webnovel

11. Mansion Besar di pesisir pantai

Eleonore baru saja ingin menutup pintu kamarnya, saat dirinya dikagetkan dengan Marvel yang tiba tiba sudah ada di atas ranjang tempat tidurnya dan dengan kurang-ajarnya dia mengganti-ganti Channel Tv tanpa merasa bersalah.

"Kau!! sebenarnya apa yang kau lakukan!? astaga, kenapa setiap hariku harus melihat wujudmu!." Ele sudah berjalan dengan langkah tegas dan bertolak pinggang didepan Marvel yang masih tenang di atas tempat tidur.

"Aku hanya sedang menonton Tv, memangnya tidak boleh?.", pertanyaan Marvel tentu saja membuat Ele semakin berang.

"Kau ini orang kaya Tuan Marvelo yang terhormat! Apa di apartemen mahal yang kau punya, tidak ada Tv? oh c'mon.. jangan bilang kau kemari hanya untuk menggangguku saja!." Ele masih setia berdiri di depan Marvel yang berbaring di atas ranjang kecil milik Ele.

Kenapa laki-laki mesum ini bisa Ada di kamar Ele? Ele baru saja masak mie instan di dapur, lalu makan sebentar dan saat Ele kembali ke kamarnya. Marvel sudah ada disini dengan tidak tau diri!

"Aku hanya ingin nonton Tv disini, memangnya tidak boleh? kenapa kau pelit sekali? apakah kau memang selalu seperti itu dengan temanmu?." Tanya Marvel tanpa rasa bersalah sama sekali, bahkan Marvel sudah tertawa sendiri melihat salah satu siaran Tv yang menampilkan kartun lucu.

"Marvelo, jika kau kerumah temanmu, apakah kau langsung masuk ke kamar dan seenaknya tiduran begitu saja? aku bahkan tidak tau kau masuk, kau pasti masuk dengan sembunyi-sembunyi seperti maling kan? Turun dari ranjangku Marvelo! Aku mau tidur, ini sudah malam!." Ele sudah sangat sebal dengan sikap Marvel yang semena-mena begini, Ini sudah sangat malam dan Ele benar-benar mengantuk.

Besok dirinya harus bangun pagi untuk mencari pekerjaan baru, gara gara pria di atas tempat tidurnya saat ini. Ele harus mencari pekerjaan baru dan itu sangat merepotkan!.

"Kau tidur saja di sampingku, aku janji tidak akan mengganggu dirimu." Marvel berucap tanpa melihat ke arah Ele. Ele akhirnya naik ke atas ranjangnya, lalu merebahkan tubuhnya sedikit menjauh dari tubuh Marvel yang besar.

Ranjangnya sempit, dan sekarang harus berbagi dengan Tuan yang tidak tau diri. Ele menutup wajahnya dengan bantal lalu berusaha tidur.

Ele terlalu lelah jika harus meladeni Marvel yang keras kepala itu, Ele hanya ingin tidur tenang dan bisa bangun pagi. sudah.. itu saja.

Beberapa menit berlalu, Ele sudah semakin mengantuk dan Marvel juga tidak bersuara. Ele merasa nyaman dengan suasana hening, pikirannya semakin mengabur dan perlahan-lahan Ele jatuh dalam mimpi panjang.

Marvel yang ada di samping Ele hanya bisa terdiam dan mematikan Televisi di depannya, Marvel mulai menggeser tubuhnya kearah Ele lalu memeluk Ele dari belakang. Marvel menghirup dalam-dalam Aroma tubuh Ele yang cukup unik, Aroma sabun mawar dan sedikit bau keringat membuat Marvel tersenyum kecil.

"Aku sedang takut sekarang, kau tau kenapa? karena ibuku sepertinya punya banyak masalah di kerajaan Salvador. Kita akan pergi kesana akhir Minggu ini, aku akan mengajakmu dan memperkenalkan pada ibuku. Ibuku pasti akan senang bahwa aku sudah menemukan Eleonore kembali setelah 50 tahun lamanya." Marvel berucap perkataan itu seorang diri, Ele sudah mendengkur halus. hal itu membuat Marvel semakin mempererat pelukannya dan ikut tidur bersama Ele..

sepasang kekasih itu tertidur dengan nyaman di atas ranjang kecil. Mereka berdua terlihat seperti sepasang kekasih yang saling mencintai, Mereka tidak pernah tau kejadian apa yang akan terjadi di hari-hari berikutnya.

******

Di lain tempat, Di sebuah Mansion besar berbentuk kastil modern dengan interior desain yang indah. Kamar-kamar tidur yang menghadap ke arah perairan Sydney, dimana pemandangan laut biru langsung memanjakan mata bagi siapa saja yang melihatnya.

