webnovel

Terjerat Kawin Kontrak

Menjadi pelayan keluarganya sendiri dan dijual sebagai wanita malam? Eneng Ayu Duschenka, gadis blasteran Indonesia-Rusia yatim piatu sejak usianya 6 tahun. Usia 13 tahun, paman yang menampungnya meninggal, sehingga ia diperlakukan bagaikan pelayan oleh bibi dan sepupunya! Tak hanya itu, ketika berumur 18 tahun, ia diculik dan dijual ke germo dan menjadi wanita penghibur berkedok kawin kontrak dengan turis asal Timur Tengah. Rashid bin Ali Al Muhtarom, seorang pangeran sekaligus pengusaha dari negeri Qatar. Pergolakan politik yang terjadi di negaranya mengharuskannya menyelamatkan negerinya dari ambang kehancuran. Bagaimanakah kedua insan ini dapat bertemu? Akankah nasib Ayu berjalan bagaikan Cinderella? Ataukah sebaliknya? Dapatkah Rashid menyelamatkan negerinya melalui kedok kawin kontrak dengan Ayu? Ikuti kisah keduanya yang terjerat kawin kontrak. ***************************************** Daftar isi : Vol 1 : ch 1 - 23 : Mengenai masa lalu Ayu, dkk Isi cerita: 1. sedikit sedih ceritanya 2. Persahabatan Vol 2 : ch 24 - ~ : Ayu & Rashid Isi cerita : 1. Bucin abis.. 2. Jalan - jalan wilayah Indonesia 3. Diselipkan informasi pengetahuan umum jadi bukan hanya sekedar membaca cerita 5. Penculikan lagi 6. Jalan-jalan ke Jepang 7. Pulang ke Qatar bertemu keluarga Rashid ***************************************** Hak cipta cerita dan cover novel adalah milik author sendiri. Ig design cover by adhe_art_ Peristiwa di kisah ini percampuran fiksi dan nonfiksi, namun para tokohnya hanyalah khayalan author semata. Selamat menikmati.

3cy · 都市
レビュー数が足りません
366 Chs

Patung Putri Mandalika

"Apa mba Ayu mau melihat wujud putri Mandalika?" tanya Maulida.

"Memangnya ada ya?" tanya Ayu.

"Ya ada tugu patungnya beserta para pangeran di pinggir pantai, nanti tugu patungnya akan kita lewati ketika kita naik sepeda" kata Maulida.

"Jadi gak sabar melihat wujud putri Mandalika dalam patung" kata Ayu.

"Di dekat sini terdapat masjid terbesar ke 2 di Lombok bernama Masjid Nurul Bilad untuk menampung wisatawan muslim F1 nanti, pembangunannya baru saja selesai. Dijadwalkan Oktober ini akan diresmikan oleh presiden kita, namun sebelum diresmikan, masjid akan dipakai pertama kali saat shalat Idul Adha bulan depan. Sekarang mau ke sana?" tanya Maulida.

"Oh ya? Sekarang bisa dikunjungi masjidnya?" tanya Ayu.

"Ya bisa" kata Maulida.

Maka mereka berjalan kaki sekitar 10 menit tiba di lokasi. Mereka masuk ke pintu gerbang timur yang merupakan pintu utama dengan pintu masuk mesjidnya sudah terlihat megah, terpisah dari masjid sehingga pintunya terlihat sebagai gerbang berupa kubus berbentuk persegi panjang dengan tiap sisi pintu besar segi lima yang bolong tak berpintu. Setelah melewati pintu, mereka jalan di halaman luas, lantai halamannya bergaris berwarna - warni perpaduan abu - abu tua dan abu - abu muda yang bisa dijadikan sebagai tempat ibadah apabila masjidnya tak bisa menampung jamaah.

Ketika Ayu melihat bentuk bangunan madjidnya, ia bertanya "Bentuk masjidnya seperti rumah ya segitiga gitu? Tapi kubahnya terlalu besar daripada badannya jadi dari kejauhan terlihat seperti piramida mesir. Biasanya kubah masjid kan setengah lingkaran gitu kan?" tanya Ayu.

