webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · 都市
レビュー数が足りません
372 Chs

185. Out of Mind

Nadia berjalan ke arah parkiran yang ada didalam fakultasnya. Saat berjalan, ia melihat Fauzan yang sudah menunggu di sana. Betul seperti kata Fauzan. Fauzan memang sudah ada di sana.

Nadia yang dari jauh itu, melihat Fauzan yang sedang berdiri membelakanginya. Fauzan sedang menunggunya. Fauzan berdiri menunggu Nadia dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam sakunya.

Nadia yang melihatnya, merasa aneh. Fauzan yang menunggunya itu, seolah tidak memperhatikan ke arahnya. Bukankah, jika seandainya Fauzan menunggu harusnya memang sedang melihat ke arah tempat Nadia kleuar?

Jadi, dia bisa tahu kalau Nadia sudah keluar. Tapi, Fauzan justru membelakanginya. Apa Fauzan benar-benar berniat untuk menjemputnya? Pikir Nadia.

Hari ini, waktu luang tersisa sangat banyak sekali. Bahkan, ini masih belum siang sekali. Nadia pikir juga, Fauzan masih belum memiliki banyak kegiatan. Apakah, lebih enaknya jika mereka keluar bersama?