Pada Hari Rabu yang seperti biasanya, musim kemarau yang menyerang kota Bandung. Tidak ada tempat yang aman bagi Vampire karena musim kemarau itu bisa membunuhnya di siang hari.
Sepasang suami istri sudah siap untuk pergi ke sekolah. Berkat Bu Echidna, Reita tidak akan terlambat ke sekolah. Mereka pun meninggalkan rumah Reita untuk mencari ilmu di sekolah.
Di tengah perjalanan, mereka tidak pernah berbicara sekalipun. Bu Echidna masih fokus dengan perjalanan mengendarai mobil. Sementara Reita hanya melihat pemandangan kota Bandung yang tidak ada akhlaknya.
"Mampir dulu ke IndoApril. IndoApril buka jam 6. Mau bayar pulsa KSL." Bu Echidna memberitahu pada Reita di perjalanan ke sekolah.
"Iya iya. Gue tunggu."
Bu Echidna memeluk Reita karena Reita baik hati. Secara tidak sadar,mobilnya berbelok ke arah yang berlawanan. Para kendaraan yang berlawanan terkejut dan tidak sempat menghentikan mobilnya dan berbelok ke kiri kanan, sehingga menabrak bangunan di jalan tersebut.
"Woi! Setirnya Woi!" Teriak Reita melihat setir mobilnya tidak dikendalikan.
"Eh iya. Aku lupa."
Bu Echidna menyetir ke jalan yang lurus dan tidak memperdulikan kecelakaan yang disebabkan oleh Bu Echidna.
Terdapat keluhan dari pengemudi yang menabrak bangunan akibat mereka terkejut. Mereka tidak melihat mobil yang datang secara tiba-tiba menghampiri mereka.
"Woi! Kalau nyetir, lihat-lihat napa!"
"Argh! Kembali sini woi! Ganti rugi!"
"Jangan kabur, dasar mobil gak ngotak!"
Reita tidak bisa membiarkan Bu Echidna Ia secara tidak langsung melihat keluhan dari para pengendara yang keluar dari jalur akibat kelakuan istrinya.
"Tuh kan! Gara-gara kamu, mereka jadi toxic gak jelas gini."
"Paling mereka kasih uang 2 juta sama aku karena aku cantik."
Reita hanya terdiam kaku karena Bu Echidna. Ia kalah debat dengan cewek karena cewek selalu benar dan cowok selalu salah. Jadi, mereka hanya terdiam karena Reiat akan diceramahi Bu Echidna seperti ibunya sendiri.
Sesampainya di sekolah, Reita dan Bu Echidna turun dari mobil yang akan dikunci dan segera ke kelas karena mereka harus pergi ke sekolah sebelum jam 7 pagi. Padahal, ini masih pagi buta. Hanya Riku dan Aprilia yang sudah berada di sekolah di pagi yang buta akan matahari.
Namun, sebelum mereka menuju ke lorong, tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri mereka. Orang itu memiliki respon yang cukup cepat karena ia sempat mengikuti mereka ke sekolah.
Pak Polisi dengan seragam yang rapi, postur tubuh yang tegak, dan kumis yang melekat. Polisi itu memberikan salam pada Bu Echidna sambil membicarakan inti dari kedatangan tersebut.
"Selamat Pagi, Bu, Dek."
"Selamat Pagi, Pak. Ada yang bisa kubantu?" Tanya Bu Echidna sambil menyapa Pak Polisi itu.
"Saya melihat sebuah kecelakaan yang terjadi di jalan raya. Saya juga melihat anda merupakan penyebab dari kecelakaan di jalan raya tersebut."
"Dengan kata lain, anda harus dibawa ke kantor polisi untuk diberikan keterangan mengenai kecelakaan yang telah kamu buat itu."
"Baiklah. Nanti,aku buat surat izin dulu yah!"
"Silahkan!" Terima Pak Polisi.
Bu Echidna dan Pak Polisi itu meninggalkan Reita setelah istrinya mengucapkan selamat tinggal padanya. Reita hanya membalas dengan kaku. Ia ingin ke kelas karena ia disuruh oleh istrinya untuk belajar.
Kamu ke kelas aja. Soal Pak Polisi, serahkan saja padaku! Itulah yang dikatakan oleh Bu Echidna.
Reita berjalan dengan langkah kaki untuk melakukan rencana untuk mengerjai Madun. Secara tidak sengaja, ia mendengar sebuah obrolan dari dua guru yang melihat istrinya yang sedang dibawa ke kantor polisi.
"Tau gak? Bu Echidna sedang dibawa ke kantor polisi lho," cibir salah satu guru mendengar Bu Echidna ditahan.
"Eh? Benarkan? Aku gak tahu kalau dia lagi dibawa ke kantor polisi," tanya lawan bicaranya tersebut.
"Paling dia dapat duit lagi pas sampai di kantor polisi," lontar lawan bcara dari guru itu.
"Pernah kejadian, ia pernah ditilang 250 ribu gara-gara gak bawa helm. Tau-tau malah dikasih duit 250 ribu," imbuhnya.
"Dikabarkan dia mendapatkan duit karena ditilang polisi." Dia melanjutkan cibirannya.
"Enak banget. Cewek cantik kalau ditilang malah dikasih duit. Udah nikah sama murid di kelas XI MIA 2." Salah satu guru itu menjadi iri dengan Bu Echidna.
Reita pun menjadi tidak enak karena ia menjadi bahan gosip oleh dua guru. Bahkan, ia tidak enak karena kedua guru itu selalu mengghibahnya dari belakang.
"Pokoknya, gue harus ke kelas sebelum kena gosip. Serem beud dah!"
Reita segera pergi ke kelas sebelum ia kena korban ghibah oleh ibu-ibu dan para cewek di kelas. Biasanya, para cewek menggosip soal cowok yang merupakan idaman mereka.
Setelah tiba di kelas, ia masih belum melihat Dona masuk kelas. Ia hanya melihat suasana kelas yang masih sepi. Karena Bu Echidna dan Reita berangkat bareng, mereka tidak akan terlambat.
"Keknya dia gak masuk karena Kerasukan Mantan. Awokawokawok," gumam Reita dalam hatinya.
"Yosh! Waktunya melanjutkan rencana gue untuk membalas perbuatan Madun."
Reita duduk di kursinya dan tiak tidak memperdulikan Riku yang masih tertidur nyenyak.
"Nih orang tidur mulu! Udah kena gosip malah dibiarin. Pantesan si Aprilia selalu melindunginya dari obrolan gosip gak jelas itu."
Reita ikutan gosip. Namun, dalam hatinya saja. Ia sedikit kasihan karena Riku selalu jadi bahan gosip karena Cewek Tercantik Seantero Sekolah, Meshima Ruka, tertarik cowok seperti Riku.
Reita kembali membaca buku dan menonton video pembelajaran di Djenioes.Ia sedikit tertolong karena materi yang diajarkan oleh mentor di Djenioes sangat ramah dan mudah diajak bicara.
Reita juga sudah menghabiskan uang sebesar Rp.1.000.000,00 untuk mendapatkan Kelas Pertamax. Dengan kelas itu, ia mendapatkan sebuah motivasi, materi, dan statistik usai mengerjakan soal.
Tak lama kemudian, internet Reita terkuras habis secara tiba-tiba. Ia pun
"Etdah! Siapa yang ambil internet gue?" Tanya Reita sambil menoleh ke sekitar.
Saat di cek, ada 3 handphone yang tersambung ke internet Reita ketika ia sedang sibuk belajar di Aplikasi Djenioes.
"Reita. isi kuota dong! Ini lagi main Titokku." Selly kesal karena ia Virtual Phone miliknya tidak tersambung kuota.
"Reita. Cepetan isi kuotanya!" Zeni menghampiri Reita sambil memegang Virtual Phone miliknya.
"Tolonglah, Wahai Kawanku! Tolong isi kuota! Nanti, saya akan kalah," lanjut Madun secara bersamaan.
Reita semakin kesal karena ia tidak bisa hidup tenang gara-gara mereka selalu mengganggu Reita.
"Isi kuota kalian sendiri napa! Kuota gue terus yang jadi korban! Gimana sih?"
"Reita jahat!" Selly mengolok Reita.
"Iya tuh! Reita kok gitu?" Lanjut Zeni.
"Reita. Aku mohon untuk mengisi kuota. Kita mau asik-asik dengan dunia maya." Madun menyarankan Reita untuk isi kuota.
