webnovel

Taman Air Merah

Theodor memilih pesta ulang tahun tak biasa. Theo dan kekasihnya Nauctha sebenarnya memilih Tovkla Water Park sebuah wahana taman air out door berada di Ibu Kota tetangga sebut saja Detulca. Namun, karena suatu hal yang tak terduga mobil yang mereka tumpangi mengalami masalah. Akhirnya mereka liburan di Winter Water Park sebuah wahana taman bermain out door yang di dominasi warna putih dan biru di kota kelahiran mereka, bernama Alustra. Teror dimulai ketika mereka akan mencoba wahananya. Seorang hantu Wanita menyamar menjadi salah satu pengawas wahana taman bermain tersebut. Ada motivasi apakah sang hantu menampakkan diri pada mereka?

Yi_EunSha · ホラー
レビュー数が足りません
56 Chs

Paling tidak syarafmu mati rasa sekarang.

Peringatan dari Agni menyadarkan Eve bahwa sapuan lidah berbisa tersebut menjulur kearah mereka bertiga!

Untungnya dengan refleks ketiganya dapat berlari menghindari. Agni melompat turun menyerang lidah Aljaeger yang menjulur akan menyerang kembali Eve.

Pedang apinya sudah mendekat ke lidah Aljaeger tetapi tiba-tiba Lucas membangun dinding dari tanah, yang menjulang tinggi, menghalangi Aljaeger dengan Agni secepat kilat!

"Siapa yang menghalangi seranganku?!" seru Agni merasa konsentrasinya terganggu karena dinding tanah yang muncul secara tiba-tiba.

"Aku baru saja menyelamatkan nyawa kita semua. Jangan lukai lidah yang itu karena darahnya mengandung racun" Lucas memberi tahu alasan mengapa dia menghalangi.

Roaaaaaar!!

Aljaeger murka karena lidahnya terbentur dinding tanah yang sekeras besi. Sayangnya, tindakan Lucas tadi menyebabkan lidah kedua Aljaeger terluka dan darah yang terpercik ke dinding tanah tersebut, membuat dindingnya menjadi roboh dalam sekejap mata.

Mata semua orang terbelalak lebar karena serpihan tanah yang terpercik racun dari darah Aljaeger terlontar ke arah Eve!

Gadis itu diam tak bergeming. dia memicingkan mata mengubah cairan racun, yang akan terpercik ke kulitnya itu dan langsung mengubahnya, menjadi serpihan kecil es. Yang kemudian jatuh keatas tanah.

Makhluk ini tak mau menyerah juga. dia berlari, sambil membuka mulutnya lebar-lebar, menjulurkan lidah sepanjang yang dia mampu.

"Eve!! Lari!!" Theo dan Lucas memperingatkan. Bagi keduanya, sangat terlambat untuk menarik Eve menjauh dari Aljaeger. Karena hewan itu sangat lincah juga cepat.

Tidak ada rasa panik atau pun ketakutan di wajah Eve. dia tersenyum licik sambil menunggu waktu yang tepat untuk melakukan serangan balik.

Lidah Aljaeger semakin mendekat. Eve berkonsentrasi penuh membekukan tubuh monster Aljaegar kecuali satu lidah, yang menyembunyikan bunga Aljaeger...

Kretaaaak

kretaaak

Suara kulit monster mulai mengeras, semakin membeku dan seluruh tubuhnya berubah menjadi es kecuali satu lidahnya.

"Cepat petik bunga Aljaeger itu sebelum layu!" teriak Eve pada Theo yang diam terpaku ditempat.

Theo mulai mendapatkan kesadaran penuh setelah gadis tersebut berteriak lantang padanya. Theo bergerak mendekat ke arah Aljaegar beku. Sesuai petunjuk Agni, dia menggunakan sarung tangan untuk mencabut bunga Aljegar seakar-akarnya.

"Kau beruntung karena dibekukan. Paling tidak syarafmu mati rasa sekarang. Bersyukurlah tidak merasakan penderitaan" gumam Theodor pelan berbicara dengan bangkai Aljaegar.

"Rupanya ada manusia yang membuat keributan di tempat ini. mengapa kalian semua bisa masuk ke dunia cermin?" suara seorang Pria berusia sekitar 40 tahunan terdengar menggelegar. Membuat seluruh manusia di sana waspada penuh.

"Mereka melalui hari yang buruk karena Iblis jahat. Dan sebagai teman mereka, aku hanya ingin menyelamatkan mereka" Agni maju berusaha melindungi para manusia.

"Melindungi mereka? dengan membawa mereka kedalam dunia cermin?!" Pria setengah baya itu melotot murka pada Agni.

"Dunia cermin adalah tempat yang rahasia. Hanya ditujukan untuk kamu kita bukan kamu manusia!" bentak Pria itu marah besar.

"Cara untuk meloloskan diri dari trik Iblis tersebut hanya ada satu tempat. Hanya ketempat ini" Agni berusaha menjelaskan bahwa ini adalah masalah genting.

