webnovel

Reinkarnasi Sebagai Goblin

Manusia dari bumi tiba-tiba berada di sebuah tempat misterius. Ia bertemu dengan sebuah sosok yang menempatkannya ke dunia lain. Bagaimana petualangan tokoh utama kita dengan hidup baru sebagai goblin?

Arya_Hafiz_Saputra · Fantasy
Not enough ratings
37 Chs

Senjata

"Ini… dua buah pisau?" Aku tersenyum lebar melihat isi dari peti ini. Akhirnya setelah sebulan lamanya aku menggunakan tangan kosong, sudah tiba waktunya untuk menggunakan senjata.

Meskipun aku bisa bertarung dengan tangan kosong, akan lebih bagus kalau aku memiliki banyak metode untuk menyerang. Karena hal itu cocok dengan kemampuanku.

Tangan kosong untuk saat ini tetap berguna, tapi akan lebih aman lagi kalau aku memiliki banyak senjata dalam arsenal ku. Aku harap suatu saat aku bisa menggunakan sihir dimensi sehingga semua barang bisa ku taruh dalam [Item Box].

Aku mengambil kedua pisau tersebut dan mengamati keduanya dengan seksama. Kedua pisau ini memiliki bentuk dan motif yang sama. Mereka sepertinya kembar. Apakah mereka memiliki efek khusus saat digunakan secara bersama-sama?

Bahan dari pisau ini sepertinya besi biasa, sedangkan gagang dari pisau ini juga memiliki kulit yang normal. Cocok dengan tanganku. Meski pun kalau sering menggunakan pisau ini tanganku mungkin akan kapalan.

Pertama-tama aku mencoba satu buah pisau dulu. Aku menyayat pisau ini dengan arah vertikal, horizontal, diagonal, dan gerakan menusuk.

Setelah aku menguasai satu pisau. Aku mencoba gerakan untuk dua pisau. Karena menggunakan dua pisau lebih sulit daripada hanya satu pisau.

Gerakan yang kulakukan kali ini mirip dengan tarian. Aku Berputar-putar dan mencoba untuk melakukan shadow boxing dengan pisau di kedua tanganku.

Satu jam lamanya aku berlatih dengan menggunakan pisau. Sepertinya aku akan memiliki rutinitas baru. Sayangnya aku tidak memiliki tata cara untuk merawat senjata. Mungkin saja suatu saat nanti. Pisau ini akan patah karena tidak pernah diasah, atau menjadi tumpul karena usia.

"Tunggu dulu, bisakah aku mengalirkan energi mana ke dalam pisau ini? " Aku mendapatkan ide untuk menggunakan mana ke dalam pisau. Namun sebelum melakukannya, aku mencoba untuk mengalirkannya ke tangan dan kakiku terlebih dahulu.

"Berhasil!!! " Tangan dan kakiku berhasil terselimuti mana. Kemudian aku mencoba untuk melakukan shadow boxing kembali.

30 menit kemudian aku mencoba untuk menggunakan mana ke seluruh tubuh. Mungkin saja ini bisa aku gunakan untuk body armor.

Sayangnya saat satu jam telah berlalu, Tiba-tiba seluruh mana menghilang. "Apa yang terjadi? Apakah mana dalam tubuhku habis? Bisakah mana ini kembali dengan istirahat" Aku merasakan tubuhku semakin berat. Sepertinya menggunakan mana akan lebih cepat membuatku lelah. Apakah kapasitas mana dalam tubuhku bisa berkembang seperti otot saat habis digunakan? Banyak sekali eksperimen yang ingin aku lakukan mengenai mana.

Aku mencoba untuk melakukan meditasi untuk mengembalikan mana. Sepertinya dengan meresap mana dari alam aku bisa menyembuhkan mana dalam diriku. Aku juga merasakan kapasitas dari mana dapat bertambah. Konsep peningkatan otot sepertinya juga berguna untuk meningkatkan kapasitas mana..

Setelah menguasai mana dalam tubuh, aku tidak jadi menggunakan mana ke pisau. Karena bisa saja setelah menggunakannya, pisau tersebut akan patah karena tidak kuat menahan energi yang mana keluarkan.

Wajahku semakin senang karena semakin banyak hal yang kulakukan untuk bertambah kuat. Mulai dari latihan fisik, latihan pisau, hingga latihan mengontrol mana. Untungnya skill ku cocok sehingga waktu yang dibutuhkan untuk latihan tidak terlalu lama namun efeknya seperti sudah berlatih dalam waktu yang lama.

Puas berlatih dalam labirin. Aku memutuskan untuk kembali ke permukaan. Setiap musuh yang kulawan tidak memberikan tantangan sama sekali. Setiap batu sihir yang muncul juga langsung aku makan.

"Hari sudah gelap" Saat aku sampai ke permukaan. Hari sudah menjadi gelap, aku memutuskan untuk mencoba meditasi dan berlatih mengontrol mana sepanjang malam.