"Tunggu bentar lagi! Gue bakal kerjain kalian satu-satu. Tahu rasa kalian!" Gumam Reita dalam hati seperti adegan Sinetron.
"Mending kalian gak usah main Virtual Phone. Mending kalian keluyuran entah kemana," saran Reita
"Anna mana?"
"Anna jadi Sadgirl karena kamu udah nikah duluan. Jadi, dia masuk rumah sakit karena ia kena Penyakit Sadgirl kemarin malam," jelas Selly.
"Jadinya, dia gak sekolah selama seminggu."
"Ebuset! Sampai segitunya!" Reita terkejut karena pernikahan Reita dengan Bu Echidna.
"Yaudah! Gue keluar dulu. Malas ladenin kalian." Reita meninggalkan ketiag temannya karena ia tidak tahan kepada teman yang gak ada akhlak.
Mereka hanya terdiam dan mulai mengerjai Riku karena ia mudah dikerjai setelah Reita. Mereka menggunakan tubuh Riku untuk keperluan mereka sendiri. Seperti, memotret Riku saat tidur, Menidurkan Riku di pangkuan Selly, dan mencoret muka Riku.
Reita sedikit menunjukkan senyuman jahatnya karena ia ingin merasakan kenikmatan setelah mengerjai Madun.
"Hihihihi. Gue sudah kendalikan robot kecoa itu ke tas Madun. Sebentar lagi, gue akan melakukan rencana gue dan membuat Madun disalahkan."
Reita mencuci muka terlebih dahulu sebelum kembali ke kelasnya. Ia juga sudah melihat banyak siswa dan siswi yang sudah masuk ke kelas. Ada yang terlambat ke sekolah dan mendapatkan hukuman memberi makan Dinosaurus di sekolah.
Pelajaran pun dimulai setelah Reita masuk ke kelas dalam 5 menit. Guru Fisika, Pak Anton, mulai mengajar sedikit dan memberikan tugas yang meresahkan siswa dan siswi di Kelas XI MIA 2, kecuali Reita. Riku dibebaskan tugas Fisika karena takutnya Pak Anton resign lagi.
^****^
Setelah mengikuti pelajaran yang meresahkan sebagian murid, akhirnya mereka bisa istirahat dengan tenang tanpa rumus dan angka yang merupakan mimpi buruk bagi mereka.
Sementara itu, Reita masih berada di kelas dan menunggu rencana yang akan ia jalankan untuk mengerjai Madun.
"Saatnya gue lancarkan rencana gue."
"Gue akan menunggu Madun membuka bekalnya. Lalu, gue akan pura-pura takut da pura-pura sembunyi di kolong Madun untuk memasukkan kontrol otomatis ke tas Madun. Abis itu, rencana gue akan berhasil dengan mulus."
"Awokawokawokawok."
Reita menunggu kesempatan sambil membaca buku Light Novel. Ia sedikit asyik karena Light Novel yang ia baca itu cukup menarik serta ada gambar ilustrasinya.
Karena itu, itulah yang bisa ia kerjakan setelah capek belajar.
Setelah Madun tiba di kelas usai meminjam buku di perpustakaan, Madun menghampiri kursi di bagian belakang dan membuka tasnya karena ia sedikit lapar. Setelah mengambil bekalnya, ia membuka bekal itu dan memulai untuk makan sambil duduk. Kalau tidak, kena marah emak-emak.
:Namun, secara mendadak, ada sebuah serangga yang sedang menginap di nasi yang hangat itu. Sebagian orang akan terkejut karena ada kecoa. Namun, kalau kecoa itu kecoa mainan, orang yang dikerjai itu kesal dan ingin menghajar orang yang suka prank.
Madun menjadi keringat dingin karena ia melihat kecoa yang ada di depannya. Kecoa itu menoleh kepada Madun yang terdiam dengan keringat yang menetes ke bawah.
Kecoa itu secara mendadak, mendekati Madun dan mengepakkan sayapnya. Aneh sekali. Padahal, kecoa itu lari dari manusia. Tapi, ia malah menghampiri Madun.
"Kecoa!"
"Kecoa!"
"Ada Kecoa Terbang!"
Madun berteriak sambil menumpahkan bekal miliknya ke lantai. Ia menjadi jijik karena kecoa itu terbang ke arah Madun dan mendarat ke lantai. Bekal miliknya, sudah mencemari lantai yang penuh dengan karpet.
