Orion, Kiara dan Kiana sedang berbicara tentang beberapa hal yang berhubungan dengan asrama itu kepada Meliodas dan Elizabeth. Semua pertanyaan itu dijawab dan mereka merasa puas dengan itu, Orion sesekali melirik ke Meliodas.
Sejak pertama kali bertemu, dia selalu merasakan tekanan yang keluar dari Meliodas. Seolah-olah Meliodas sedang menguji mereka, meski mereka bertiga sama sekali tidak terganggu.
Selain tekanan itu, Orion juga merasakan kekuatan yang besar dari Meliodas dan membuatnya harus melihat status Meliodas.
.
Nama : Meliodas
Rank : S+
Tingkat kekuatan : 500.000
.
'Hmm....Kenapa nama belakangnya tidak tertulis disini? Tapi itu tidak penting, yang penting adalah...'
'Pantas saja. Kenapa dari tadi aku merasakan kekuatan yang amat besar disini, ternyata tuan Meliodas memiliki Rank S+. Tapi....'
'Dia terlihat sangat muda, mungkin usianya baru 25 tahun dan sudah berada di Rank seperti ini. Apakah tuan Meliodas seorang kesatria? Atau seorang pahlawan? Mungkin akan ku cari tahu nanti'
"Lalu, siapa nama kalian?" Elizabeth melihat ke Kiara.
Mereka bertiga memperkenalkan diri dengan sopan, diawali oleh Kiara lalu Kiana dan terakhir Orion. Setelah menyerahkan bayaran asrama kepada Elizabeth, mereka di bawa masuk. Di dalam asrama ini sangat besar dan terlihat cukup banyak perabot di sana.
"Ini kunci kamar yang tersedia..." Meliodas mengeluarkan sebuah kotak yang berisi beberapa kunci dengan nomor di atasnya.
"Hanya ada 11 kamar, tuan Meliodas?" Orion melihat ke bekas tempat kunci yang seluruhnya berjumlah 11.
"Ya, asrama ini adalah asrama terkecil disini. Tidak banyak orang yang meminatinya, karena itu hanya dibuat 11 kamar saja...."
"Tapi jangan khawatir, kalian bukan satu-satunya disini. Sudah ada beberapa orang yang tinggal di sini"
"Kami tidak masalah dengan itu, tuan" Orion tersenyum tipis.
"Lalu, kamar mana yang ingin kalian tempati?"
"Mungkin aku akan mengambil nomor 11 saja" Orion mengambil kunci dari tempat 11.
"Aku ingin nomor sepul-" Ketika tangan Kiana hendak mengambil kunci dari tempat 10, Kiara dengan cepat mengambilnya lebih dulu.
"Kiara, kembalikan kunci itu" Kiana mencoba mengambil kembali kunci itu, namun Kiara menjauhkan kunci itu dari tangan Kiana.
"Siapa yang cepat, dia yang dapat"
"....." Kiana hanya bisa pasrah, karena itu benar.
"Jangan murung begitu Kiana, masih beberapa nomor lagi disini"
"Baiklah, kurasa aku akan mengambil nomor 9 saja" Kiana mengambil kunci dari tempat 9.
"Kamar asrama ada di lantai 2 dan nomor kamarnya ada di pintu, agar kalian tidak bingung" Meliodas menutup kotak itu.
Mereka naik melalui tangga dan begitu sampai di atas, mereka berada di sebuah lorong yang di bagi oleh jalan mereka saat ini yang menuju ke arah balkon. Orion melihat ke pintu yang ada di kanan.
Pintu itu bernomor 6 dan di sampingnya bernomor 4, Orion kemudian melihat ke kiri. Disana ada pintu bertuliskan "Kamar mandi dan toilet", di sampingnya ada kamar bernomor 7.
"Sepertinya kamar kita ada di kiri, ayo" Orion berbelok ke kiri dan diikuti oleh Kiara dan Kiana.
Orion melihat ke kanan, pintu bernomor 7 dan di kirinya pintu bernomor 8. Disamping pintu 7 adalah pintu bernomor 9 dan di depannya pintu bernomor 10. Hanya pintu bernomor 11 yang tidak memiliki pasangan.
"Kiara, Kiana. Ini barang-barang kalian..." Orion mengeluarkan 2 tas dan 2 kotak dari penyimpanannya.
"Orion, Kiara ingin bertanya. Apakah Orion memiliki skill yang berhubungan dengan "Ruang"?"
"Kalau soal itu, mungkin saja. Tapi ini berbeda dari skill [Space] mu, Kiara"
Kiara memiliki 2 sihir khusus bawaan yang berarti, kedua sihir itu sudah ada sejak dia lahir. Yang pertama adalah [Space] dan sejauh yang mereka tahu, skill ini memungkinkan Kiara untuk memanipulasi ruang di sekitarnya dalam skala yang sangat kecil.
