Sudah jam sembilan pagi. Matahari sudah mulai naik dan memancarkan sinarnya terang-terangan.
Namun Satria masih bergelut dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Lelaki itu terlihat enggan dan malas untuk beranjak dari tempat tidur berukuran besar itu.
Padahal hari ini adalah pertunangan Sheila. Seharusnya Satria sudah siap dan pergi untuk menyaksikan hari bahagia temannya gadisnya itu.
Apa? Teman? Lelaki itu membuka matanya. Menatap jendela yang masih tertutup oleh gorden berwarna hitam.
"Selamat bertunangan, She. Semoga lo bahagia. Sori, karena gue nggak bisa dateng."
Lelaki itu menyibak selimut dan mengambil handuk baru dari dalam lemari. Ia bergegas membersihkan diri dan pergi dari rumah itu.
Dengan mengenakan jaket kulit berwarna hitam, Satria mengambil kunci mobil dan melaju membelah jalanan.
Satria menghela napas berat berkali-kali. Walaupun bibirnya sudah mengatakan kalau ia ikhlas, tapi tetap saja rasanya begitu perih.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください