webnovel

Reinkarnasi Sebagai Goblin

Manusia dari bumi tiba-tiba berada di sebuah tempat misterius. Ia bertemu dengan sebuah sosok yang menempatkannya ke dunia lain. Bagaimana petualangan tokoh utama kita dengan hidup baru sebagai goblin?

Arya_Hafiz_Saputra · ファンタジー
レビュー数が足りません
37 Chs

Boss Labirin

"Waktunya untuk melanjutkan petualangan" Kali ini aku akan melanjutkan perjalanan ke lantai bawah labirin. Aku menggunakan teleportasi untuk memulai penjelajahan dari lantai 5.

Pastinya aku sudah melakukan latihan rutin sebelum pergi ke tempat ini. Untungnya aku sudah tidak perlu makan dan minum karena dapat menggunakan mana sebagai pengganti.

Pantas saja aku tidak pernah merasakan lapar setelah berhasil memproses mana. Aku juga tidak pernah melihat monster lain memakan buah ataupun daging. Sepertinya mereka menyerang makhluk lain dengan tujuan lain selain makan.

"Apakah mereka hanya menyerang karena insting… atau… " Aku menggelengkan kepala untuk menghentikan imajinasiku. Karena tidak ada gunanya memikirkan hal yang tidak bisa aku buktikan.

Perjalanan ke lantai 6 membuatku takjub. Karena meskipun bahan lantainya sama. Aku merasakan tekanan yang berbeda. Sepertinya ada beberapa monster kuat di lantai ini.

"Apa? Perangkap! " Aku terkejut saat merasakan sensasi berbeda di kakiku. Sepertinya aku mengaktifkan perangkat di lantai.

Beruntung perangkap ini hanya melepaskan panah ke arahku. Dengan mudah aku menghindarinya hanya dengan murni kekuatan fisik.

Aku mengamati panah yang keluar dari perangkap. Sepertinya tidak ada racun yang diolesi. Aku mencoba untuk mengetes apakah panah itu dapat menembus kulit ku yang telah aku lapisi mana.

"Kraak" Panah tersebut hancur berkeping-keping. Sepertinya tubuhku lebih kuat dari panah perangkap ini.

Mengetahui hal ini aku mencoba untuk tidak menghindar saat menyentuh perangkat. Hasilnya… tubuhku bebas dari luka meskipun tidak menghindar.

Karena itulah aku berjalan dengan lebih santai dan latihan menghindari panah serta menahan panah dengan lapisan mana.

Saat aku sedang mengatasi perangkap. Muncul monster ular saat perangkap sedang aktif. Akhirnya aku mencoba untuk menangkis panah dan mengarahkan panah tersebut ke arah monster.

"Khaa" Panah tersebut langsung mengenai monster tepat di daerah kepala dan membuatnya menggeliat.

"Ternyata bisa ya" Setiap panah yang kutepis berhasil mengenai sasaran. Namun sepertinya kekuatan panah tidak sama dengan pukulanku. Karena para ular tidak langsung mati dengan satu kali panah. Perlu beberapa panah untuk mengalahkan mereka.

Sama seperti sebelumnya, aku memasukkan sisik ular ke dalam tas dan langsung mengkonsumsi batu sihir.

"Ini… " Mana dalam batu monster lebih kuat dari sebelumnya. Padahal tipe monsternya sama dengan monster lantai 5. Mungkin saja setiap lantai memiliki jumlah mana yang berbeda. Sehingga monster lantai bawah lebih kuat mananya daripada lantai atas.

Mungkin saja inti dari labirin ada di lantai bawah. Semakin ke bawah, mana yang ada semakin kuat. Mana di atmosfer juga semakin pekat. Seperti nya aku bisa menempa tubuhku dengan mana di lantai ini.

Aku mencari tempat kosong untuk mulai meditasi. Ruang seperti monster house cocok untuk melakukan nya. Sebelum harta karun terbuka, tempat itu akan menjadi ruangan aman untuk meditasi. Dengan semangat aku mulai mencari monster house.

..

.

"Kenapa sudah sampai sini? " Aku menghela nafas karena aku sudah tiba di lantai 10. Di hadapanku sudah ada pintu besar bermotif ular raksasa. Ya, ini adalah ruang boss di lantai 10.

Sepertinya monster house yang kutemui di lantai satu cukup langka, atau membutuhkan waktu untuk muncul kembali. Karena saat aku kembali ke ruangan tempat monster house berada. Tidak banyak monster yang ada di dalam ruangan dan tidak ada peti harta karun yang muncul.

Dalam perjalanan ke lantai 10, aku mendapatkan banyak item. Mulai dari sarung tangan warna coklat dari kulit, sepatu dari kulit berwarna coklat, anting berwarna coklat, serta cincin yang aku kenakan di jari kanan. Tidak lupa baju dan celana yang juga berwarna coklat.

