webnovel

sepertiga malam ashima

cintaperjalanan hidup yang di bumbui dengan , kasih sayang, masalah, keterpurukan serta kegagalan membuat hati asima di rundung kegelisahan, berbagai rasa ada padanya. lantas mengadu kepada siapa saat keraguan selalu menyapa? di sepertiga malam waktu untuk menghilangkan keraguan, keluh kesah, sendu dan luka, bahagia dan tawa, teecurah semua. Terutama masalah hati yang selalu mengganggu fikiran. "Rasa ini tumbuh tanpa diminta, bukankah mencintai tak dilarang? " Kisah Ashima yang memendam perasaan pada Muhammad Ziyan Arrasyid, seorang laki-laki yang disukai oleh sahabat Ashima. Lantas Ashima membuang perasaan itu sebelum lebih dalam demi menjaga perasaan sahabatnya. ~Ashima syifa Azzahra~

Anisa_Nurul_Hikmah_8842 · 若者
レビュー数が足りません
6 Chs

cerita Ziyan dan Reina

"Jangan salahkan perasaan, karna cinta datang tanpa diminta."

🌷🌷🌷

Ziyan

Hari ini rencananya gue mau minta maaf langsung kepada Reina. Karna dia belum juga membalas pesan yang selalu gue kirim untuk meminta maaf. Namun kali ini dia membalas chat gue, dan menyetujui pertemuan yang gue rencanain, tepatnya di taman setelah pulang sekolah.

Jam pulang sekolah telah berlalu, 10 menit sudah gue duduk di kursi taman, namun nihil, Reina sama sekali belum datang. Apa dia lupa? Bukankah dia selalu antusias kalo gue ajak ketemuan. Meskipun perasaan gue belum tumbuh untuk Reina, tapi gue mau berusaha untuk menghargai perasaannya, bukankah cinta tumbuh dengan terbiasa.

Setelah lelah menunggu, akhirnya Reina datang juga, tapi kenapa dia ajak Ashima.

"Assalamualaikum?" Ucap mereka setelah sampai di taman.

"Waalaikumussalam."

"Yan, maaf yah aku telat. Dan maaf juga aku ajak Ashima, jaga-jaga aja, takut terjadi fitnah. Bukankah kita ngga boleh berdua-duaan dengan yang bukan mahrom."

Ucapan Raina seperti balik menyindir  kala kejadian  di toko buku yang lalu.

"Selow aja Rei, gue udah biasa nunggu ko. Hmmm soal obrolan kita di toko buku, gue minta maaf banget sama lo. Bukan maksud nyindir atau apalah, itu refleks keluar dari mulut gue. Lo mau kan maafin gue?"

"Ouh soal itu, aku udah maafin kamu ko. Justru aku berterima kasih, karna kamu telah menyadarkan aku, dan aku jadi lebih giat dan bersemangat untuk mempelajari islam lebih dalam. Makasih yah Yan."

Gue baru sadar, ada perubahan kata yang Reina ucapkan. Biasanya dia selalu ber-lo-gue, ketika berbicara pada lawan jenisnya. Sedikit kagum pada sosok Reina yang sekarang.

"Ouh iya Rei, gue baru sadar ternyata gue udah nyia-yiain orang yang udah  sayang sama gue, oleh karna itu mari kita jalan bersama, dan bantu gue supaya timbul rasa buat lo." Ucap gue yang deg degan banget. Gue perhatiin Reina syok dengan ucapan yang gue ucapkan. Terlebih Ashima yang dari tadi diam mendengarkan, ikut kaget.

"Maaf sebelumnya. Aku memang menyukai kamu Yan, harusnya aku pendem rasa ini. Bukan memperlihatkan ke kamu. Ucapan kamu di toko buku itu bener, aku harusnya jaga batasan."

"Jangan salahkan perasaan Rei, cinta itu datang tanpa di minta. Gue akan buat cinta lo terbalaskan."

