webnovel

Bus

Tanpa sungkan Griss menerima tawaran Irene, ia memengang erat tangan Iren sambil menyenderkan kepala nya di bahu Irene , menutup kepala nya, aku mulai merasa pusing dan mual.. sungguh.. ini menyiksa ku

" Irene.. seperti nya.. aku mabuk kendaraan.." Griss segera menutup mulut nya dengan erat sambil mengembungkan pipi nya

" Ya… ya… kau harus menahan nya " Irene segera menekan tombol pemberhentian , yang berarti bus akan berhenti di pemberhentian terdekat. Dalam hitungan menit.. bus berhenti dan membukakan pintu otomatis.

Griss segera berlari keluar dengan cepat, ia berpengangan dengan tiang reklame , membungkuk sambil memuntahkan semua isi perut yang dari tadi di tergoncangkan dengan hebat, beberapa kali ia mengeluarkan isi perut nya.

" Kenapa kau memaksakan diri jika tidak sanggup" Irene menepuk-nepuk pundak nya sambil memberikan air minum dan tissue..

" Karena kau sangat keras kepala dan tidak mendengarkan perkataan ku.."

" Perjalanan kita masih jauh.. bagaimana kalau kita naik taxi saja? Aku yang traktir"

" Tidak apa-apa.., aku bisa membayar nya.., ya.. sebaik nya kita naik taxi saja"

Taxi itu tepat sampai dirumah Irene..,Griss tampak sangat lelah , bagaimana aku tega meninggalkan dia di luar hingga supir nya datang ke sini. Ah.. sungguh merepotkan.., Irene menarik tangan Griss untuk masuk kedalam rumah nya, tepat saat pintu terbuka..

" Ah.. nona sudah pulang.. saya baru saja.. menyia…p" Kepala pelayan tersebut langsung menghentikan perkataan nya saat ia melihat nona muda nya memegang tangan lelaki masuk kedalam ruamah nya, semua pelayan berhenti melakukan aktifitas nya dan memandang Irene beserta tunangan nya, mereka memasang muka kaget dan juga tersenyum malu.

" Ah.. bibi Rang.., apa kamar tamu kita bisa di gunakan?" Sudah sangat lama kamar tamu tidak pernah di gunakan, di tambah lagi mereka baru saja pindah ke rumah ini.., mereka belum sempat untuk memeriksa kamar tamu..

" Akan ku siapkan nona.. mungkin sekitar setengah jam lagi akan siap. Apa tuan Griss akan tinggal di sini?"

" Tidak.. siapa yang mengizinkan nya tinggal di rumah ini.., setengah jam terlalu lama.. ya sudah .., siapkan air hangat dan juga termos penghangat demam" Irene membuka pintu kamar nya.., sementara Griss sudah tidak bisa berkata apapun lagi.. semua tenaga nya terkuras begitu saja.

Para pelayan langsung menutup mulut nya.. menahan untuk tidak gibah dengan cepat. Mereka menutup nya dengan sangat erat sambil menatap satu sama lain.., akhir nya nona muda nya tertarik dengan laki-laki.., setelah sekian lama dia memiliki kertertarikan dengan hal aneh yang tidak di miliki oleh orang-orang kaya lain nya.., terutama ketertarikan nya dengan uang.

" Berbaring lah.. itu akan meringankan tubuh mu.., hanya sekali ini saja aku membiarkan mu tidur di ruangan ku…, sungguh kau merepotkan.."

" Ini kedua kali nya aku datang ke kamar mu…," wangi mu begitu terasa di ranjang ini…Griss terus mengendus ringan.

" Minum air hangat itu.. " Irene mengambilkan gelas , dan berjalan mendekat Griss, ia duduk di samping nya sambil menyodorkan air hangat kepada Griss, sementara tangan lain nya meletak kan pengompres perut di perut Griss.

" Baju ku basah dengan keringat.. apa kau punya baju ganti.."

" Mungkin paman Jx ada.., aku akan mengambil nya untuk mu.." Irene mencari pakaian paman di keranjang pakaian yang baru saja di saja di rapikan dan siap di antar ke pemilik masing-masing dan segera kembali ke kamar nya.

Irene hanya terdiam berdiri di sana.. ia tidak percaya dengan apa yang di lihat nya.., Griss sudah bertelanjang dada di atas ranjang nya, pancaran sinar matahari dari jendela .. memperjelas lekukan tubuh Griss, sinar itu menyoroti tubuh kekar Griss. Aneh rasa nya… ia tidak tahu rasa apa yang ia rasakan? Dia sudah biasa melihat tubuh six pack pama JX , para atlet sabuk hitam yang bertanding dengan nya.. dan tentu tubuh nya sekian kali lipat lebih indah dari milik nya… tapi apa rasa ini? tangan nya bergerak kea rah dada nya.. memastikan apa yang terjadi di dalam dada nya…, menyilaukan.. , mata nya lansung tertujuh pada arah cahaya.. ini pasti gara-gara cahaya tersebut..Irene berjalan kearah jendela tersebut dan menutup gorden nya dengan sangat rapi hingga tidak ada lagi cahaya yang masuk di dalam ruangan tersebut, membuat ruangan tersebut menjadi gelap

" Ya… a.. apa yang kau lakukan?" kenapa dia tiba-tiba menutup jendela kamar nya? Membuat suasana ini semakin aneh…, tangan Griss secara perlahan menarik selimut di dekat nya.. dan menutupi tubuh nya.., hanya kami berdua di ruangan ini.. dengan tubuh ku setengah telanjang .. dengan tingkat kecahayaan seperti ini.. , apa yang akan dia perbuat..? kenapa aku jadi merasa sangat .. takut.

" Cahaya nya terlalu menyilaukan.., ya.. apa yang kau lakukan? kenapa kau bertelanjang di ranjang ku?" Irene langsung melemparkan kemeja pama Jx kearah Griss

" Aku hanya melepaskan baju ku.. karena terlalu basah.., sambil menunggu mu… mengambilkan baju"

" Setelah berpakaian.. cepat kau keluar dari kamar ku…, sungguh kau mesum"

" Mesum???"

Terlihat beberapa orang pelayan memasang telinga di balik dinding kamar Irene dan mendengar semua percakapan mereka, bertelanjang? Mesum? Apa yang kau lakukan? melepaskan baju? Semua perkataan mereka membuat para pelayan yang mendengar nya terarah ke hal yang tidak terjadi

" ckckck.. tuan Griss terlalu buru-buru.., Nona bukan tipe yang seperti itu" tawa para pelayan.

" Aku sama sekali tidak tertarik dengan mu.. tidak..!!!!"

" Cepat keluar dari kamar ku…"

" Kenapa emosi mu jelek sekali.. sebentar kau menawarkan aku tidur di kamar mu.. sebentar kau mengusir ku" Griss menarik tangan Irene yang membuat nya terduduk di hadapan Griss " Kenapa..? kau tidak tahan dengan keindahan tubuh ku? Hingga menyuruh ku keluar"

" Tentu saja tidak.., tubuh paman jx beribu kali lipat dari punya mu. jadi aku tidak tertarik sama sekali"

" Terus.. kenapa..? kau takut"

" Apa yang aku takutkan di rumah ku sendiri…"

" Kau takut jatuh cinta dengan ku?"

" Hal bodoh apa yang kau bicarakan…"

" Tunangan ku…." Mereka berdua saling menatap, jantung Griss sendiri berdetak cepat ketika mengatakan tunangan ku. Hal geli apa yang ia katakan..