Pria paruh baya mentap penuh selidik ke dalam mata Agni yang jernih. Tidak ada satu pun kebohongan yang sedang Agni sembunyikan.

"Mereka tidak terlihat lemah. Hingga mereka pantas untuk kau lindungi"

"Taek Xie... mereka memang lebih lemah dari seekor semut dibandingkan Iblis di luar sana" Agni berusaha membela.

Tetapi tubuhnya menjadi kaku setelah diam-diam merasakan adanya kekuatan batin menguar dari tubuh beberapa sekutunya.

"Sejak kapan kalian memiliki kekuatan batin? Apa kalian sengaja menyembunyikan kemampuan kalian agar aku membawa kalin kemari?" geram Agni mengirim pesan rahasia kepada Eve, Theo, dan Lucas melalui pikiran.

"Mereka baru mendapatkannya setelah menginjakkan kaki di tempat ini. Mohon jangan berpikir buruk tentang kami" jawab Hisashi sambil menatap damai kearah Taek Xie.

"Maksudmu mereka lemah saat datang kemari, dan setelah menghabiskan satu malam di dunia cermin mendadak mereka mendapatkan kekutan batin?" kekeh Taek Xie menatap garang Hisashi.

"Dengan kebohongan macam ini, kalian berharap aku mempercayainya?" Taek Xie curiga tetapi dia tidak mau asal menyerang lawan. Karena dia tidak tahu pasti kekuatan lawan. Kekuatan batin tiga manusia di sekitar Agni tidak dapat di ketahui sampai ke tingkat berapa.

Apa mereka sejak lahir sudah memiliki kekuatan batin? berarti mereka makhluk yang diberkahi? batin Taek Xie menatap tajam ke arah Eve, Theodor dan Lucas.

Agni tidak akan mungkin membahayakan Dunia cermin dengan sengaja. Jadi pasti mereka membodohinya sejak awal. tetapi... kalau kejadiannya memang seperti itu artinya mereka tidak bisa dianggap remeh. Hanya kekuatan batin di atas tujuh ke atas yang bisa menyembunyikan tingkatan ilmunya. Taek Xie berusaha setenang mungkin.

"Awalnya kami berencana tinggal di sini selama seminggu untuk menimba ilmu karena kami, tidak memiliki kekuatan batin sedikit pun. Jadi, berhubung cukup berlatih seharian ini saja kami sudah bisa memiliki kemampuan bertarung. Jika diijinkan kami akan pulang hari ini" Hisashi mencoba keluar dari masalah.

Tujuan awal mereka bukanlah terus berada di Dunia cermin. Karena Dunia cermin ini hanyalah tempat transit bagi mereka agar bisa segera pulang ke Dunia mereka sendiri.

"Apa jaminannya kalian semua tidak akan membocorkan Dunia kami jika kalian berhasil keluar dari sini?!" Taek Xie tidak mau mengambil risiko dikemudian hari.

"Aku akan mengawasi mereka di dunianya. Musuh mereka kebetulan juga musuhku Taek Xie. Jadi mereka bisa membantuku melenyapkan iblis kejam tersebut bersama"

"iblis macam apa yang membuat manusia dan makhluk seperti kita harus bekerja sama?" tanda tanya besar di kepala Taek Xie tak mampu lagi terbendung.

"Iblis yang semasa hidupnya adalah seorang Dokter. Dia melakukan banyak penelitian untuk memusnahkan beberapa kelompok manusia disuatu Negara tertentu untuk memperkuat dirinya sekaligus mencari keabadian" Theodor menggeram sambil menggambarkan Iblis macam apa Sergei dimatanya.

"Manusia ini tidak berbohong. Percayalah" Agni tidak gentar membela para manusia.

"Baiklah, kalian bisa pergi sekarang. Ngomong-ngomong, berapa level kekuatan batin kalian bertiga?" Taek menjawab sekaligus mencari tahu seberapa besar kekuatan tiga manusia di hadapannya sekarang.

"Tak terhingga"

Jawaban Hisashi membuat Taek Xie spontan membulatkan kedua matanya. Makhluk macam apa mereka? di klan Dunia cermin kekuatan batin paling tinggi adalah 10 dan itu hanya dimiliki sang Dewa.

Bagaimana bisa manusia itu mengklaim ketiga orangnya memiliki kemampuan tak terhingga?! mana ada makhluk yang dapat melampaui kekuatan Dewa?!

"Cukuplah dengan omong kosong kalian dan segera pergi dari sini. Sebelum kalian menimbulkan banyak masalah" Taek Xie melambaikan tangannya pasrah. Meski manusia itu tidak mau jujur padanya, tidak apa-apa. Selama mereka tidak akan kembali ke Dunia cermin lagi.

Dengan satu kibasan dari Taek Xie, Eve, Theo, Lucas, Hisashi, Amarru dan Agni bersamaan terlempar ke dalam danau yang tenang. Mereka berteriak terkejut karena jatuh dan terhisap kedalam pusaran air danau. Meski mereka berusaha berontak (kecuali Agni), tetap saja tubuh mereka terhisap masuk ke dalam pusaran air danau.