"Ya memang bentuk masjid ini tidak seperti kebanyakan masjid lainnya. Bentuknya bukan diadopsi dari piramida, tapi dari bentuk bangunan adat Sasak di Bayan yang merupakan masjid pertama kali di Lombok yang melambangkan keharmonisan dan toleransi antar umat beragama karena wisatawan bukan hanya Muslim saja tapi dari mancanegara, maka diharapkan mempererat tali persaudaraan antar umat beragama" jawab Maulida.

"Bagus juga konsepnya" komentar Rashid.

Mereka masuk ke teras masjid, disana terdapat miniatur masjid termasuk halaman, gerbang dan pohon - pohonnya yang ditutup kaca tiap sudutnya, sama seperti ketika kita melihat bentuk rumah di kantor pemasaran perumahan atau di properti ekspo di mall - mall yang memperlihatkan bentuk bangunan rumah yang ditawarkan.

Ruangan masjid secara keseluruhan tidak tertutup, dinding masjid hampir semua berupa kaca, sirkulasi udara juga bagus karena terasa angin pantai yang sepoi - sepoi.

"Kalau sudah puas lihat - lihat, sebaiknya kita kembali lagi ke villa, waktunya sarapan" kata Rashid kepada Ayu.

"oke" Ayu setuju.

Pulangnya mereka dijemput mobil toyota Alphard oleh pak Yana di parkiran mobil masjid sehingga mereka tak perlu berjoging lagi kembali ke villa, sebelum lanjut ke destinasi lainnya. Mereka sarapan di spice market restaurant yang merupakan salah satu restoran di villa mereka.

- * * * -

Sejam kemudian setelah tenaga terisi kembali, mereka berangkat naik sepeda ke arah pantai yang berlawanan arah dari rute joging sebelumnya.

Mereka berencana akan menyelam atau surfing, tergantung bagaimana kondisi. Peralatannya dibawa oleh pak Yana dengan mobil yang akan menunggu mereka di lokasi renang atau surfing, seperti Full Wetsuit Long Sleeve (baju khusus menyelam) dan Scuba Diving Mask (kacamata dan alat bantu pernapasan), serta papan surfing sehingga mereka tak perlu repot bawa papan surfing saat bersepeda.

Tak jauh dari villa, mereka melewati patung putri Mandalika berambut panjang yang mengenakan baju coklat muda dan Kain Samping yang dijadikan rok ketat warna coklat tua serta selendang cokelat tua yang berkibar tertiup angin dengan gaya hendak meloncat dan dibelakangnya para pangeran berjumlah 3 orang bergaya ingin menggapainya seolah - olah ingin menghentikan sang putri yang berniat ingin bunuh diri. Dua pangeran di belakang putri dalam keadaan berdiri, sedangkan seorang yang paling belakang dalam keadaan berlutut. Mereka berempat berada di atas batu yang sekitar mereka dilewati oleh air laut yang dangkal atau dengan kata lain mereka berada di tengah - tengah muara sungai yang dangkal.

Patung tersebut berada di pantai Seger. Rombongan Ayu dan Rashid melihat patung itu dari jembatan yang terbuat dari tiang besi beralaskan kayu, khusus bagi pejalan kaki dan motor. Setelah menyebrang, terdapat bukit kecil, Ayu dan Rashid menaiki bukit yang dibawah mereka terdapat patung putri Mandalika. Mereka foto - foto di bukit itu.

Lalu petualangan mereka berlanjut menyusuri pantai, sepanjang pantai terdapat saung - saung yang dibangun untuk umum bagi pengunjung pantai yang ingin menikmati keindahan pantainya.

Akhirnya mereka memutuskan surfing yang masih berlokasi di pantai Seger dekat dengan Gili Sugul dan Gili Lawang yang ombaknya paling dekat dengan tepi pantai (tempat lain ombaknya terlalu jauh dari daratan), masyarakat sekitar menyebut tempat survingnya bernama Mandalika Queen Beach. Disini ada beberapa turis asing yang berselancar juga.

