webnovel

Stuck With You: EUPHORIA

Rose Moona Grace. Nama yang cantik, gadis yang lahir di Melbourne, Australia. Ia lahir di ibukota Australia dengan banyaknya kesedihan yang mendalam dari perjalanan hidup nya ini. Dia adalah satu satunya perempuan yang hingga saat ini berani sekali melawan perkataan orang tua nya. Sikap nya yang blak-blakan. Liar dan suka berkata kasar. Rose Moona Grace, baru saja menyelesaikan kuliah nya. Dia kini menjadi seseorang yang memliki gelar 'S1 Seni Musik' di universitas ternama di Australia. Dan Kemungkinan akan masih berlanjut hingga S2. Hidup nya yang tidak pernah berubah. Terus terusan seperti ini. Tidak ada kemajuan nya sama sekali. Mata nya yang selalu lembab dengan air mata. Semua itu karena rasa Traumanya. "Gue pasti ga bakalan bisa jadi orang terkenal. Gue juga ga bakalan pernah jadi anak kesayangan. Gue juga benci Tuhan. Gue juga ga suka sama lu." Ucap Rose dengan memandang langit langit yang indah sekali. "Lah apa hubungan nya sama gue? Ada ada aja..." Semuanya terjadi, dan berawal dari hari Halloween. Mereka berdua terjebak disana. Ini bukan kasus pembunuhan biasa. Mereka berdua terjebak dalam cinta sejak hari itu. Sungguh mengejutkan sekali.

Laurens_Fan7 · 若者
レビュー数が足りません
393 Chs

19. Bahan Gosip

Malam yang sangat memalukan. Dimana dia harus tidur dengan Dosen nya sendiri. Astaga... Apa yang akan terjadi dengan masa depannya nanti? Memang dosen Jay masih muda tapi dia tetap tua dipandangan nya. Bukan. Bukan waktunya untuk memikirkan hal hal menjijikkan seperti itu.

Dia terbangun di pagi hari, tepatnya di jam 7 pagi lewat sepuluh menit. Dia menatap tubuh nya yang berantakan sekali dengan selimut yang terurai. Tapi tiba tiba saja sudah ada Dosen Jay yang sepertinya pindah ke kasur nya karena kedinginan. Rose hanya diam saja. Bagaimana pun dosen nya itu mengalami luka luka ditubuh nya karena dia.

Karena dia baik, dia berinisiatif untuk mengobati luka itu sebelum dosen ini terbangun. Dan... Bisa jadi nilai kuliah nya jadi bagus karena hal ini. Rose tersenyum lebar dengan pikiran buruk nya itu. Dia segera pergi keluar, mengenakan jas yang diberikan oleh Dosen Jay. Dan mengambil perban kasa dan obat merah.

"Oh ya nak. Kamu tinggal dimana? Kenapa pakai rok sependek itu?" Tanya sang pedagang.

"Saya tersesat. Mobil saya mogok dan saya menginap di motel itu. Kenapa?" Tanya Rose dengan menatap sang pedagang yang terlihat tidak suka melihatnya.

Bukannya menjawab, pedagang itu hanya menyengir saja dan menatap dirinya dengan julid. Astaga... Emak emak jaman sekarang yah... Apa apa dijulidin padahal dia ga salah apa apa selama ini.

Rose berjalan kembali ke motel nya. Tapi dosen nya itu sudah bangkit dengan wajah nya yang meringis karena kesakitan setelah mandi.

"Eh Pak. Jangan kasar kasar kalau pakai handuk. Nanti luka nya infeksi." Kata Rose yang mulai heboh. Dia bahkan lupa menutup pintu motel nya.

"Kamu darimana saja?" Tanya Dosen nya dengan menatap anak ini dan dia merasa heran sekali.

Kenapa bisa anak ini tiba tiba datang ke tempat nya dengan membawa obat obatan? Dia pikir Rose sudah pergi karena tidak mau dekat dekat dengan nya. Tapi rupanya pernyataan dirinya itu salah. Dia segera duduk di sofa dan kebingungan....

"Kenapa?"

"Mau... Mau itu. Kasih obat." Jawab Rose dengan merasa malu sekali.

Astaga kenapa rasanya jadi kikuk seperti ini sih? Dia jadi agak males jadinya. Dia rasa ada yang salah juga dengan hal ini.

"Oh saya ngga apa apa kok. Makasih." Ujar Dosen Jay yang sana malu nya.

"Ih! Udah cape cape beli, malah ga mau di obati. Udalah! Obatin sendiri aja!" Ketus Rose yang akhirnya ngambek.

Dia segera mengambil handuk bekas Dosen Jay dan mandi dengan handuk itu.

"Eh!---"

"Apa?" Celetuk Rose.

"Ngga. Ngga jadi." Jawab Dosen Jay yang jadinya malu banget.

Dia harusnya larang Rose pakai handuk bekasnya. Tapi yah sudahlah dia juga bingung harus mengatakan apa dengan anak ini. Dia bingung dan terlalu banyak sekali pikiran di dalam otak nya ini, dia tidak tau harus bersikap seperti apa.