"Maaf Yan, aku ngga bisa. Aku ingin istiqomah dalam hijrah ini. Tolong mengerti. Lagi pula hati mu bukan untukku." Jawaban Reina, ntah kenapa buat gue sakit. Bukan sakit di tolak, namun melihat mata Reina yang berkaca-kaca membuat gue jadi khawatir, sebegitu pedaskah ucapan gue di toko buku itu? Sehingga membekas.

" maaf untuk kemarin-kemarin, Mungkin kamu merasa risih di kejar-kejar aku terus. Tapi tenang aja, sekarang dan seterusnya aku ngga akan ganggu kamu lagi. Aku akan berusaha untuk membuang perasaan ini. Aku pamit. Ma ayo kita pulang." Pamit Reina dan mengajak Ashima untuk pulang.

Shith!! Bodoh banget, gue udah menyakiti hati seorang perempuan.

🌷🌷🌷

S

etelah menemui Ziyan Reina dan Ashima segera menghampiri Fika dan Safa untuk pergi ke rumah Ashima. Namun mereka merasa kasihan, melihat Reina yang menangis ntah kenapa.

"Rei, kamu ngga papa kan?" Tanya Safa lembut.

Ya, memang setelah mengikuti kajian dan mampir ke pondok Abinya Ashima, mereka sepakat untuk merubah bahasa bicaranya menjadi lebih sopan dan lembut.

"Nanti ngobrolnya di rumah aku aja, mending sekarang kita pulang. Tuh mang Asep udah ngejemput. Yuk kita naik." Mang Asep supir suruhan abi Yusuf tiba-tiba datang, lantas Ashima mengajak mereka untuk menaiki mobil.

Di dalam perjalanan tidak ada satu pun yang bersuara. Melihat Reina yang sepertinya masih menangis, walau tidak mengeluarkan suara mereka sepakat untuk tidak berbicara dulu. Keheningan berlalu saat tiba-tiba mang Asep bertanya.

"Teh Ashima, ini teh mau di antar ke pondok abi atau kerumah saja?" Tanya mang Asep pada Ashima.

"Ke rumah aja mang, lagian jam segini abi pasti di rumah."

"Ouh siap teh." Jawab mang Asep.

Sesampainya di rumah Ashima mereka pun langsung masuk ke rumah.

"Assalamualaikum? abi, umi, Ashima pulang."

"Waalaikumsalam. Wah ada teman-teman ashima juga ternyata." Jawab umi Khadijah, lantas mereka pun mencium tangan umi Khadijah.

"Eh, Rei kamu kenapa? Ko matanya sembab?"

"Gapapa ko mi, mungkin tadi kena debu jadi perih." Bohong Reina pada umi Khadijah.

Setelah mengenal orang tua Ashima, mereka memanggil abi dan umi agar lebih akrab, begitu pun kepada orang tua yang lain. Memanggil dengan sebutan mama papa, atau ayah bunda, karna Sudah di anggap seperti anak  sendiri.

" Yaudah kalo gitu umi buatin minum sama cemilan ya. Kalian istirahat dulu. Ma, ajak teman- teman mu ke ka mara ya." Ujar umi Khadijah.

"Siap umi." Jawab Ashima.

Mereka pun menaiki tangga menuju lantai atas dimana kamar Ashima berada.

"Rei, kalo kamu butuh teman cetita, kita siap dengerin ko." Ucap Ashima setelah sampai di kamar.

"Makasih yah. Kalian selalu ada buat aku."

"Sudah sepatutnya kita saling bantu rei." Jawab Fika.

"Kalo boleh tau, tadi kamu ngobrol apa aja sama Ziyan. Ko sampai nangis kaya gini. Mukamu seperti panda lho." Tanya Safa pelan-Pelan. Takut menyakiti hati Reina.

"Ada-ada aja kamu Fa. Aku masih keliatan cantik kan? Awas aja bilang aku panda lagi." Jawab Reina pura-pura cemberut.

"Kamu tanya Ashima aja. Aku males bicara." Ucap Reina.