Semua peralatan yang aku dapatkan memiliki motif sisik ular. Sepertinya drop item dalam harta karun sesuai dengan bahan yang bisa kita buat dari monster yang ada. Aku tidak mengetahui efek dari barang yang kupakai. Namun aku merasakan kekuatan dan kecepatan tubuhku meningkat.

"Huuu… ha… ini waktunya" Aku menghela nafas kemudian memasuki ruangan boss. Berdasarkan pengalaman bermain game saat di bumi. Ujung dari setiap lantai 10 memiliki ruangan boss.

Aku membuka pintu kemudian melihat ke dalam ruangan. Terdapat sosok ular besar berada di tengah ruangan. Ia memiliki besar 5 meter dan aura yang sangat kuat. Sekitar maklhuk itu juga terdapat ular-ular kecil dengan sisik yang sama.

Meskipun aku sudah membuka pintu, monster di dalam ruangan tidak bergerak. Sepertinya mereka memiliki wilayah yang tidak bisa mereka lewati. Aku ingin mengetes apakah dengan menggunakan senjata jarak jauh, monster di dalam ruangan bisa diserang. Sayangnya aku tidak memiliki panah barang lainnya yang bisa aku gunakan..

"Ayo bertarung" Aku melapisi seluruh tubuhku dengan mana dan langsung meluncur ke arah boss ular.

"Kshaa" Monster itu langsung menyerangku dan kami beradu secara langsung.

"Baam" Suara keras terjadi saat kami beradu. Tinjuku terkena telak ke arah kepala ular. Saat ia sedang teralihkan, aku berusaha mengurangi jumlah ular kecil sebanyak mungkin.

Aku mengeluarkan pisau dari sarung yang kudapat dari peti harta karun. Setiap tebasan yang kubuat berhasil mengalahkan mereka dengan satu kali serang. Meskipun aku berhasil membunuh beberapa musuh, jumlah mereka yang cukup banyak. Seakan-akan mereka memiliki jumlah tidak terbatas. Namun sedikit demi sedikit aku merasakan jumlah mereka semakin berkurang. Sepertinya boss ini tidak akan respawn anak buahnya yang meninggal.

Boss ular sudah kembali sadar dan berusaha menyerangku. Aku menangkis serangan dan membalasnya dengan sayatan pisau. Semoga saja pisau ini tidak akan patah di tengah pertarungan. Aku tidak mengetahui seberapa banyak sisa umur dari pedang ini.

Dengan momentum menghindari serangan aku kembali mengalahkan beberapa ular kecil. Sayang aku tidak memiliki serangan dengan efek area sehingga aku hanya bisa menyerang mereka satu per satu.

Saat boss ular kembali menyerang. Kali ini aku mencoba untuk menangkis serangan nya secara langsung. Aku berhasil menangkisnya meskipun terseret beberapa meter ke belakang. Untungnya punggung ku tidak mentok ke dinding. Senjataku juga masih baik-baik saja saat menangkis serangannya.

Gelombang kejut dari tangkisan barusan berhasil mengalahkan beberapa ular kecil.

"Mantap. Aku pasti akan semakin kuat setelah berhasil memakan batu sihir milikmu" Aku tersenyum lebar dengan pertarungan ini. Sudah lama aku tidak merasakan sensasi ini saat berhadapan dengan monster. Aku semakin tidak sabar akan sekuat apa diriku nantinya saat berhasil mengalahkan monster ini.

Pertarungan berlanjut selama beberapa menit. Setiap serangan yang kulakukan menambahkan luka boss ular. Sedangkan tubuhku bebas dari luka berkat mana armor yang aku gunakan. Meskipun aku merasakan jumlah mana dalam tubuhku semakin terkuras. Namun aku tidak bisa menghilangkan mana armor untuk berjaga-jaga dari serangan boss ini.

Meskipun begitu, staminaku tidak terbatas. Aku belum mencapai tahap dapat bertarung dengan efisien. Apalagi melawan boss labirin ini. Saat staminaku sudah hampir mencapai batas. Boss ular mulai oleng dan aku menggunakan kesempatan itu untuk menyerang bagian bawah bos ular.

"haaah" Aku mengerahkan banyak energi mana berpusat ke dalam tanganku

"Kshaaa" Teriakan momen terakhir boss ular membuat ruangan bergetar. Tindakan itu merupakan hal yang terakhir ia lakukan sebelum jatuh ke lantai. Setelah memastikan tidak ada monster yang tersisa, aku langsung meditasi untuk memulihkan stamina dan mana yang terkuras.

"Kira-kira barang apa yang akan aku dapatkan. " Aku tersenyum lebar membayangkan benda apa yang akan aku dapatkan. Pertarungan sengit ini berakhir dengan kemenanganku.

Chapter 5 sudah selesai diedit. Saya tunggu komentar kalian untuk chapter ini. Chapter 12 juga sudah saya upload. Sampai jumpa pada chapter berikutnya.

Arya_Hafiz_Saputracreators' thoughts