ryoma sebesar dua puluh lima persen, tapi, tetap saja, aku memiliki saham di Shiseido Company, brengsek."