Dan yang kedua adalah [Void], sejauh ini yang mereka ketahui tentang [Void] adalah skill yang membuat Kiara mampu memanipulasi gravitasi di sekitarnya. Meski dalam skala yang kecil.
Sama seperti Kiara, Kiana juga memiliki 2 sihir khusus bawaan. Yang pertama adalah [Time] dan sejauh yang mereka tahu, Kiana bisa membuat periode waktu di sekitarnya menjadi lebih lambat dalam waktu yang tidak begitu lama serta dalam skala kecil.
Lalu sihir keduanya adalah [Spektrum], skill yang membuat Kiana mampu merubah Mananya menjadi gelombang sinar yang lebih panas dari api dan sejauh ini, dia bisa menggunakan beberapa varian dari skill itu.
"Kalau begitu, masuklah ke kamar kalian. Kalian pasti lelah, istirahat saja sejenak" Orion membuka kunci pintunya.
"Ya, Orion juga harus istirahat" Kiara berkata.
"Tentu" Orion masuk ke kamarnya dan menutup pintu.
Orion merasa puas melihat kamarnya, kamar itu tidak besar. Tapi itu membuatnya merasa sedikit di rumah, karena ukuran kamar yang hampir sama. Sebuah jendela berhadapan dengan pintu kamar, jendela yang langsung melihat keluar asrama.
Ada sebuah kasur yang cukup untuk 2 orang, sebuah lemari pakaian, rak buku 3 tingkat dan sebuah meja belajar yang lengkap dengan kursi. Orion berbaring ke kasur itu, kasur itu empuk dan nyaman untuknya.
Di langit-langit kamar, terdapat bola lampu. Penerangan yang ada di asrama itu terbagi 2, ada yang menggunakan listrik dan ada yang menggunakan batu sihir yang diolah sedemikian rupa agar menghasilkan cahaya yang cukup.
Setelah berbaring beberapa saat, Orion mulai menata barang-barangnya. Dia mulai dengan meletakkan semua buku yang di milikinya, baik yang pribadi maupun buku akademi. Dia juga ingin meletakkan {Ensiklopedia dunia} di rak itu, namun tidak jadi.
Lalu dia meletakkan pakaian dan seragam akademi di lemari, Orion mengeluarkan sebuah kartu putih dari kotak yang di berikan oleh akademi kepadanya. Karena masih belum tahu tentang kegunaan kartu itu, Orion hanya meletakkannya rak bukunya.
Setelah semua itu, dia juga mengeluarkan pedang besinya, papan catur dan 2 buah foto. Foto pertama adalah foto dirinya bersama keluarganya dan yang kedua adalah fotonya bersama Anna, dia meletakkan itu di meja belajar.
Orion kemudian memutuskan untuk melihat-lihat asrama ini secara keseluruhan, dia pun pergi keluar. Dia juga memanggil Kiara dan Kiana dengan mengetuk pintu kamar mereka, namun tidak ada jawaban.
"Sepertinya mereka tertidur, itu wajar saja. Sudah berhari-hari kami tidak istirahat dengan nyaman" Orion turun ke lantai 1.
Pada lantai dasar tidak ada hal yang mencolok, hanya sebuah ruangan yang sangat besar. Terdapat beberapa sofa yang disusun, lemari yang berisi berbagai gelas dan piring yang terlihat mewah serta unik, meja makan yang panjang dan beberapa rak buku yang di susun berderet.
Di arah belakang terdapat dapur, Orion juga mengetahui bahwa ada 5 ruangan lainnya yang ada di lantai 1 itu. Karena terdapat 5 pintu lainnya disana, Orion keluar setelah merasa tidak ada yang perlu di lihat lagi di sana.
Orion sekarang tahu, bahwa asramanya ini di bangun di atas hamparan tanah yang cukup luas. Karena masih banyak daerah yang hanya di isi oleh pohon dan beberapa semak-semak, dia sedang mengelilingi asrama.
Dia menemukan adanya sebuah kebun yang cukup besar, disana ada Elizabeth yang sedang mengurusnya. Orion terus berjalan dan menemukan sebuah lapangan yang besar. Lapangan itu terlihat seperti hamparan rumput hijau dengan dikelilingi oleh pohon.
Orion bisa melihat ada Meliodas yang sedang duduk di salah satu pohon sambil membaca sebuah buku, Orion yang tadi ingin mendekat ke lapangan langsung membatalkan niatnya. Karena dia belum merasa begitu terbiasa di dekat Meliodas.
Dia bisa merasakan bahwa kekuatan serta aura Meliodas seakan mencekiknya, dia tentu tahu bahwa Meliodas sama sekali tidak memiliki niat untuk melakukan itu. Hanya saja insting yang melarangnya mendekati Meliodas untuk sekarang, hingga dia betul-betul terbiasa.
Orion kembali ke kamarnya, dia sendiri memang merasa lelah serta mengantuk, tapi rasa penasarannya tentang Meliodas membuat otaknya kembali berpikir. Orion langsung mengeluarkan {Ensiklopedia dunia}.