"Jangan mendekat! Jijik!"
Namun, ia tidak mendengar Madun. Ia malah mendekati Madun agar Madun mengingat flashback yang tidak diharapkan olehnya. Kecoa itu merupakan mimpi buruk baginya.
Orang yang di sekitarnya menjadi shock. Reita hanya fokus membaca sambil melakukan akting merinding agar tidak curiga.
"Kamu kenapa, Madun?" Tanya seorang siswi kepada Madun.
"Itu! Ada kecoa!"
Mereka yang berada di kelas XI MIA 2 menjadi takut akan keberadaan kecoa tersebut. Madun sampai keluar kelas dan mengintip ke dalam apakah semuanya baik-baik saja atau tidak.
Mereka menjadi was-was karena ada kecoa yang tiba-tiba Tidak hanya itu, mereka pun
"Kecoa? Mana?" Tanya seorang siswa yang panik sambil memeluk pacarnya.
"Moga-moga aja ini bukan prank," harap siswi di dekat papan tulis.
Tiba-tiba, ada kecoa yang sedang berjalan dengan langkah kaki dengan menakutkan seperti di film horor. Ucapan ketakutan dari murid sekelas Reita menghiasi kelas Reita yang sedang istirahat.
"Itu kecoa!"
"Lari!"
"Selamatkan diri!"
"Ayo kita pergi, Sayang!"
"Jangan sampai kita di dekat kecoa yang jijik itu!"
Semuanya pun pergi dari kelas. Reita ikutan lari dari kecoa itu. Tapi, ia masih berada di kelas sementara yang lainnya sudah meninggalkan sekolah. Reita ke bangku Madun dan menaruh alat pengendali kecoa ke dalam tas Madun lalu ia segera meninggalkan kelasnya.
"Yosh! Sekarang gue lari dulu! Ada kecoa!" Reita lari dari kelas dengan ketakutan yang palsu.
Kelas XI MIA menjadi sepi. Riku sudah berada di samping Aprilia di kantin sambil memesan seblak.
Kecoa yang masih berada dalam di kelas Reita secara tidak langsung berkembang biak dengan cepat dengan menghasilkan 3 kecoa setiap menitnya. Dengan perkembangan biak yang sudah dipasang sisetm pengendalian, robot kecoa pun akan meneror kelas lain.
^****^
Sementara itu, pada saat kelas XI MIA I sedang istirahat, ada para siswa dan siswi sedang mengobrol akrab dengan Ruka. Chelsea sedang berkumpul dengan geng Cewek Alay, dan ada siswi yang sedang mengerjakan tugas.
Di tengah aktivitas yang biasa itu, ada kecoa yang muncul di pintu kelas karena mereka mencium bau yang cukup sedap. Mereka berjalan di bawah kaki para murid Kelas XI MIA 1.
Mereka masih belum menyadari bahwa mereka akan dihantui oleh kecoa yang akan naik ke meja dan menakuti para siswi yang ada di kelas.
Beberapa detik berselang, ada sebuah teriakan seorang siswi yang melihat kecoa yang menggemparkan kelas tetangga.
"Ihh! Ada kecoa!"
"Kecoa?! Kyaa!" Teriak siswi itu saat ia melihat kecoa.
"Mana kecoanya?! Aku akan mengusirnya," tekad siswa yang memegang sapu.
Siswa itu mencoba untuk mengusir kecoa itu dengan sapu. Semua murid yang berada di kelas melihat siswa yang mengusir kecoa itu.
"Kecoa! Ihh! Gak suka gelay!" Chelsea menghindari kontaknya dengan kecoa bersama dengan gengnya.
Namun, beberapa menit kemudian, cowok yang memegang sapu merasa terkejut karena ada kecoa lain yang terbang dan hinggap di belakangnya.
Seketika, ia menjadi tidak berani dan lari sambil meninggalkan kelas sambil mencari cara untuk mengusir kecoa yang ada di belakangnya.
Tidak ada yang bisa dilakukan karena kecoa itu berterbangan. Meskipun kecoa itu tidak sering terbang, itu bisa lebih menakutkan daripada Pochong dan Kuntil. Sudah ada Film Horor "Kecoa Serem" yang tersedia di Platform Natflis
Karena ada kecoa yang menghantui, kekacauan di kelas lain ... akan terjadi.