webnovel

Kacau balau

Setelah semalaman aku menjelaskan hal yang sebenar nya terjadi, segala cara dan upaya telah ku gunakan.. akhir nya papa berusaha mempercayai perkataan ku, pagi ini aku merasa tenaga ku telah terkuras setengah akibat kejadian itu. Irene mengerakan kepalanya ke kiri dan kekanan, memijat nya ringan sambil menutup mata ia berjalan ke gerbang layak nya zombie. Ia membuka mata nya pelan.. ia langsung terdiam di tempat.. ketika matanya mendapati hal yang paling tidak ingin dia lihat dipagi hari..

" Pagi Irene…" Sapa Edlert yang berdiri di depan mobil mewah bewarna merah milik nya, beserta supir di dalam nya.., tentu saja karena ia masih di bawah umur untuk mengendarai mobil

" Pagi tunangan…, apakah tidur mu nyenyak…" Di sisi lain Griss berdiri di depan mobil sport milik nya berwarna biru mengkilap sambil membukakan pintu mobil

Kau masih berani menanyakan apakah tidur ku nyenyak? Irene menatap sinis kepada Griss karena keberadaan dan perkataan nya yang merusak suasana pagi nya yang telah jelek dari awal bangun tidur, kemudian mata nya kembali kepada Edlert.. dan satu lagi pembuat onar..

" Kenapa kalian ada di sini?"

" Menjemput mu.." Kata mereka berdua serempak.., dan mereka berdua saling tatap dengan tatapan kebencian.

" Lebih baik naik mobil ku…, di dalam nya sangat nyaman. Kau pasti menyukai nya.." Lanjut Edlert

" Apa kau tidak malu mengatakan hal demikian di depan tunangan nya? Sudah pasti dia akan naik ke mobil ku"

" Tidak ada pemberitahuan resmi tentang status kalian berdua.. itu berarti.. aku masih bisa .."

"Aku tidak perlu mobil kalian, aku punya mobil ku sendiri…" Jawab Irene dan berjalan meninggalkan mereka berdua yang berdebat sengit.

" Tunggu…" Teriak mereka berdua dan berlari mengejar langkah kaki Irene yang memang lebih cepat daripada mereka berdua. Kaki Irene telah sangat terlatih untuk berjalan setiap hari nya.

" Kalian berdua sampai kapan akan berhenti untuk mengikuti ku?" Irene berhenti dan menatap mereka berdua yang berjalan di belakang nya

" Kenapa kami tidak boleh mengikuti mu?"

" Karena bukan hanya aku saja yang terganggu.. tapi semua orang…" Irene menunjuk kearah belakang mereka berdua.., dan mendapati mobil mereka berdua mengakibatkan macet di jalanan.. karena berjalan pelan untuk mengikuti kedua tuan muda mereka.

Edlert dan Griss menatap kebelakang dan memperhatikan arus jalan raya yang tersedat oleh mobil mereka berdua.., mereka berdua saling menatap dan segera memberi kode untuk kedua supir meninggalkan mereka, saat mereka berdua berpaling ke depan.., Irene sedang berlari dengan sangat cepat menaiki bus.., mereka berdua berlari secepat mungkin agar bus itu tidak meninggalkan mereka berdua.

Seperti biasa.., orang-orang berdesakkan untuk memasuki pintu bus, semua orang berlomba untuk menaiki bus pertama agar tidak terlambat, bus kedua akan datang sekitar 15 menit setelah bus pertama, di dalam penuh sesak.. semua bangku penumpang telah di duduki oleh sebagian lansia dan juga para pekerja, sementara para pelajar memilih berdiri sambil berpengangan , ac di dalam bus tersebut tidak lagi terasa.

Irene berdiri di antara para kerumunan, pengap dan berdesakkan, melihat situasi yang terjadi pada Irene, kedua laki-laki segera memotong antrian dan berdiri di samping kiri dan kanan Irene, memberi ruang untuk wanita itu.

" Bersiap lah…" Senyum Irene kepada kedua lelaki itu, hal yang sama ia katakan ketika Griss mencoba nya pertama kali. Griss mengambil posisi , memegang erat peganggan bus, membuka sedikit kaki nya , memperkokoh kedua kaki nya.