"Cari, Meliodas Blanchefleur" Orion berkata pada buku itu.
"..." Namun tidak ada reaksi apapun.
'Um...Apa aku salah?'
"Cari, Meliodas Rivalen"
"...." Namun tetap tidak ada reaksi apapun.
'Buku ini hanya akan terbuka jika aku benar-benar memasukkan kata kuncinya yang memang benar ada di dalam dunia ini, apa tuan Meliodas bukan bernama Meliodas Blanchefleur atau Meliodas Rivalen?'
"Cari, Meliodas" Orion berkata sambil mengirim gambaran Meliodas kedalam {Ensiklopedia dunia}.
SRET
Akhirnya buku itu terbuka dan mulai memunculkan tulisannya, Orion segera membaca apa yang tertulis. Dia terdiam begitu melihat apa yang tertulis di sana.
.
Meliodas adalah salah satu dari 7 demon lord di benua Oracle, merupakan eksistensi dewa dan di anggap dewa oleh sebagian besar penduduk benua Oracle. Merupakan salah satu makhluk yang bertanggung jawab atas keadaan dunia saat ini.
Yang menyebabkan adanya batasan dunia, dia dan beberapa makhluk lainnya membuat batasan antar benua untuk melindungi 4 benua utama dari ancaman benua Zephis. Sekarang dia berada di benua Alter untuk memastikan kondisi benua itu dari dalam.
.
Itu adalah penjelasan yang Orion ambil dari {Ensiklopedia dunia} dia hanya mengambil poin-poin yang menurutnya penting saat ini, dan itulah dia. Orion sudah mengetahui bahwa saat ini, ada batasan antar benua.
Itu adalah pengetahuan umum yang di ketahui oleh hampir semua makhluk di benua Alter, sejarah mengatakan bahwa batasan antar benua dibuat oleh makhluk maha tinggi atau dewa. Namun Orion yang saat ini sedang memegang sejarah di tangannya, tentu tidak percaya pada hal itu.
'Sepertinya sejarah di benua ini, dirubah karena suatu alasan. Pasti ada alasan, kenapa sejarah dirubah. Namun aku saat ini belum membutuhkan alasan itu....'
'Dan itu berarti, tuan Meliodas mengenal raja Grey. Karena mereka termasuk makhluk yang membuat batasan antar benua, sudah berapa ribu tahun usianya?' Orion meletakkan {Ensiklopedia dunia} di atas ranjangnya.
Dia mengeluarkan {Black rover} dan langsung memasukkan kesadarannya ke pedang itu, Orion ingin bertanya pada Rover. Karena menurutnya, Rover pastilah mengenal Meliodas karena mereka sama-sama ada ketika perang suci ribuan tahun yang lalu terjadi.
Orion tiba di tempat serba putih dan disana Rover sedang duduk dalam wujud raksasa nya, Rover yang menyadari kehadiran Orion, membuka mata dan melihat ke bawah lalu mengecilkan ukurannya.
"Selamat datang, tuan" Rover membungkuk tanda hormat.
Selama 5 tahun terakhir, Orion sudah sepenuhnya layak dianggap oleh Rover sebagai tuannya. Orion sendiri juga sudah menunjukkan kepada Rover bahwa dia itu bukanlah orang biasa, meski kekuatannya saat ini masih lemah.
"Rover, kau kenal atau tahu tentang seseorang yang bernama Meliodas?"
"Meliodas? Tidak, tuan. Kalau boleh tahu, ada apa tuan bertanya soal itu?"
"...." Orion menatap Rover, dia tidak menemukan jejak kebohongan dari Rover.
"Bukan apa-apa, tidak perlu kau pikirkan...."
"Tapi aneh, kenapa kau yang sudah hidup selama ribuan tahun. Tidak tahu seseorang yang bernama Meliodas, padahal dia ada ketika raja Grey dan makhluk lainnya membuat batas antar benua"
"Ketika raja Grey dan yang lainnya menciptakan batas antar benua, aku sudah di segel di dalam pedang ini. Lagi pula, perang suci dulu bukan terjadi hanya di satu tempat saja. Kami berpencar ke seluruh benua dan bukan berarti kami juga harus saling mengenal"
"Ah, begitu. Kau benar juga"
"Sepertinya tuan sangat tertarik tentang Meliodas ini"
"Aku hanya sedikit penasaran saja, kalau kau memang tidak mengetahui apapun. Ya sudah, aku harus kembali" Rover membungkuk dan sosok Orion mulai menghilang.
Meski tidak mendapatkan informasi apapun dari Rover, Orion masih cukup tenang dan puas atas pencariannya di {Ensiklopedia dunia}.
Sekarang setidaknya Orion sudah mengetahui bahwa Meliodas memang orang yang baik, itu memberikan kelegaan tersendiri. Namun karena Orion sudah membaca sedikit tentang benua, maka dia jadi penasaran tentang 5 benua utama di dunia ini.