Aku penasaran apakah kultivasi mana akan sama seperti qi atau chi? Mungkinkah ada manual kultivasi seperti di novel-novel bela diri? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

..

.

Pagi hari telah tiba. Aku merasakan panas cahaya matahari merasuk ke kulitku. "Sudah pagi ya. " Tanpa terasa aku benar-benar mampu menghabiskan waktu semalaman dengan kultivasi mana. Bahkan aku tidak merasakan ngantuk dan lapar sama sekali. Malahan aku merasa sangat segar dan bertenaga.

Aku langsung melakukan aktifitas rutin pagi dan mulai praktek mana ke benda. Tanganku ku selimuti dengan mana dan aku mulai memukul batu dekat denganku

*booom*

Suara dentuman keras terjadi setelah tanganku menemui batu. Lubang yang lebih besar dari ukuran tanganku muncul pada batu. Bahkan menembus hingga ke belakang. Sepertinya serangan mana juga berpengaruh ke organ bagian dalam.

"Tunggu… aku tidak merasa terlalu lapar? Apakah mungkin? " Setelah lama berlatih aku tidak merasa lapar ataupun lelah. Kemudian aku baru menyadari apakah mana bisa aku gunakan sebagai pengganti makan dan minuman.

Untuk membuktikan ya aku mencoba kembali masuk ke labirin ular. Hari ini aku akan bergerak cepat untuk sampai ke lantai 5. Semoga saja kristal teleportasi akan ada setiap 5 level.

Musuh kali ini semakin beragam setiap aku turun level. Awalnya hanya bertambah jumlah ular saja. Namun setelah itu muncul ular dengan tubuh dipenuhi api dan tanah. Ada juga ular yang dapat menggunakan sihir. Ia mengeluarkan bola api dari mulutnya

Untungnya dengan kemampuan ku sekarang rata-rata mereka tumbang dalam satu pukulan. Meskipun mereka bisa menggunakan sihir. Pertahanan fisik mereka tetap sama. Kecuali untuk ular tanah, karena sisiknya keras tertutupi oleh batu. Aku berhasil menggunakan mana lebih efisien dan tahan lama. Aku juga menemukan beberapa harta karun saat menjelajahi labirin.

Barang pertama adalah tas. Hal ini sangat berguna karena aku bisa menyimpan barang dengan ini. Setelah aku periksa sepertinya ini hanya tas biasa dan bukan merupakan [item bag]. Padahal aku berharap dimensi dari tas ini lebih besar dari yang terlihat dari luar.

Setelah mendapatkan tas ini aku selalu mengambil semua drop item dari monster. Karena mungkin saja aku akan menemukan kegunaan dari sisik ular.

Item berikutnya adalah sebuah jubah berwarna hitam. Tidak ada corak khusus dari jubah ini. Namun saat aku pakai, aku merasa kecepatan ku meningkat. Mungkin saja jubah ini meningkat kan kecepatan penggunanya.

Aku sepertinya sangat membutuhkan [inspection] atau skill sejenisnya. Karena akan bahaya kalau aku makan atau menggunakan barang yang tidak aku ketahui.

"Akhirnya sampai… lantai 5" Aku sudah berada di lantai tujuanku hari ini. Seperti dugaanku. Terdapat kristal juga untuk level ini. Aku menyentuh kristal ini dan muncul notifikasi.

[Lantai 5 sudah terdaftar, pengguna bisa kembali ke lantai ini dengan kristal teleportasi]

Setelah itu aku kembali ke lantai pertama dan kembali melanjutkan meditasi semalaman. Tujuan berikutnya adalah lantai 10. Aku penasaran dengan lantai terbawah dari labirin ini. Semoga saja akan ada hal menarik terjadi di lantai tersebut.

*wilayah sekitar labirin ular*

"Haaah" Seorang pria dengan pedang besar menebas musuhnya menjadi dua. Ia memiliki badan kekar dan wajah seram sehingga banyak orang yang menghindarinya. Setelah musuhnya tumbang, ia menghadap ke arah rekan yang lain dengan senyum aneh.

"Hei lihat ke mana kamu" Suara protes muncul dari belakang pria kekar. Ia membunuh monster yang hendak menyerang pria kekar dari belakang.

"Pertarungan masih berlanjut, kenapa malah halu ke Sera" Orang yang protes memiliki tubuh lebih kecil dari pria kekar namun lebih lincah. Ia menggunakan senjata pisau dan membunuh monster dengan menusuk kepalanya.

"Maafkan aku" Dengan muka sedih ia minta maaf kepada pria kurus. Kedua orang yang pergi bersama mereka, Sera dan Hilda hanya bisa tertawa kecut melihat kelakuan mereka berdua.

Pria kurus tersebut bernama Albert. Rambut hitam membuatnya lebih percaya diri bergerak dalam kegelapan. Ia memiliki senjata pisau dan menggunakan kecepatan untuk mengalahkan lawannya. Ia menggunakan armor kulit sehingga tidak menghalangi gerakan sendi dan mengorbankan kecepatan untuk pertahanan.

Pria kekar bernama Philip. Memiliki rambut berwarna coklat. Dengan kekuatan ia menjatuhkan lawan. Armor nya lebih tebal dari Albert namun tidak full armor sebagai prajurit. Armor tersebut membuatnya sedikit lambat namun karena ia bertugas sebagai tank. Tidak masalah meskipun ia tidak lincah.

Sera adalah seorang wanita dan merupakan archer dalam party. Ia juga membantu vanguard dari garis belakang bersama Hilda. Ia menggunakan jubah coklat dengan armor tipis sama seperti Albert. Memiliki rambut hijau dan badan kecil dan lincah. Bagian dada juga cukup kecil.

Hilda adalah seorang penyihir sekaligus penyembuh dalam party. Memiliki rambut perak dan badan indah seperti jam pasir. Bagian dadanya juga besar dan setiap orang pasti akan melirik bagian tersebut. Ia menyadari hal itu dan berusaha untuk menggunakan baju longgar. Namun hal itu tidak membantu menutupi dua gunung nya yang menawan.

Hilda menggunakan tongkat sihir untuk membantu kalibrasi sihir yang digunakan. Peranannya mirip dengan Sera. Membantu dengan sihir dari garis belakang dan menyembuhkan tim ketika ada yang terluka.

Mereka berempat adalah anggota dari party "Scorch". Quest kali ini mereka ditugaskan untuk menyelidiki labirin yang baru saja muncul. Menurut laporan, labirin itu bernama labirin ular. Dengan tingkat kesulitan D, dihitung dari radiasi mana yang mereka observasi.

Scorch adalah party dengan ranking C. Mereka ditugaskan untuk memastikan apakah kesimpulan dari guild mengenai tingkat kesulitan sesuai. Albert adalah pemimpin dari tim ini. Hilda dan Sera hanya anggota sementara karena anggota party mereka, Valkyrie. Sedang mengalami musibah.

"Berapa lama lagi kita akan sampai? " Philip bertanya kepada Sera. Ia beristirahat sejenak duduk di atas batu.

"Dengan kecepatan ini, kita akan sampai besok pagi. Malam ini kita akan menginap di kampung dekat dengan labirin dan akan menjelajahinya esok pagi. " Jawab Sera sambil melihat peta yang mereka dapatkan dari guild.

"Apakah kamu kelelahan Hilda? Kamu tidak terluka? " Albert dengan tatapan mesumnya memeriksa keadaan Hilda. Dalam hatinya ia menggunakan kesempatan untuk menyentuh badan Hilda.

"Aku tidak apa-apa Albert. Kamu bisa melepasku sekarang " Hilda meminta Albert dengan sopan. Albert mengira Hilda tidak mengetahui tujuan asli dari Albert. Padahal sebenarnya ia sangat paham dan selalu berusaha untuk menghindari usaha Albert.

Meskipun sikapnya cukup mesum, Albert cukup kompeten sehingga Hilda setuju untuk masuk ke dalam party Scorch. Ia tidak punya pilihan lain meskipun reputasi Albert dan Philip cukup jelek dalam guild.

Hilda dan Sera berniat untuk keluar saat waktu yang tepat. Karena ia tidak tahan dengan kelakuan Albert. Ia memutuskan untuk mencari party baru setelah quest kali ini berakhir. Sera sudah setuju akan hal ini.

Awalnya mereka berdua bertemu dengan Philip dan Albert karena melihat lowongan anggota party. Namun setelah menjalankan beberapa quest. Mereka merasa tidak cocok dengan tingkah mereka berdua. Perasaan tidak enak juga selalu muncul saat mereka berjalan di depan mereka.

"Ckhh. Baiklah kalau begitu. Ayo kita lanjutkan perjalanan" Meskipun kesal, Albert berusaha untuk menutupi perasaan kesalnya. Sayangnya isi kepala Albert sangat terlihat jelas bagi para wanita.

"... "

".... "

Hilda dan Sera saling menatap dan mengangguk. Mereka sepakat untuk berhati-hati untuk quest kali ini. Karena ini pertama kalinya mereka menjelajahi dungeon. Berbeda dengan quest yang biasa mereka lakukan bersama tim scorch.

Kedua wanita itu tidak menyadari. Bahwa Albert dan Philip sudah membuat rencana Licik untuk mereka berdua. Mereka memasang senyum mesum saat kedua wanita tidak melihat ke arah mereka.

Sudah selesai edit. Mohon maaf karena banyak sekali kesalahan typo sebelum pengeditan. Chapter 11 juga sudah upload untuk kalian yang penasaran dengan kisah Will selanjutnya. Sampai jumpa pada chapter berikutnya

Arya_Hafiz_Saputracreators' thoughts