webnovel

Sang Raden

"Terakhir yang aku ingat, aku tersesat lalu pingsan dekat makam di tengah hutan. Saat aku membuka mata, aku sudah berada di tempat asing antah berantah...." Kirana... Seorang gadis kota yang terjebak masuk kedalam alam lain yang bernama Negeri Negaran. Ketika Kirana sadar dari pingsannya, ia bangun dalam keadaan yang berbeda. Dari baju yang ia kenakan, gaya rambutnya, semua berubah. Orang-orang di Negaran memanggil dan mengenal Kirana dengan nama Nyimas Sekar. Nama asing yang belum pernah Kirana dengar sebelumnya. Nyimas Sekar sebenarnya sudah mati, kini raga dan wujudnya digantikan oleh Kirana. Gadis kota yang tidak tau apa-apa itu harus menggantikan posisi Sekar dan mengemban tugas untuk merawat seorang calon raja yang sekarat. Kirana berusaha mencari jalan pulang, namun ia malah terjebak semakin dalam, hingga Kirana harus mempertaruhkan nyawanya demi Raden Sastra, calon raja Negaran. Meskipun Kirana tidak mengerti bagaimana cara kehidupan orang masa lampau, tapi ia mencoba untuk beradaptasi, dari cara berpakaian, pekerjaan dan pola makan. Namun semakin lama Kirana semakin dalam masuk ke permasalahan yang ada disana, hal terberat adalah posisi dimana saat terjadi perang antara Raden Sastra dan Pamannya untuk berebut kekuasaan sebagai Raja. Kirana harus menyelesaikan tugasnya, supaya ia mendapatkan jalan kembali ke dunia nyata.

Nimas_3462 · ファンタジー
レビュー数が足りません
369 Chs

Kemarahan Messi pada Raden Sastra

Hujan badai turun dengan deras, semua orang mengikuti Raden Sastra untuk mencari tempat berteduh. Guyuran hujan yang dingin menusuk tulang, tapi Kirana tidak merasakannya. Sikap Raden Sastra lebih dingin daripada hujan yang mengguyur tubuhnya sekarang.

Kirana bahkan sangat bersyukur dengan hujan badai itu, ia jadi bisa menyembunyikan tangis kekecewaannya pada air yang menerpa tubuhnya.

Sesekali terdengar isakan dari bibir Kirana, Sundari dan Messi yang berjalan disampingnya menyadari hal itu. Mereka tau apa yang dirasakan oleh Kirana, tapi untuk saat ini Sundari dan Messi tidak bisa berucap apa-apa.

"Kakak... Jangan menangis" ucap Sundari juga merasakan pedihnya.

"Aku tidak menangis Sundari, aku kedinginan" ucap Kirana sambil memasang senyum yang lebar.

Namun apapun alasan Kirana yang masuk akal itu, tidak akan bisa menipu Sundari dan Messi. Antara isakkan kesedihan dan mengigil kedinginan itu sangat berbeda jauh.

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください