webnovel

Secret Of History

Kirana Cempaka Parameswari tak menyangka bahwa rasa kekagumannya merubah segalanya dalam hidupnya. Hal yang tak pernah ia bayangkan terjadi didepan matanya dan itu nyata. Semua berubah menjadi aneh dan diluar akan sehat manusia setelah ia bertemu dengan Arya Parikesit Rajendra. Senior di SMA nya. "Apa ini salah satu candaanmu?" Arya Parikesit Rajendra,begitulah nama dari orang yang Kirana kagumi. Seseorang yang mengatakan bahwa ia adalah reinkarnasi dari seorang raja dari dinasti yang paling terkenal kisahnya. Bagaimana Arya bisa membuat Kirana percaya dan melindunginya dari bahaya yang mengintainya? "Jangan percaya dengan sejarah yang ada"

Kihyun_Song · ファンタジー
レビュー数が足りません
4 Chs

Bab 4

"Hai anak manis ayo temani aku ke alamku!"

"TIDAK!! AKU TIDAK MAU!!!"

"Kau tidak boleh berteriak kepada orang yang lebih tua!"

"Tidak!! kau sudah mati! Kembali saja ke alam mu sana!"

"TIDAK! KAU HARUS IKUT DENGANKU!!HIHIHHIHI"

"BUNDA!!!!!"

....

"Kirana bangun! Kirana! Nak Kirana!!"

"BUNDA!!!!" teriak Kirana sambil membuka matanya dengan cepat.

Bunda Kirana langsung memeluk dirinya dengan erat,"Tidak apa-apa nak! Kamu aman! Dia tak akan membawamu Kirana! Kamu aman bersama kami!" ucap Bunda Kirana sambil menepuk bahu Kirana pelan dan berusaha menenangkannya.

Ayah Kirana sedang berbincang dengan Bu Anna dan Penjaga UKS. Bu Anna menjelaskan bahwa ia menemukan Kirana pingsan di ruang perpustakaan sejarah kemudian giliran penjaga UKS mengatakan keadaan Kirana,"Pak! Kirana sepertinya punya pengalaman buruk hingga membuatnya pingsan dengan waktu yang lama. Kondisi fisik nya baik-baik saja tapi mental nya akan terganggu jika kita tidak cepat menghapus pengalaman buruk tersebut."

Ayah Kirana mengangguk,"Yang Ibu katakan memang benar,Kirana punya pengalaman buruk tentang hal-hal yang halus. Saya juga ingin dia melupakan pengalaman buruknya!" ucap Ayah Kirana sambil memandang Kirana yang masih menangis dalam pelukan bundanya. Aditya tiba di UKS dan dengan cepat menghampiri Kirana. Bunda melepaskan pelukannya,giliran Aditya yang memeluk dan menenangkannya.

Bunda Kirana pun menghampiri Ayah,Bu Anna dan penjaga UKS.

Dengan wajah yang lesu, Sang Bunda berkata,"Kita harus segera menutup ataupun meruqyah Kirana Yah! Bunda gak sanggup lihat Kirana yang seperti ini!" ucap Bunda.

Ayah mengangguk lalu Penjaga UKS pun menyarankan membawa Kirana ke seorang Kyai yang ia kenal. Penjaga UKS pun memberikan alamatnya pada Ayah Kirana.

Aditya pun mengendong Kirana di punggungnya,hari ini juga mereka akan segera menutup mata bathin Kirana dan meruqyah dirinya.

Mobil sedan hitam mewah berhenti tepat di sebuah rumah dengan cat serba putih. Rumahnya sangat sederhana. Kirana dan keluarganya pun turun dari mobil dan masuk ke rumah tersebut. Aditya bertanya apa benar ini rumah Kyai yang dimaksud oleh penjaga UKS kepada seorangperempuan paruh baya berjilbab. Perempuan tersebut mengangguk dan mempersilahkan mereka masuk.

Seorang pria tuah dengan surban putih dan pakaian serba putih keluar dengan membawa tasbih di tangannya. "Siapa ini?" tanya Kyai tersebut.

"Assalamualaikum pak, saya Herman Chandra Narendra, ini istri saya dan dua anak saya>" ucap Ayah Kirana.

"Waalaikum salam! Ada apa bapak Herman beserta keluarga datang kemari?"

"Saya ingin meruqyah anak saya dan menutup mata bathinya."

"Boleh tahu yang mana anak anda yang akan ditutup?"Ayah menunjuk Kirana yang tertidur dalam gendonggan sang kakak.

Kyai tersebut menyuruh meletakkan Kirana diatas matras. Kyai pun bertanya mengapa Kirana bisa seperti ini."Astagfirullah, coba bapak ceritakan semuanya dari awal sampai akhir agar saya bisa menentukan dimana saya harus mulai!"

"Di Setiap garis keturunan ibu saya, pasti ada yang punya kemampuan untuk melihat berkomunikasi dan semacamnnya. Kebetulan Kirana dapat kemampuan tersebut. Waktu itu Kirana masih kecil dan berumur sekitar 5 tahun. Dia mengunjungi keluarga neneknya yang lain di sebuah desa. Ia bersalaman dengan seorang nenek dengan sisik seperti ular dan mereka bilang bahwa nenek tersebut pernah pesugihan ular. Semua saudara sepupunya tidak ada yang salim kecuali dia. lalu setelah salim Kirana menjadi sakit dan muntah-muntah. Dia terus memegangi perutnya dan mengeluh seperti ditusuk pisau. Kami sudah membawa Kirana ke dokter dan dokter bilang tidak ada masalah hingga ia tiba-tiba mimisan. Awalnya kami tidak percaya hingga pada saat adzan maghrib Kirana menjerit-jerit dan mengatakan bahwa perutnya semakin sakit dan sakit. Pandangannya kosong sekali Kyai. Kemudian Budhe tirinya yang dari Bali datang untuk nambani. Alhamdulillah Kirana sembuh, budhe tirinya mengatakan bahwa Kirana punya semacam khodam yang besar dan kuat!"

"Lalu Ibu mertua saya meninggal dan kebetulan Kirana waktu itu sakit panas. Dia melihat hal yang aneh-aneh saat hari dimana Ibu mertua saya meninggal. Hingga pada saatnya dia tidak sengaja melukai sepupunya." Imbuh Bunda Kirana.

"Biar saya lihat dulu!" ucap Sang Kyai. Kyai tersebut mengucapkan beberapa kalimat doa dan memejamkan mata.

Lalu selang beberapa menit kYai tersebut selesai membaca doa dan ia mulai membuka matanya."Pak,Buk yang dikatakan budhe tirinya itu memang benar. Kirana punya khodam yang sangat besar dan aura yang langka. Khodam dan aura yang langka ini sangat besar, keduanya diturunkan secara turun temurun dari garis ibu anda. Kirana harus dengan hati yang ikhlas menerima keduanya. Anda juga perlu ingat! Saking besarnya khodam dan auranya. Kirana harus benar-benar dijaga! Untungnya kedua benda tersebut tersegel rapat." Jelas Kyai tersebut.

"Lalu kapan dan apa yang akan terjadi jika segel tersebut terbuka?" giliran Aditya membuka suaranya.

"Saya tidak tahu pasti tapi,jika suatu saat segel ini terbuka. Kirana harus menekan khodamnya dan auranya sendiri. Khodam Kirana berwujud dua harimau kembar, yang saya takutkan adalah auranya. Auranya ada 5 warna dengan 2 warna melambangkan kejahatan dan 3 warna melambangkan kebaikan. Saya takut disaat Kirana penuh emosi 2 warna ini bisa memakan warna lainnya dan berakhir menjadi warna hitam semua."

"Lalu pak Kyai bagaimana dengan mata bathinnya?"

Kyai menggeleng,"Kita tidak bisa menutup mata bathin Kirana seenak kita. Itu tergantung ikhlas atau tidaknya Kirana."

Bunda Kirana merasa sedih, dia merasa sedih atas penderitaan Kirana selama ini. selalu berpura-pura tidak percaya hantu padahal dia selalu melihatnya. Dia bahkan tidak pandai bergaul dengan keluarga besar karena pengalaman tidak sengaja melukai sepupunya. Sebagai ibu hal menyayat hati bunda Kirana.

..

"Kirana sayang,hari ini kamu jangan sekolah dulu ya?" ucap sang Bunda

"Loh kenapa Bun?" tanya balik Kirana pada bundanya, padahal Kirana sudah memakai seragam dan bersiap berangkat ke sekolah.

"Mending kamu istirahat dulu gih."

Kirana menggeleng,"Kirana sehat-sehat aja tuh Bun! Udah ya Bun Kirana berangkat dulu ntar telat lagi. assalamualaikum!" pamit Kirana sambil menyalami bunda dan ayahnya.

"Yah! Kok Kirana gak inget kalau dia habis pingsan kemarin?" tanya Bunda pada Ayah.

Ayah menghela nafas panjang,"Kita biarkan saja,jangan samai Kirana tahu soal kemarin!" Bunda pun mengangguki perkataan ayah.

....

Kirana dan Milea sedang pergi ke ruang Bk untuk mengantar jurnal kelas dan mengambil jadwal kelas."Kir! tuh depan kelas kak Arya ada apaan ya? Kok pada heboh and rame-rame gitu??" tanya Milea pada Kirana.

Kirana mengedikkan bahunya,"Ya mana tahu Milea kalo gk lihat!" tanpa berfikir panjang Milea langsung menarik Kirana ke arah kelas Arya.

Milea dan Kirana lihat lewat jendela bahwa Arya dan temannya Surya sedang berkelahi. Milea bertanya pada salah satu kakak kelas,"Eh kak ini ada apaan sih kok rame?"

"Itu Sih Arya kumat lagi! kesurupan tuh! Si Surya juga kesurupan!"

Ketika mendengarnya mata Kirana langsung menetes, tanpa sadar dia mengeluarkan air matanya dan hatinya gelisah. Ia ingin masuk dan menghentikannya tetapi teman-teman kelas Arya menatap sinis pada Kirana. Hal itu membuat Kirana mundur dan kembali ke kelas dengan perasaan yang tak karuan.

Hingga ia melihat sebuah tandu menggotong tubuh Arya yang lemas ke ruang UKS yang kebetulan dekat sekali dengan kelas Kirana. Kirana dipanggil salah satu kakak kelas untuk memberi pertolongan pertama.

Kirana melihat Arya yang sudah tergeletak lemas,hati Kirana sakit melihatnya. Dia mengambil kayu putih untuk dioleskan pada telapak tangan dan kaki agar Arya hangat dan lebih cepat sadar.

Sambil mengolesinya air mata Kirana jatuh terus. lalu tak lama sebuah suara yang sangat familiar bagi Kirana terdengar. Siapa lagi kalau bukan mantan Arya sahabat Kirana sendiri yaitu Ivanya?

Ivanya langsung menggantikan tugas Kirana. Kirana berdiri dari tempatnya dan kini giliran Ivanya yang akan menjaga Arya dan sekarang hati Kirana makin perih dan perih. Kirana mengundurkan diri dan mencari tempat yang tenang.

Tempat yang tenang hanya taman sekolah yang sepi pengunjung karena jam belajar masih berlangsung. Kirana langsung menangis tapi tanpa mengeluarkan suaranya.

"Kenapa Kirana kita sedih?" ucap seseorang tiba-tiba.

Kirana melihat siapa yang bicara,ternyata dua harimau kembar yang berukuran anakkan sedang disamping Kirana. Harimau tersebut terlihat lucu dan imut.

"Aku tidak apa-apa!" ucap Kirana membalas pertanyaan dua harimau tersebut.

"Dixiou tidak percaya! Dixiou tahu bahwa Kirana kita sedih karena Prabu Parikesit bersama gadis lain bukan?" ucap harimau kecil yang memiliki mata biru bernama Dixiou.

"Kirana pasti sedih sekali.." ucap harimau lainnya yang memiliki mata berwarna coklat bernama LinLin. Keduanya adalah khodam yang Kirana punya.

"Bukankah kalian biasanya akan menghiburku dengan tingkah kalian?" tanya Kirana.

"Jika hatimu sedang sangat sedih dan ada sedikit kemarahan kami tidak punya kekuatan lagi untuk menghiburmu" ucap Linlin sedih.

Kirana menamai dua harimau tersebut karena Kirana melihat mereka pertama kali saat ia sedang menonton drama china, itu untuk Dixiou. Sementara Linlin ia ambil dari nama bintang kpop kesukaannya yaitu Guanlin.

Tanpa Kirana dan dua harimau itu sadari ada sepasang mata yang mengintip Kirana.

"Unik dan menarik calon istriku hm.."