webnovel

SELIN—DION

Selina Lawang, gadis berusia 27 tahun. Sederhana, ramah dan periang, tapi siapa yang menyangka jika dibalik sikapnya itu ia adalah gadis berhati dingin dan tak tersentuh. Masa lalu serta penghianatan yang ia terima yang merubahnya seperti sekarang ini. Ia tidak lagi memberikan kepercayaannya kepada orang lain terlebih percaya pada kata cinta, seolah dia telah menutup rapat hatinya dan membuang segala perasaannya. Selama lima tahun ini, Selin- sapaannya, hanya memfokuskan hidupnya pada karir. Selin bekerja disalah satu hotel terbesar di negara Ini. Ia menjabat sebagai manager marketing yang dikenal sangat teliti dalam pekerjaannya. Selin mulai hidup mandiri dan tinggal terpisah dengan orang tuanya sejak ia mulai kerja dan hanya pulang kerumah sebulan sekali bahkan sejak ia naik jabatan waktu berkumpulnya dengan keluarga menjadi sangat sedikit karena alasan sibuk dan sebagainya. Orang tuanya pun memaklumi hal tersebut karena mereka tau pasti penyebab putrinya berubah menjadi seperti ini. Mereka sangat memahami Selin, gadis itu hanya menjadikan pekerjaannya ini sebagai pengalihannya dari rasa sakit yang iya alami. Berusaha menyibukan diri agar ia tidak memiliki waktu untuk memikirkan masa lalunya.

Yustieyuss · 一般的
レビュー数が足りません
48 Chs

18. NASEHAT MAMA INA

"Ada apa? cerita sama mama" tanya mama Ina lagi karna sampai sekarang Dion belum mengeluarkan suaranya.

"Mah.. Selin Mah... ,Selin kayaknya marah lagi sama Dion" ucap Dion dengan suara merengek sambil memeluk mamanya dari samping.

"Memangnya kamu ada buat salah sama dia sampai-sampai dia marah sama kamu?" tanya Mama ini sambil membalas pelukan sanga anak semata watangnya ini yang sedang merengek padanya. Dasar manja. " tunggu dulu... kamu bilang Lagi?" tanya mama Ina lagi saat anaknya dengan tidak sengaja mengatakan kalau ini bukan pertama kalinya Selin marah pada sang putra.

Dion hanya mengangguk pasrah dalam pelukan mamanya, "Iya, ini udah kedua kalinya Selin marah sama Dion, dan Dion takut kalau Selin udah ngga mau ngasih kesempatan lagi buat Dion" jawab Dion masih dengan suara rengekannya. "Sebenarnya Dion ngga ngelakuin apa pun yang buat Selin marah, tapi.." sambungnya tetapi menggantungkan kalimatnya, Dion melepaskan pelukannya dari sang mama lalu beralih menatap mamanya. Mama Ina tidak mengatakan apa pun, ia masih menunggu kelanjutan ucapan anaknya itu.

Dion menghela nafas berat dan membuangnya dengan kasar. "Tapi, tadi pas kami makan siang Diandra datang dan menghampiri meja kami dan berniat bergabung bersama kami" ucap Dion frustasi, Mama Ina masih diam setelah mendengar perkataan sang anak. Ia tidak tahu harus memberi respon apa untuk ucapan Dion barusan.

'Diandra, dia akan menjadi batu sandungan untuk hubungan anaknya dan calon menantunya itu' batin mama Ina

"Mama sudah memberi peringatan tentang hal ini, dan waktu itu kamu sudah bilang kalau hal ini tidak akan pernah terjadi" ucap Mama Ina dengan nada kesal, ia sungguh kesal pada putra semata wayangnya ini terutama pada Diandra, gadis yang dulu pernah meninggalkan anaknya demi mempertahankan kariernya. Mama Ina menghela nafasnya dengan kasar sebelum melanjutkan kata-katanya "tapi lihat apa yang terjadi sekarang, bahkan ini sudah yang kedua kalinya kau membuat Selin marah? Dion INGAT!! Selin tidak seperti gadis kebanyakan yang akan mau memaafkan kesalahan orang yang sudah membuatnya kecewa. Kamu sudah termasuk beruntung karna sudah diberi kesempatan kedua olehnya, tapi... kau malah mengulangi kesalahan bodoh mu itu?" ucap Mama Ina, ia sungguh tidak habis pikir dengan kelakuan bodoh anaknya ini.

"Nak, sudah cukup penderitaan yang dialami Selin selama ini, jangan menambahnya lagi" ucap Mama Ina lagi, tapi kali ini nada suaranya sudah kembali melunak, bahkan nadanya sekarang malah seperti nada seorang ibu yang memohon, Dion yang mendengar nada memohon mamanya itu menjadi lebih marah dan kecewa pada dirinya sendiri.

Kali ini, ia bukan hanya menyakiti Selin—calon istrinya, bahkan mamanya pun ikut tersakiti dengan hal ini.