"Lho ko aku. Aku kan ngga denger obrolan kalian." Jawab Ashima nyengir😁

"Hmmm baiklah. Jadi tadi itu Ziyan minta maaf ke aku soal pertanyaan yang di toko buku itu."

"Terus...terus....?" Tanya Fika penasaran.

"Bentar dong Fik jangan di potong. Nah udah gitu, aku bilang kan kalo aku udah maafin dia. Tapi, dia ngajakin aku ngejalanin hubungan. Katanya meskipun dia belum ada rasa, dia bakalan berusaha bales perasaan aku ke dia."

"Kamu terima?"

" ngga lah Fa, aku bilang, kalo aku mau fokus memperbaiki diri. Ya meskipun dia memaksa. Tapi pada akhirnya dia menyerah."

"Aku liat, dia kayaknya menyesal soal pertanyaan itu. Makanya dia mau ngehargain perasaan kamu." Ucap Ashima.

"Bisa jadi. Tapi aku mau berusaha ikhlasin perasaan ini. Kan kita udah janji mau jadi singlelillah dulu."

"Haha.. iyah yah. Meskipun berat untuk mengikhlaskan, tapi insya Allah untuk kebaikan akan terasa ringan."

Proses demi proses mereka lewati, Fika dan Safa pun telah memutuskan hubungan yang salah dengan pacarnya.

Menjadi singlelillah untuk menuju kebaikan itu memang jalan yang terbaik. Sampai Allah datangkan jodoh saat semua sudah siap.

🌷🌷🌷

Jam menunjukkan pukul 02.00. Ashima telah siap menggelar sejadah untuk melaksanakan shalat tahajud. Salah satu shalat favoritnya. Setelah tadi sore teman-temannya pulang. Dia lanjut belajar, karna sebentar lagi UN akan dilaksanakan.

Di sepertiga malam ini, ia kembali mencurahakan isi hatinya kepada sang pencipta, segala hal yang dirasakan selama beberapa hari ini.

"Ya Allah, tak henti-hentinya aku bersyukur, atas nikmat yang telah kau berikan, terutama teman untuk menemani proses mulia ini. Berikan mereka keistiqomahan dalam menjalankan kewajiban agama ini. Siapapun jodoh mereka kelak. Berikan yang terbaik ya Allah. Amiin ya Allah ya rabbal 'alamiin."

Setelah selesai berdoa dan membaca qur'an. Ashima melanjutkan tidurnya kembali. Karna masih jauh ke subuh. Sebelum terlelap ia cek handphone nya. Mengetikkan sesuatu pada layar hp nya.

🌻sahabat syurga🤗🌻

@ashima❤

Assalamualaikum? Jangan lupa tahajudnya teman-teman🤗

@Fikayluv💙

Udeh dong sheyyeng..😘😘

@Reina_nay💜

Alhamdulillah aku pun sudah.

Kalo Safa kayanya lagi ada tamu😁

@ashima❤

Alhamdulillah kalo gitu. Selamat bermimpi kembali. Jangan lupa bangun sebelum subuh🤗🖐

@Reina_nay💜

Ciappp😊😍

@Fikayluv💙

Woke😙🖐

Setelah itu Ashima keluar dari room chat, sebentar ia melihat-lihat story washapp, tiba-tiba matanya tertuju pada story teratas, mungkin sekitar lima menit yang lalu dibagikan.

Muhammad Ziyan Arrasyid

Kata-kata itu seperti ungkapan hatinya, bagaimana tidak? Kejadian tadi pasti mengganggu fikirannya sekarang. Ashima berinisiatif untuk memberi kekuatan, namun dia takut. Ah! Ini hanya memberi semangat saja bukan bermaksud apa-apa. Fikirnya. Lantas ia mulai mengetik sesuatu.

Setelah itu Ashima mematikan data ponselnya. Dan meletakkan handphonenya di atas nakas. Berharap Ziyan hanya membaca pesannya saja tanpa membalasnya. Setelahnya ia melanjutkan tidur yang sempat tertunda.