Ketika Ren bertemu Valdel, dia memperhatikan bahwa Valdel sekarang ditemani oleh dua wanita. Salah satunya adalah wanita cantik yang tenang, dan yang lainnya tampak seperti remaja yang nakal, tapi masih terlihat sangat lucu. Dia juga punya dua senjata. Sebuah pedang besar terlihat di punggungnya, itu adalah Zweihander dan di pinggangnya ada semacam belati. Ren tidak bisa membedakan belati macam apa itu, hampir seperti belati sederhana.
"Hei, jangan bilang kamu sudah lupa kalo kita hanya bisa mengambil satu senjata. Tapi kenapa kamu mengambil dua? " wanita cantik yang tenang yang kemungkinan besar adalah salah satu roh yang berada di salah satu senjata itu tersenyum pada Valdel. Sementara remaja nakal itu memelototi Ren sambil bersembunyi di belakang Valdel.
"Aku tahu, tetapi aku menemukan catatan lain yang mendesakku untuk memilih senjata ini. Pemilik surat itu memberi tahu ku bahwa meskipun aku sudah memilih senjata lain, aku diizinkan membawa senjata ini juga."
Ren mencium dengan jelas maksud dari pemilik toko, kenyataanya pemilik toko ini ingin menyingkirkan senjata khusus itu.
"Yah, seperti kata mereka, sampah orang lain adalah harta bagi orang tertentu."
"Baiklah kalau begitu karena kita sudah mengambil senjata, bagaimana kalau kita pergi. Aku sudah cukup lelah dengan tempat ini. " Ren mengatakan ini saat berjalan keluar.
"Apa ada yang salah, Ren? Apakah kamu tidak mendapatkan senjata? " Valdel sangat khawatir dengan sahabatnya itu ketika dia memperhatikannya dari dekat. Ini adalah pertama kalinya Ren terlihat sangat kecewa, ia bahkan menghela nafas yang pada dasarnya tidak pernah dia lakukan, selain dari saat dia memarahi ku.
"Tidak, aku sudah memilih senjata, lihatlah tatto di tangan kananku. Ini adalah tanda kontrak. Bagaimana kalau kamu menunjukkan diri kepada sahabatku di sini. " Ketika Ren mengatakan kata-kata itu, seorang wanita bercadar dan berjubah hitam muncul dari udara. Dia memegang senjata yang dia tinggali.
"Ini adalah roh senjataku dan apa yang dia pegang adalah senjata yang aku pilih."
"Senang bertemu denganmu, sahabat master." Meskipun tidak ada yang bisa melihat wajah yang di tutupinya, tapi Valdel merasakan bahwa dia tersenyum padanya.
"Wow, bagaimana kamu melakukan itu? Kenapa dia bisa menghilang dan muncul kembali sesuka hati? Juga mengapa Ren mendapatkan tato dan aku tidak? Tidak bisakah kau melakukan ini juga Zwei, Nika? " Valdel bertanya pada roh Zweihander dan belatinya.
'Dia benar-benar memberikan roh pedangnya nama .. sial aku yakin roh pedang ini akan meminta ku untuk memberikan nama juga.'
"Aku minta maaf master aku masih terlalu muda sebagai roh pedang untuk bisa melakukan itu. aku merasakan Nika memiliki masalah yang sama "jawab roh pedang yang indah Zwei sambil tersenyum. Nika, roh belatinya mengangguk setuju.
"Betulkah? Ya aku pikir itu tidak menjadi masalah. " Valdel membalas dengan tersenyum juga. Sementara Valdel dan roh-rohnya berbicara, roh senjata Ren juga mengomel padanya.
"master kenapa kamu tidak memberi ku nama? Sahabatmu melakukannya, mengapa kau tidak? "Ren menggaruk kepalanya karena dia sekarang tidak termotivasi setelah rangkaian peristiwa yang mengecewakan itu, tapi dia tidak mau mendengarkan omelan roh pedang ini terus.
"Oke, baiklah ... mulai sekarang kamu akan menjadi Silika. Apakah kamu baik-baik saja dengan nama itu? "
"Terima kasih master. Aku akan menghargai nama ku ini sampai tulang master menjadi debu. "
" terserahlah mari kita pergi dari sini." Roh senjata Ren kembali ke tato.
"Itu benar-benar efektif. Hei, jika kita pergi, orang lain akan melihat kalian. Membawa kalian ke akademi dalam wujud manusia kalian, hal itu akan membuatku kesulitan."
"Tidak masalah master kita bisa kembali ke senjata." Saat Zwei mengatakan ini, dia dan Nika kembali ke senjata mereka.
...
Lara yang berada di luar toko senjata tetap berdiri diam di satu tempat dan melihat tanah kosong. Di sekililing Lara terdapat beberapa pria yang tidak sadarkan diri. Pria-pria ini adalah pria yang mencoba memukulnya, mencoba menyeretnya atau mencoba menyentuhnya di area yang tidak tepat.
Saat mereka mendekatinya, Lara memberikan kejutan dengan kekuatan yang tidak biasa. Orang-orang yang menonton di samping merasa hal ini lucu dan berkumpul di sekitarnya. Sekarang mereka sedang menunggu pria pemberani berikutnya yang berani mendekatinya. Orang-orang kota menganggap bahwa hal ini sangat lucu dan itulah sebabnya tidak ada yang memanggil penjaga untuk membereskan kekacauan itu.
Sementara mereka menunggu pria bodoh berikutnya yang mencoba mendekatinya, dua pria tiba-tiba muncul entah dari mana. Mereka kemudian berbicara dengan gadis itu, orang-orang kota sudah bertaruh berapa lama dua pria itu bisa bertahan melawan gadis itu. Tetapi pada saat berikutnya, gadis dan kedua pria itu tiba-tiba menghilang dari pandangan mereka.
...
Ketiga orang itu menuju penginapan terdekat, dan menyewa dua kamar. Satu ruangan untuk Valdel dan satu lagi untuk Ren dan Lara. Saat keduanya memasuki kamar mereka, Ren tiba-tiba mencium Lara.
Semua perasaan frustrasi yang dia alami beberapa saat yang lalu ketika dia tidak bisa berperang dengan Silika dilepaskan pada saat ini.
Lara yang awalnya terkejut, tidak menolak sama sekali dan menerima Ren sepenuhnya. (Selanjutnya kalian pembaca tahulah apa kelanjutannya... silahkan kalian berpantasi sendiri oke, saya penulis tidak bertanggung jawab atas pikiran kalian, wkwkwkwkw)
...
Valdel yang ada di kamar sebelah tiba – tiba mendengar suar aneh dari kamar Ren dan Lara. Valdel merasa itu sangat mengganggu sehingga dia memindahkan tempat tidur ke sisi lain ruangan. Saat dia tidak bisa lagi mendengar suara aneh dari Lara, kedua roh senjatanya muncul.
"Pria itu adalah binatang buas!, aku memberitahumu! Dia seekor binatang buas! Tidak heran dia sangat menakutkan! " orang yang berbicara adalah Nika yang tampak seperti remaja nakal.
"Yah, sahabat master, Ren harus melepaskan desakannya sexsualnya sekali – kali ... kurasa." Zwei menjawab dengan sedikit rona merah di wajahnya. Beberapa roh di dalam senjata itu dulunya adalah manusia yang telah menggunakan senjata itu dan menjadi legenda. Sementara yang lain terlahir dengan sendirinya. Zwei adalah yang pertama sedangkan Nika adalah yang terakhir. Itu sebabnya Zwei memiliki reaksi yang lebih manusiawi daripada Nika.
"Jadi master umm, apakah kamu merasa frustrasi dan ingin melakukan kegiatan sexsual juga?" Zwei bertanya kepada Valdel dan memandangnya.
"tidak! Tidak, aku tidak berpikiran seperti itu! Mari kita tidak membicarakan ini. Aku perlu bermeditasi jadi .... umm mari kita bicara nanti. " Valdel menjawab dengan kesal, pergi dan bermeditasi. Dia membuang segala pikiran kotor yang dia alami. Dia hanya berkonsentrasi dalam merasakan mana di sekitarnya.
Zwei dan Nika yang melihat master mereka dengan cepat pergi ke kehampaan dan merasakan elemen mana di sekitarnya, memutuskan untuk kembali ke senjata mereka. Zwei tampak agak kecewa saat dia kembali ke Zweihander.
seandainya ada kata atau kalimat yang kurang sesuati, commend aja, saya usahakan untuk memperbaiki secepatnya.... terima kasih