"Jika memang kamu tidak bisa menjaga Selin dan menepati kata-katamu, Lebih baik kita batalkan saja rencana pernikahan kalian" Ucap Mama Ina tiba-tiba dan membuat Dion malah meradang karna marah.

"NGGA... DION NGGA AKAN PERNAH MEMBATALKAN RENCANA PERNIKAHAN KAMI" ucap Dion marah dan langsung berdiri di hadapan Mamanya, dan tanpa Dion sadari ia sudah membentak Mamanya sendiri.

Mama Ina langsung kaget dengan bentakan anak semata wayangnya ini, ini adalah pertama kalinya ada yang membentak dirinya dan itu dilakukan oleh anaknya sendiri. Ia memandang sang anak semata wayangnya itu dengan tatapan kaget sekaligus terluka yang tergambar jelas pada kedua manik matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Kamu membentak Mama?" tanya mama Ina setelah menemukan kembali suaranya setelah mendengar bentakan anaknya.

Dion terdiam, ia baru saja menyadari apa yang ia lakukan pada mamanya itu. "Mah... maafin Dion, Dion ngga sengaja ngebentak mama. Dion hanya tidak terima dengan ucapan mama yang menyuruh Dion buat ngebatalin rencana pernikahan kami yang hanya menunggu hitungan hari itu. Dion sama sekali ngga bermaksud Mah..." ucap Dion yang langsung memeluk mamanya yang sudah tidak bisa lagi menahan tangisannya.

Dion sadar ia sudah menyakiti mamanya dan ia mengutuk dirinya sendiri yang tidak bisa mengontrol emosinya sendiri.

"Udah Mah.. jangan buat Dion tambah marah sama diri Dion sendiri karna sudah menyakiti mama. Dion janji hal ini ngga akan terulang lagi mah." ucap Dion lagi masih memeluk mamanya. Matanya pun ikut basah karna tidak tega melihat mamanya menangis.

Tangisan Mama Ina sudah mulai reda, hanya matanya saja yang masih tampak berkaca-kaca. Ia melepaskan diri dari pelukan Dion dan beralih menatap pada sang putra semata wayangnya.

"Mama juga minta maaf atas perkataan mama tadi, mama cuman ngga mau kamu kembali menorehkan luka dihati Selin yang sudah susah payah ia coba sembuhkan. Mama ngga mau kamu menjadi Raka kedua dalam hidup Selin" ucap mama Ina sambil mengusap wajah sang anak.

"Raka?" ucap Dion membeo mendengar mamanya tadi menyebutkan nama Seseorang.

"Iya, Raka. orang yang sudah menunggalkan Selin dan menorehkan luka yang sangat dalam dihatinya" Ucap mama Ina. "Kamu tidak tau siapa Raka?" tanya Mama Ina menyadari ketidaktahuan sang putra. "Apa Selin belum menceritakan hal ini padamu?" tanya Mama Ina lagi.

"Selin cuman pernah bilang kalau alasan dia seperti ini karna kisah kelam dimasa lalunya, dia ngga pernah menyebutkan nama Raka pada Dion" ucap Dion dengan nada kecewa, ia kecewa karna ia merasa Selin masih menganggap dirinya belum cukup pantas untuk mengetahui semua tentang dirinya, termasuk cerita tentang Raka yang Dion yakini adalah satu-satunya lelaki ya g pernah mengisi hati calon istrinya itu.

"Mungkin dia ngga mau kembali membuka luka yang sudah susah paya ia sembuhkan dengan menyebut nama Raka. Kamu tunggu saja, jika sudah saatnya Selin akan menceritakan segalanya tanpa ada yang akan ia tutup-tutupi lagi" ucap Mama Ina menenangkan setelah melihat kekecewaan pada raut wajah sang anak.

"Atau mungkin Dion belum cukup pantas untuk menjadi tempat berbagi Selin?" ucap Dion mengeluarkan unek-uneknya.

"Kamu tidak boleh bicara seperti itu, Mama cukup mengenal Selin dan mama yakin Dia sudah menganggapmu bagian dari hidupnya. Ingat, kamu bukan orang pertama yang dijodohkan dengan Selin, sudah ada beberapa orang yang pernah dijodohkan padanya dan semuanya tidak ia terima. Tapi kamu, hanya dalam pertemuan pertama, ia sudah menyetujui perjodohan kalian. Jadi mama harap kamu bersabar." Ucap mama Ina kembali memberi semangat pada putranya.

"Iya Mah... Dion akan bersabar menunggu Selin untuk terbuka sepenuhnya pada Dion" Ucap Dion pada mamanya yang terdengar seperti ia mengucapkan pada dirinya sendiri untuk tetap bersabar.

"Ya sudah, kamu bersihkan diri dulu setelah itu kamu ke bawah. Mama akan menyiapkan makan malam buat kamu" ucap Mama Ina kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan kearah pintu dan keluar dari kamar Dion. Dion pun melangkahkan kakinya kearah kamar mandi menuruti perkataan mamanya untuk membersihkan dirinya.