webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · 都市
レビュー数が足りません
372 Chs

62. Nadia's Mistake

Nadia terus saja memandangi langit-langit kamarnya yang ada di dalam kosnya. Ia ingin kembali fokus, untuk mengerjakan skripsinya, tapi tentu saja tidak bisa. Saat ini, pikiran dan hatinya semuanya hanya tertuju pada Fauzan seorang.

Bagaimana keadaaan Fauzan saat ini? Apa dia baik-baik saja? Apa ia masih tertekan?

Nadia kembali mengambil ponselnya. Mencoba menghubungi Fauzan kembali. Tapi, tetap saja hasilnya masih saja nihil. Ia tidak bisa berbuat apapun selain menunggu Fauzan kembali, atau nomor Fauzan bisa dihubungi lagi.

Mau tidak mau, ia masih hanya diam termenung di dalam kamarnya. Mencoba untuk memikirkan hal lain. Tapi, dengan perasaannya sekarang ini, mana bisa?

Nadia menutup kedua matanya. Saat itu, terlintas semua hal tentang Fauzan. Saat pertama kali Fauzan memberinya bunga. Saat Fauzan dengan sengaja menabraknya? Saat Fauzan menyatakan perasaan padanya.