Bangunan berwarna coklat tua menambah kesan mewah dan elegan, Pilar pilar besar yang menyanggah di setiap bagian sisi bangunan. membuat Mansion terlihat sangat kokoh..

Di dalam sana, Terdapat banyak fasilitas modern dan penunjang kehidupan lainnya. Itu adalah salah satu Mansion utama dari kerajaan Vampir Salvador. Kerajaan yang sudah di buat lebih modern dan kecanggihan teknologi di dalamnya akan membuat semua orang terkagum-kagum.

Tidak akan pernah ada yang menyangka bahwa itu adalah tempat tinggal keluarga Vampir selama ratusan tahun. di sudut taman yang terdapat banyak pohon kelapa, seorang wanita cantik yang cukup berumur, duduk disana sambil merajut sebuah syal berwarna biru tua.

Senyumnya tak pernah luntur dan beberapa helai rambutnya tertiup angin hingga membuat matanya berbinar cerah..

Beberapa pelayan berdiri di belakang perempuan itu, Tidak ada yang berani mengganggu aktivitasnya saat ini.

Hanya ada suara deburan ombak dan sesekali suara burung yang terbang di sekitar pesisir pantai. Mansion ini tetap terlihat indah dari sisi manapun, terlihat nyaman saat di mimpikan..

Tapi mungkin tidak dengan sebagian orang yang tinggal di dalamnya, beberapa merasa Mansion itu seperti Neraka yang selalu membuat mereka kesakitan.

"Nyonya, Tuan Muda Adelardo datang berkunjung." salah satu pelayan memberi hormat lalu membuat perempuan cantik itu berhenti dari kesibukannya.

Pria tampan dengan lesung pipi diwajahnya menunduk sebentar lalu duduk di samping perempuan cantik itu.

"Ibu Arsinoe, maaf jika kedatanganku mengganggu waktumu." Ujar pria tampan itu.

"Tidak masalah Adel, Ibu senang kau berkunjung dan berbincang denganku." Arsinoe menaruh syal yang sudah selesai di rajutnya, Adel yang melihat itu hanya tersenyum kecil lalu mendesis tak suka.

"Ibu selalu membuat Syal di setiap tahun, Memangnya kakak akan pulang tahun ini? Oh ya aku lupa, tentu saja kakak akan pulang. Dia pasti sudah mengincar Tahta kerajaan.." Adel langsung berkata dengan nada tidak suka, tapi ibu Arsinoe tetap tenang dan tetap memberikan senyum terbaiknya.

"Bukankah anakku itu memang pantas untuk Tahta kerajaan Salvador? Dia anak pertama dari seorang ibu, yang merupakan Istri pertama Raja Kleiomenes Salvador Douglas. Lalu apa salahnya jika dia datang kembali untuk Tahta yang merupakan miliknya?." Adel langsung menggeram marah, Mendengar perkataan itu membuat darah Adel perlahan naik dan ingin sekali membunuh perempuan sialan didepannya.

"Kau!! Aku menyesal tidak membunuhmu sejak dulu! Seharusnya ibuku Thrakia sudah menjadi Ratu sejak dulu jika kau mati!." Adel berkata secara terang-terangan, namun Arsinoe tidak tersinggung sama sekali. wajahnya tetap tersenyum dan meminum teh hangat yang dibawakan pelayan padannya.

"Seharusnya ibumu yang mati sejak dulu, bahkan lebih baik jika ibumu atau dirimu tidak ada di dunia ini. Kalian yang datang ke dalam rumah tanggaku dan mengobrak-abrik Keluargaku, kenapa sekarang kalian bersikap seolah-olah kalian yang paling tersakiti? Bukankah seharusnya aku yang merasa paling di rugikan? Jika saja ibumu tidak menggoda suamiku dan memaksa suamiku untuk Menikahi dia, aku sekarang sudah menjadi satu-satunya istri dan Ratu dari kerajaan Salvador." Kata Arsinoe dengan suara lembut.

"Lancang! lihat saja nanti, saat aku sudah mendapatkan Tahta kerajaan Salvador, aku yang akan mengusirmu dari sini dan membuatmu menyesal mengatakan hal itu padaku!." Ujar Adel, Sikap tenang dari raut wajah Arsinoe membuat Adel semakin kesal saja.

Kenapa ibu pertamanya ini bisa memiliki wajah yang bisa tersenyum saat dia berkata hal yang buruk? Sepertinya perempuan ini memang di ciptakan untuk membunuh tanpa bersuara! Adel akan memastikan bahwa perempuan ini akan mati mengenaskan saat waktunya tiba!.

Adelardo langsung pergi dengan kekesalan hati yang mendalam, maksud hati hanya untuk berbasa-basi saja. Malah mendapatkan kekecewaan mendalam dari jawaban ibu tirinya.