"Sumpah bikin kesel aja dah tuh Dosen! Awas aja kalau dia ngomong yang aneh aneh lagi. Pasti udah aku pukul tuh dari tadi!" Gumam Rose.

Dia mandi dengan cepat. Dan sampai akhirnya dimana dia menggunakan handuk itu untuk mengeringkan tubuhnya. Saat dia mencium bau handuk itu... Rasanya aneh.

Dia baru saja sadar jika handuk ini... Bekas Dosen nya.

"Aaahhh!!" Teriak Rose yang jijik sekali membayangkan nya. Dia segera mengenakan pakaian nya dengan cepat.

Sedangkan Dosen Jay kebingungan diluar. Ada apa dengan murid nya ini? Apakah dia jatuh? Astaga....

"Kau baik baik saja?" Tanya Dosen Jay.

"He'em."

Rose segera berlari ke arah sofa dan berusaha untuk mengatur napasnya. Tapi dia jadi sangat malu sekali akan hal ini. Dosen Jay segera membuka bajunya dan meminta Rose untuk mengoleskan salep untuk punggung dan dada nya.

"Uh?"

"Tangan saya ga sampai. Maaf." Kata Dosen Jay yang terlihat sekali dari wajah nya yang merah itu, jika dia sedang menahan rasa sakit yang amat mendalam.

Tak berselang lama tiba-tiba saja dia sudah mengoleskan salep itu ke dada dan punggung dosen nya. Ah... Rasanya sedikit membuat nya malu. Sedangkan Dosen nya itu terlihat menjaga raut wajah nya.

Itu sedikit terangsang.

"Ayo kita pulang." Kata Dosen nya yang sudah tidak kuat menahan rasa rangsangan itu. Akhirnya Rose setuju. Dan dia segera masuk ke dalam mobilnya Dosen Jay.

"Aku sudah memanggil montir dan sudah diperbaiki." Kata Dosen Jay dengan mencoba menghidupkan mesin mobil nya.

Rose tersenyum sumringah. Akhirnya... Dia bisa jalan dengan mengisi charger handphone nya.

"Perjalanan kita akan sangat jauh sekali. Kau bisa tidur bila kamu lelah. Dan aku juga telah mengambil uang di ATM. Kau bisa membeli makanan." Kata Dosen Jay.

"Beneran Pak? Wah! Okay. Aku ingin beli mie instan! Dengan ayam goreng McD!" Teriak Rose dengan tertawa lebar kegirangan.

---***---

22.45 pm Australia.

"Apa yang terjadi dengan mu?" Tanya mama nya yang datang ke arah mobil terparkir.

"Rose tersesat." Jawab Rose yang segera masuk ke dalam rumah nya tanpa pamitan terlebih dahulu pada Pak Dosen.

Sedangkan ibunya Rose yang ada disana langsung sumringah. Apalagi dengan melihat Dosen Jay yang ada di depan nya. Amber dan Chika melongo.

Kenapa teman nya bisa bersama dengan dosen tampan? Setelah menghilang 2 hari... Akhirnya dia ditemukan dengan pangeran tampan sekolah.

Bahkan Jerome yang ada disana juga terkejut. Rencana nya mereka disini untuk mulai mencari Rose yang tidak kabar. Tapi... Setelah kejadian ini, mereka diam. Sembari otak mencerna semua yang ada disini. Apakah ini beneran? Atau hanya ilusi nya saja? Semuanya terlihat aneh sekali.

"Terimakasih pak Dosen. Ayo! Ayo masuk dulu!" Kata mamanya Rose.

Pak Jay mengangguk. Dia sedikit lelah berada di dalam mobil. Mungkin minum kopi sedikit bisa menghilangkan dahaga dan lelah nya.

Tapi karena hal ini Jerome jadi sangat marah sekali. Dia melotot ke arah Dosen Jay, membusungkan dada nya dan berjalan dengan tegak. Padahal dia lebih pendek.

"Hello Amber, hello Chika. How are you?"

"Hm? I'm-- i'm okay." Jawab Amber yang gagap.

Sedangkan Chika hanya bisa mengelus dadanya saja.

"Jadi... Rose bermalam dengan Dosen Jay?" Bisik Chika.

Dia sangatlah terkejut sekali akan hal ini. Benarkah ini? Atau hanya sebuah mimpi saja? Bagaimana mungkin Rose bisa---

"Ngga. Ga mungkin." Jawab Amber cepat.

Saat mereka berdua cek di kamar teman nya itu, teman nya sudah tidur dengan mengenakan jas milik Dosen Jay dan mengenakan dress malam yang biasanya ada di bar bar ilegal.

"Apa yang terjadi dengan Rose?! Jangan jangan..."

Malam itu juga, Chika dan Amber saling bergosip. Mereka menjadikan Dosen Jay dan Rose sebagai bahan gosipan mereka. Bahkan ibunya Rose ikut serta dalam obrolan itu.