Hujan badai turun dengan deras, semua orang mengikuti Raden Sastra untuk mencari tempat berteduh. Guyuran hujan yang dingin menusuk tulang, tapi Kirana tidak merasakannya. Sikap Raden Sastra lebih dingin daripada hujan yang mengguyur tubuhnya sekarang.
Kirana bahkan sangat bersyukur dengan hujan badai itu, ia jadi bisa menyembunyikan tangis kekecewaannya pada air yang menerpa tubuhnya.
Sesekali terdengar isakan dari bibir Kirana, Sundari dan Messi yang berjalan disampingnya menyadari hal itu. Mereka tau apa yang dirasakan oleh Kirana, tapi untuk saat ini Sundari dan Messi tidak bisa berucap apa-apa.
"Kakak... Jangan menangis" ucap Sundari juga merasakan pedihnya.
"Aku tidak menangis Sundari, aku kedinginan" ucap Kirana sambil memasang senyum yang lebar.
Namun apapun alasan Kirana yang masuk akal itu, tidak akan bisa menipu Sundari dan Messi. Antara isakkan kesedihan dan mengigil kedinginan itu sangat berbeda jauh.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください