webnovel

Taman Air Merah

Theodor memilih pesta ulang tahun tak biasa. Theo dan kekasihnya Nauctha sebenarnya memilih Tovkla Water Park sebuah wahana taman air out door berada di Ibu Kota tetangga sebut saja Detulca. Namun, karena suatu hal yang tak terduga mobil yang mereka tumpangi mengalami masalah. Akhirnya mereka liburan di Winter Water Park sebuah wahana taman bermain out door yang di dominasi warna putih dan biru di kota kelahiran mereka, bernama Alustra. Teror dimulai ketika mereka akan mencoba wahananya. Seorang hantu Wanita menyamar menjadi salah satu pengawas wahana taman bermain tersebut. Ada motivasi apakah sang hantu menampakkan diri pada mereka?

Yi_EunSha · ホラー
レビュー数が足りません
56 Chs

Detik-detik Penyelamatan Lucas

"Jadi kita tinggal masuk saja ke dalam untuk membawa Lucas pulang?" Evelina Dushenka bergumam sendiri setelah mendengar permintaan dari Hisashi padanya.

Eve terdiam sejenak, sambil memejamkan mata lalu berjalan sambil menyentuh gerbang.

"Apa yang kau lakukan? kita harus menghindari patroli" bisik Zack berpikir Eve terlalu gegabah.

"Jangan khawatir, mereka tidak akan berkeliaran di sini. Karena mereka sudah kubuat tidur pulas..." kekeh Eve kini tanpa ragu membuka gerbang.

"Kau memberi mereka obat bius? sejak kapan? waktu kita berapa lama?" Zack penasaran.

"Selama yang kita butuhkan" jawab Eve tanpa menoleh ke arah Zack.

"Di sini titik kita, melemparkan Lucas ke dimensi ciptaan entah siapa pun itu" kata Hisashi lantang.

Theo dan Zack berjuang mengeluarkan tubuh Lucas dari dalam karung goni sementara Kenatt dan Amarru memegangi karung goni dari dua arah.

"Kau sudah siap?" tanya Hisashi pada Theodor.

"Sentuh lengannya lalu berkonsentrasi memanggil Lucas setelah hitungan ketiga" instruksi Hisashi setelah Theo mengangguk.

"Satu" Hisashi mencoba menghimpun tenaga dalam yang sebenarnya sudah terkuras setengahnya tadi.

"Dua" Hisashi menyentuh ubun-ubun Lucas dengan telapak tangan kiri lalu menyentuh bahu Theo secara bersamaan.

"Tiga" perjuangan Theo mencari Lucas telah dimulai.

==================================

"Theo!!" teriak Lucas panik menyadari semakin lama kerangka Profesor Dokter Sergei makin mendekat.

Krieeeeeeeeek

suara pintu di belakang Lucas terbuka lebar. tetapi entah mengapa kakinya mati rasa.

"Lucas lari!! ikuti arah suaraku" suara Theo membahana di kepala Lucas.

"Kakiku tidak bisa bergerak" gumam Lucas pucat pasi.

Tiba-tiba sebuah boneka Phantom anatomi kebidanan, yang berada di belakang kerangka Sergei, bergerak!! Boneka yang di desain setinggi tubuh manusia, memiliki anggota tubuh lengkap, kecuali penampakan organ dalam yang terurai keluar itu justru menyerang Sergei.

Dia mencengkeram kerangka Sergei tanpa ampun, lalu melemparkannya ke dinding sehingga kerangka Sergei tercerai berai tak beraturan. Phantom berlari meraih lengan Lucas lalu melarikannya entah ke mana.

"Jangan khawatir! Phantom itu digerakkan oleh timku Lucas! kau harus segera pulang" suara Hisashi terdengar di kepala Lucas. Perasaan waspada dan ketakutan berubah menjadi merasa aman.

Lucas melihat ada cahaya bulat berkedap-kedip di dinding sementara suara klotakan kerangka Sergei berlari ke arah Lucas semakin mendekat! Phantom melempar roh Lucas ke arah dinding yang berpendar terang tersebut dengan spontan. Lucas menoleh kebelakang, melihat Phantom sedang bertarung, melawan Sergei.

Semua terasa gelap dan semakin dingin menghinggapi tubuh Lucas. Kedipan pertama, cahaya remang-remang tertangkap mata Lucas. Kedipan kedua, dirinya mendengar suara Theo dan Zack memanggil namanya. Saat Lucas membuka mata lebar, dia melihat semua orang menatapnya lega.

"Hisashi!! tutup portalnya!! Sebelum Iblis jahat ini melewati pintu!" teriak seorang Gadis yang asing bagi Lucas.

Hisashi bersiap menutup portal dimensi antar dua alam lalu, dengan gerakan cepat mendorong Eve hingga terlontar ke belakang, dan jatuh berguling ke tanah.

"Nona baik-baik saja?" tanya Amarru membantu Eve berdiri.

"Syukurlah, kalau aku tidak dilempar olehnya pasti Iblis itu bisa menggeretku masuk ke sana hidup-hidup" jawab Eve bergidik ngeri.

"Siapa dia?" tanya Lucas linglung.

"Ceritanya panjang. Yang jelas ada sedikit masalah di sini sebelum kami sempat membawa pulang ruhmu" jawab Theo membantu Lucas berdiri.

Kini semua orang sudah berkumpul di Rumah mewah keluarga Theo. Duduk melingkar untuk mengetahui apa saja yang dilihat Lucas saat berada di dalam dimensi lain.

.

"Putra Marcus benar-banar masih hidup. Sergei Dokter gila itu bahkan masih mencarinya sampai sekarang. Dia bilang Marcus dan Putranya bisa membantu mewujudkan impiannya" kata Lucas sambil mengingat tiap perkataan Sergei.

"Jadi selama ini Diandra hanya selalu terseret ke dalam dimensi buatan Sergei tanpa dia sadari? Kalau begitu Diandra menghilang karena di sandera Sergei?" gumam Lucas membuat Theo mengerutkan kening.

"di mana Sergei? kau melihat tempat dia berada?" Theo mulai mencoba memahami informasi Lucas.

"Dia sudah lama mati. Akibat penelitiannya sendiri. Dia menggunakan tubuhnya untuk proyek ilegalnya dan mati penasaran" jawab Lucas bergidik ngeri.

"Mati?! lalu kau bilang sampai sekarang dia mencari Putra Marcus"

"Ya, dia sudah bersumpah sampai mati pun akan mencari Putra Marcus" sahut Lucas mengacak-acak rambutnya kesal.

"Kau sempat melihat orang lain di tempat itu? dia masih hidup. Sebelum Diandra meninggal dia meminta tolong agar kita membebaskan Wanita itu dari Sergei" tanya Theo teringat pesan terakhir Diandra.

"Aku hanya fokus mengikuti ke mana Diandra pergi. Saat Diandra tertangkap bersama Zerra dan Hugho, aku melihat Edmund datang menyelamatkan mereka. Map yang kau lihat di rumah Diandra itu, adalah berkas penting titipan Edmund. Masalahnya aku tidak tahu isinya apa. Yang jelas, sepertinya saat Diandra akan mengirim berkas itu ke kantor polisi, usahanya digagalkan dan berkas itu dicuri" Lucas berkobar-kobar menceritakan segala hal yang dirinya ketahui.

"Apa yang akan kalian lakukan? Korban dan pelaku sudah meninggal" Kenatt ingin tahu apakah jasa mereka masih dibutuhkan atau tidak.

"Ini terasa akan sia-sia" Zack menyandarkan tubuh ke sofa lalu menutup mata dengan kedua telapak tangannya.

"Keputusan ada ditangan kalian. Karena nyawa kalianlah yang dipertaruhkan sejak awal" kata-kata Hiashi membuat tubuh Theodor dan kawan-kawan membeku.

"Kurasa terlalu dini untuk menyerah. Diandra menitipkan sesuatu padaku" kata Lucas merogoh sakunya dan meletakkan di atas meja.

"Dia tidak memberi tahu di mana mapnya tetapi malah memberikan ini padamu?" Theo menatap Lucas penuh selidik.

"Dia tidak memberikan itu padaku secara langsung sih, waktu itu aku berusaha berkomunikasi dengan Dindra anehnya tidak ada respons. Jadi aku hanya memerhatikan dia sedang mengubur sesuatu dan aku yang menggalinya" sahut Lucas meringis salah tingkah.

"Ada dua pendapat tentang ini. Pertama, ini petunjuk terakhir Diandra mengenai bukti-bukti kejahatan Sergei. Karena itu Sergei berusaha menangkap Lucas untuk mencegahnya membocorkan bukti kejahatannya. Kalau ini yang terjadi, berarti kita sedang beruntung." Kenatt memberikan satu asumsi yang masuk akal.

"Pendapat keduaku inilah yang mengusik pikiranku. Bagaimana kalau sejak awal Sergei lah, yang menciptakan dimensi lain itu? dia sengaja membiarkan Lucas merasa seolah mendapatkan barang bukti kejahatan Sergei. Dengan begitu, dia mudah menggiring Lucas dan kita semua masuk ke perangkapnya?" tambah Kenatt tegang.

"Untuk apa dia melakukan itu? Jebakan hanya digunakan untuk orang-orang yang bisa menggagalkan rencananya" sahut Casandra merasa butuh bukti kuat lainnya agar asumsi kedua ini menjadi masuk akal baginya.

"Karena dia memiliki rencana mendapatkan Putra Marcus sejak awal. Jadi dia ingin menciptkan serangkaian kejadian yang menarik kalian semua datang ke Red Water Park."

"Dan untuk bisa mewujudkan keinginannya, dia harus meminjam raga manusia. Dengan memiliki tubuh manusia, Sergei bisa mencari mangsanya semudah membalikkan telapak tangan" teori mengerikan itu sanggup membuat semua orang di sana menahan napas.

"Kalau mengambil raga orang lain itu rencananya, kurasa dia tidak butuh melakukan penyerangan terhadap Lucas. Aku mendengar dari roh Diandra bahwa Sergei menahan manusia hidup-hidup di dimensi ciptaannya" Theo menampik teori kedua.

"Kau sudah bertanya, sejak kapan manusia itu ditahan?" Kenatt melirik Theo penuh tanda tanya.