Griss menatap kearah Edlert, mempersiapkan diri untuk tontonan yang menarik, ia ingat sekali rasa nya pertama kali berada di atas bus ini, orang kaya seperti mereka tidak akan pernah merasakan sensasi itu.., ia siap untuk menonton hal memalukan yang di lakukan Edlert

" Kau.. jangan sekali-sekali muntah di sini" Griss memperingatkan Edlert

" Sebaik nya kata-kata itu kau tunjukan pada diri mu sendiri" Irene menatap Griss dan mengingatkan nya pada kejadian sebelum nya

Pintu mobil telah tertutup, bus itu mulai melaju.., gerakan ringan telah di rasakan mereka bertiga, pelan tapi pasti.. bus tersebut menambah kecepatan nya, membuat semua yang di dalam mobil tersebut ikut bergerak ke kiri dan kanan. Edlert sedikit kaget dan sempat menabrakkan diri ke orang di samping nya. Tiba-tiba saja bus tersebut mulai meningkung dengan tajam, membuat semua orang di dalam nya bergerak miring mengikuti tingkungan, Irene bergerak maju kedepan karena kemiringan tersebut cukup tajam, Irene sedikit goyah, dengan cepat mereka berdua bergandengan tangan membentuk setengah lingkaran di depan Irene, untuk melindungi Irene dan juga memopong nya jika wanita itu terjatuh. Selama perjalanan tersebut mereka berdua terus bergandengan tangan , membuat para penumpang memperhatikan mereka bertiga.

Dua orang tampan.. dan satu wanita cantik, membuat mereka berpikir sedang menonton drama sungguhan , mungkin judul yang cocok dalam judul tersebut, seorang putri dan dua bodyguard tampan. Tubuh mereka berkeringat dengan banyak, baju yang basah akan keringat tersebut menge-press otot tubuh mereka, para wanita tua maupun muda langsung mengeluarkan ponsel mereka dan mengabadikan moment tersebut dengan mulut berbentuk O sempurna karena terpesona.

Bus berhenti tepat beberapa meter dari pintu sekolah, mereka turun dari bus tersebut bersama-sama. Edlert menarik nafas lega karena sampai dengan selamat, begitu juga dengan Griss yang berhasil bertahan di dalam bus tersebut, mereka bertiga memasuki gerbang, tatapan semua orang langsung mengarah pada mereka bertiga.

Irene membalikkan badan nya dan menatap mereka berdua " Seperti nya bus tersebut telah menyatukan kalian berdua.." Irene tertawa sambil menunjuk ketangan mereka berdua

Ed dan Griss menatap arah tangan Irene dan menemukan jika tangan mereka berdua masih bergandengan mesra dan erat, sesekali tanpa sadar tangan mereka saling meremas tangan satu sama lain. Griss dan Ed langsung melepaskan gandengan mereka , dan menggosok tangan mereka jijik.

" Ya.. kenapa kau memegang tangan ku.." Teriak Edlert

" Kau lah yang memegang nya duluan.. bukan aku..,aku tahu tangan ku lembut dan sangat halus.."

" Ha.. Halus? Tangan mu seperti kulit buaya yang sangat kasar dan bersisik"

Ya.. mereka berdua bahkan masih sempat merasakan sentuhan kulit masing-masing, sungguh sangat mesra.., membuat para wanita iri. Pikir Irene menatap mereka berdua.

Edlert berjalan menuju Irene, ia berjalan dengan tergesa-gesa dan berhenti di depan kelas Irene, mata nya mencari di mana Irene berada dan berhenti di depan nya, ia menyerahkan sebuah kartu kepada Irene.

" Pesta ku.., di tempat ku…, kau harus datang.." Edlert menyerahkan kartu tersebut di tangan Irene

" Kenapa hanya dia yang di undang?" Griss berdiri dari bangku nya dan menarik kartu di tangan Irene

" Apa kau bodoh? Kau tidak melihat di forum grup kita? Aku sudah menyebarkan nya di sana" Edlert memukul kepala Griss karena kebodohan nya.. ini bukan pertama kali nya ia mengundang Griss, dan ini juga bukan pertama kali nya Griss menerima undangan.