"Wah.. Memang Ombak pantainya termasuk tinggi, gak sesuai untuk pemula. Jadi Neng jangan surfing di sini ya! Bahaya. Nanti Abang akan perlihatkan bagaimana seorang peselancar profesional" kata Rashid.

"Huh sombong, coba tunjukan!" kata Ayu.

"Oke siapa takut. Hadiahnya apa kalau Abang bisa menaklukan ombak ini?" kata Rashid.

"Terserah Abang maunya apa, tapi hanya 1 permintaan saja"

"Oke nanti Abang tagih lho ya" kata Rashid.

Dibisikinya telinga Ayu.

"Nanti malam Abang mau Neng puaskan Abang hingga Abang takluk didalam rayuanmu" kata Rashid.

"Tapi.." kata Ayu protes.

"Tidak ada tapi - tapian, janji adalah janji" kata Rashid.

Rashid ganti baju dan membawa papan seluncur yang talinya diikatkan ke kaki supaya papannya tak lepas jauh dari tubuh ketika Rashid terjatuh dari papan seluncurnya.

Walaupun Ayu sudah menilai bahwa Rashid layak untuk keluar ke tempat umum, dengan dobel dibagian celananya memakai celana renang dan celana pendek untuk menutupi keperkasaan suaminya. Tetapi tetap saja sosok Rashid mencuri perhatian para wanita bule yang melihat bentuk tubuh Rashid yang besar dan dada serta lengannya tercetak otot - otot yang membuat air liur menetes. Ditambah wajah yang tampan dan kulitnya yang berwarna cokelat, idaman tiap wanita bule.

Ayu hanya bisa pasrah melihat wanita lain mengagumi suaminya. Selama Rashid tak selingkuh, ia harus tetap tenang dan jangan menjadi wanita pencemburu buta. Untuk sesaat Ayu lupa bahwa Rashid sebagai seorang pria satu rumpun dengan Arab, memiliki banyak istri dianggap wajar. Apalagi kedudukan Rashid sebagai seorang pangeran. Saat teringat akan hal itu, Ayu menjadi sedih dan sejak dini ia harus mempersiapkan diri jika suatu saat Rashid memiliki istri lain selain dirinya.

Dengan pemikiran itulah, Ayu harus mulai cuek tentang bagaimana penilaian wanita lain terhadap suaminya. Kalau terlalu dipikirin, dirinyalah yang akan tersiksa batinnya. Ia hanya ingin hidup damai tanpa saling bertikai dengan entah siapapun calon istri Rashid yang lain.

Rashid berenang hingga ia bertemu dengan ombak yang bergelung - gelung. Ketika ombak akan menerjangnya, Rashid sudah siap di posisi berdiri lalu memperagakan keahliannya bersurfing diatas ombak maupun melewati ombak hingga bertemu kembali dengan ombak susulan lainnya.

Atraksi surfingnya bagaikan pemain atlet surfing profesional saja sehingga memukau para penonton yang menyaksikannya, baik pengunjung yang berada di pantai maupun sesama orang yang sedang surfing di laut.

Sejam kurang, Rashid selesai berselancarnya, lalu ia menepi ke tepi pantai. Ia menuju saung tempat Ayu tadi beristirahat di rumah makan dekat lokasi pinggir pantai. Dilihatnya Ayu sedang menonton film horor di hpnya.

"Apa serunya nonton horor saat siang - siang panas begini? Berkurang rasa seremnya donk." komentar Rashid.

"Biarin, Neng udah lama gak nonton, jadi biarin Neng nonton, oke!" kata Ayu.

"Ya sudah kalau begitu, Abang ganti baju dulu" kata Rashid.

Setengah jam kemudian setelah Rashid makan mie instan sebagai pengganjal perut, mereka pulang dengan mobil jemputan, sedangkan sepeda mereka diangkut ke mobil losbak sewaan.

Gak ada yang bantu - bantu rumah tuh kerasa banget capenya. Gak perlu senam lg jg udah diganti dgn beberes rmh. Apalagi di rmh ada 3 jagoan, jarang rmh rapih banget.

Maap jd tersendat ya terbit chapternya.

3cycreators' thoughts