" Terus kenapa kau memberikan ini pada ?"

"Ah.. benar-benar.. kau sungguh bodoh…, karena aku suka.., kenapa?" ya karena Irene tidak termasuk dalam forum grup sekolah mereka, karena mereka semua hanya mengetahui Irene hanya seorang anak beasiswa tanpa memiliki kekayaan seperti mereka, dan grup tersebut hanya berisikan anak-anak yang memiliki status tinggi.

" Karena dia tunangan ku…"

" Kau selalu menyebutkan diri nya tunangan mu…, dia bahkan tidak pernah menyebutkan mu tunangan.. dan.. tidak ada cincin yang melingkar di tangan nya. Kau yakin dia menginginkan mu sebagai tunangan?"

Griss segera menatap Irene dengan tajam, seolah mata nya mengisyaratkan untuk Irene memanggilnya tunangan.., mata nya memohon pada Irene yang pura-pura tidak melihat nya, dan tidak mendengar perkataan Edlert.

Jangan harap aku akan memanggil mu tunangan.., sampai kapanpun aku tidak akan memanggil mu tunangan. Griss mendekat kearah Irene.. dan merangkul nya dengan kuat.

" Bukankah kita telah bertunangan Irene?" Griss menekankan kata-kata tunangan.. di telinga Irene

Irene mengerakkan bahunya untuk melepaskan rangkulan Griss " Akan ku pikirkan.." Irene menarik kembali undangan di tangan Griss dan meninggalkan mereka berdua yang saling menatap panas.

" Bagus.. , aku akan menunggu mu Irene"Edler berjalan pergi..

" Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa?" Protes Griss pada Irene

" Apa maksud mu?" Irene berjalan kebangku nya dan membuka undangan tersebut, ah.. ternyata besok ulang tahun Edlert.. apa aku harus datang ke sana? Sungguh merepotkan.., semua orang pasti akan menatap sinis pada ku jika aku berada di sana. Dan seperti nya.. pesta tersebut tidak akan menarik.

" Kenapa kau menerima undangan nya? Dan kenapa kau tidak memanggilku tunangan mu.."

" Karena dia memberikan nya pada ku. Dan jangan harap aku akan memanggilmu tunangan"

" Kenapa hanya kau yang menerima kartu itu… ." Mata Griss terarah ke kartu tersebut, kartu tersebut terlihat istimewa di mata Griss

" Apa kau bodoh? Aku tidak di dalam grup kalian? Bagaimana bisa dia mengundang ku?"

" Owh.. benar juga" Griss langsung tersenyum lega , mengetahui.. jika tidak ada yang special yang tertulis di dalam kartu tersebut.

" Irene…, kau.. tidak ingin bertunangan dengan ku?" Griss menatap kearah Irene dengan serius, jantung nya berdetak cepat, ia menahan keinginan nya untuk segera mengetahui pendapat Irene

Raut wajah dan tatapan nya berubah.., ia terlihat lebih serius dan dewasa.., mata nya memancarkan harapan.., apa yang ia harapkan dari jawaban ku? Dia jelas-jelas tahu di mana posisi nya sekarang. Aku hanya membantu nya lolos dari pertunangan lain, dan dia hanya membantu ku untuk lolos dari Edlert.. " Hanya dalam kesepakatan.. tidak lebih.."

Deg..

Rasa nya menyakitkan.., kenapa? Padahal aku tahu dengan pasti jika ini bukan pertunangan sebenar nya…, aku juga tahu apa yang akan di katakana nya.. tapi mendengar nya secara langsung tetap terasa sangat menyakitkan. Griss menatap Irene dengan tatapan kosong, raut wajah nya langsung berubah.., kesedihan terlihat dari sorot mata nya.. walaupun ia berusaha untuk menyembunyikan nya

Irene menangkap sorotan mata tersebut, dan mulai merasa sedikit bersalah karena mengatakan nya dengan tanpa perasaan.., tunggu.. bukankah memang seharus nya tanpa perasaan? Kenapa aku malah mengikuti alur permainan ini? Griss hanya terlalu menghayati peran nya.., gengsi dan ego nya terhadap Edlert.., membuat nya berpikir seolah-olah aku lah tunangan nya.. ia belum menyadari itu sama sekali.

Griss menarik tangan Irene , ia menatap jari manis Irene, dan memegang nya lembut..dengan jari telunjuk dan jari jempol. Kalau begitu.. bagaimana kalau aku membuat menjadi kenyataan.. "Besok malam aku jemput"

" Aku sudah bilang.. untuk memikirkan nya lagi..,aku tidak ingin menghadiri pesta itu" Jawab Irene

" Kau harus pergi dengan ku .. sebagai pasangan ku. Dan aku akan tetap menjemput mu.." Tegas Griss

Kenapa dia seserius begitu? Bukankah seharus nya dia senang karena aku tidak menghadiri undangan Edlert? Dia yang dari tadi berisik soal kartu undangan yang di berikan Ed, kenapa dia mendadak berubah? Apa dia merencanakan sesuatu.., aku punya firasat buruk soal ini.

" Selepas dari keputusan mu.., aku akan tetap datang menjemput mu"

***************************************************************************

" Akhir nya dress semua ini bisa keluar dari penyimpanan nya " Bibi Rang mengeluarkan dres milik Irene dan merapikan nya satu-satu, para pelayan ikut membantu membersihkan lemari penyimpanan dress dan gaun pesta milik Irene, mereka mengelap debu-debu dari pakaian tersebut karena terlalu lama di simpan,muka mereka semua sangat girang mendengar Irene mendapat undangan

Sementara Irene hanya duduk santai sambil menonton tv acara favorit nya sambil mengemil popcorn manis " Simpan semua itu.. aku tidak akan menggunakan nya"

Semua pelayang langsung membeku dan menatap Irene.. apa maksud perkataan nya? Pakaian ini hampir tidak pernah ia sentuh sejak 2 tahun lalu..

" Nona.. apa maksud mu.., apa nona gendutan?"

" Apa maksud perkataan bibi Rang.. apa aku terlihat gendutan…"

" kalau begitu.. berikan aku alasan.. kenapa tidak ada satupun dari lemari ni yang dapat di kenakan?"

" Aku akan pergi apa ada nya…" Irene mengelengkan kepala nya santai.. seperti sedang mendengarkan lagu, kepala nya bergerak mengikuti alunan music.

Ting tong.. ting tong

Suara bel terdengar sangat kuat, pelayan lain membuka kan pintu dan mendapati Griss berdiri di depan pintu , sambil memberikan senyuman simpul. Terdengar suara gaduh.. dari beberapa orang yang mengikuti Griss.

" Tolong beri jalan .. tolong beri jalan nya.." Suara berisik ini telah mengusik Irene yang sedang bersantai.., suara itu berasal dari ruang tamu.

" Sudah ku duga…" Griss berjalan masuk keruang tengah dan menatap Irene yang masih dengna santai duduk dengan pakaian training

" Apa ini ribut-ribut?" Irene menatap Griss.. dan mata nya lebih melotot lagi ketika melihat rombongan orang yang di belakang nya, berdiri rapi berjajar, mata nya mengedip beberapa kali..

" Kau mau berbuat apa di rumah ku" tanya Irene ketika melihat rombongan tersebut , sementara bibi Rang dan para pelayan tersenyum semuringah..

" Ah.. karena itu nona tidak ingin mengunakan semua dress ini.. , karena tuan Griss"

" Apa maksud mu bibi Rang?" Irene semakin bingung dengan apa yang terjadi tapi ia merasakan ada hal yang tidak menyenangkan akan datang ke tempat nya.

" Setidak nya.. kau harus memberi muka kepada tunangan mu ini.., tunangan mu ini sanggup memberikan apapun pada mu.., teman-teman.. tolong permak gadis ini" Rombongan tersebut segera bergerak memengangi kaki tangan Irene , sekelompok orang di belakang nya menarik dorongan yang berisi beberapa dress

" ya.. ya… ya.. lepaskan aku.." Irene memberontak , dan dengan cepat para rombongan menahan tubuh Irene, mereka memasang kain gorden ,membuat tempat di mana Irene duduk menjadi ruang ganti.

Beberapa saat kemudian, gorden itu terbuka dan memperlihat kan Irene dengan busana yang menampakan pusat nya dan body S milik nya. Griss duduk tepat di depan gorden tersebut dengan para pelayan yang berdiri di belakang nya.

" Aku tidak suka menggenakan pakaian seperti ini…, biarkan aku menggenakan pakaian yang nyaman"

Para pelayan mengelengkan kepala untuk pakaian Irene yang terlalu ketat dan terbuka , sementara Griss hanya bisa terdiam menatap Irene, gadis yang biasa terlihat kumel bagi nya.., bisa berubah hanya karena pakaian, matanya menatap Irene dari bawah sampai ke atas, dia baru menyadari.. jika Irene memiliki tubuh yang indah.., kenapa ia menyembunyikan nya? Apa itu di perut nya? Ia bahkan memiliki ABS…, wow..pasti nya sangat susah untuk membentuk dan menjaga nya.

" Aku tidak suka dengan pakaian ini…, tubuh nya terlalu jelek untuk menggunakan pakaian ketat itu" Apa yang dia maksud berlawan terbalik dengan yang ada di pikiran nya, ia terlalu malu untuk mengatakan tubuh wanita itu sangat indah.

Terdengar suara gaduh dari balik gorden. Membuat semua orang mengeryitkan dahi mendengar nya.., " ya.. jangan di situ.. aduh.. duh.. hahahahah.. itu geli.. geli.. hahahha.. sudah ku bilang jangan sentuh di sana.. itu hahahahaha.. sangat geli.., auwh.. ah… ah… auwh.., sakit.. bisa kah kalian melakukan nya dengan pelan."

Sementara Griss berusaha menjernihkan pikiran nya ketika mendengar suara gaduh tersebut, mendengar suara tersebut membuat Griss membayangkan hal yang tidak pantas. Kenapa dia harus mengeluarkan suara seperti itu? Dia tidak tahu.. suara nya membuat ku sangat tidak nyaman.. dan memikirkan apa yang ada di dalam.

SREEEEEEEEEEEEEKKKKKKKKKKK

Suara gorden tersebut terbuka, menampilkan Irene yang berdiri dengan gugup, ya… kenapa aku harus berdiri di sini dan menunggu jawaban dari nya? Ini sangat memalukan.., apa aku terlihat baik-baik saja? Apa kaki ku terlalu kaku berdiri? Atau badan ku terlalu gugup? Bahkan aku tidak berani menatap nya.

Griss menatap lama Irene yang berdiri di depan nya, ia hanya bisa terdiam.. menatap Irene yang terlihat begitu berbeda.. sangat.. sangat berbeda , pakaian itu bewarna krem oranye, memperlihatkan kedua bahu Irene, dengan untaian tali lebar yang terlilit di leher nya, baju itu tidak terlalu ketat , bahan kain nya ya terjatuh, membentuk tubuh Irene, dengan atasan dada di lapisi tile tipis memperlihatkan leher nya yang panjang, dengan panjang gaun diatas lutut, tidak terlalu mengembang, memperlihatkan kaki nya yang jenjang, tubuh nya yang dari dulu tinggi dan berkarisma tersebut.. sekarang berubah menjadi sangat angun.

" Bagaimana tuan Griss?"

" Hah?" Griss tersadar dari pikiran nya " Ehem.. kurasa dengan tubuh nya memang tidak ada pakaian yang cocok dengan nya.. cukup ini saja.. tolong tata rambut nya dan juga muka nya"

"Ya.. apa maksud dari perkataan mu.."

maaf telat lagi untuk update , beberapa hari ini author ketiduran, biasa nya memang author nulis nya malam, jadi waktu update cerita biasa jam 2 pagi, sampai jam 3 pagi, karena besok nya harus bekerja lagi.

untuk pembaca Terjepit Umur harap besabar untuk update besok ya., author nulis nya selang seling, hari ini buat untuk Royal Love, besok untuk Terjepit Umur , agar karakter dan hayalan Author gak tertukar.. dan salah cerita, jadi harus beda hari. semoga menikmati cerita ini.., sebenar nya cerita ini ingin di persingkat.. tapi entah kenapa.. pada saat menulis khayalan nya berjalan lebih dari yg diinginkan. wkwkw

kunyit_jahecreators' thoughts