webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · ファンタジー
レビュー数が足りません
377 Chs

CH.60 Menguasai

Setelah aku meninggalkan alam bawah sadarku itu, aku terbangun kembali. Tentu saja masih di kamar mama karena aku takut awalnya akan keberadaan Ryuu, Lucifer, dan Sin. Untung gara-gara mereka aku bisa memahami semuanya ini jauh lebih baik dari sebelumnya. Sepertinya takdir memihak kepadaku. Atau sebenarnya karena aku seorang perempuan dan mereka laki-laki maka ketidakberuntungan seolah-olah selalu menimpa mereka?

Sudahlah, daripada itu mama kelihatannya sudah bangun karena di dalam kamar sudah tidak kutemukan keberadaan mama. Kurasa mama sedang di dapur atau sedang mempersiapkan sesuatu. Mending aku bersiap-siap dulu deh. Oh ya, mandi untuk kaum wanita hanya sekali dalam sehari yaitu di sore atau malam hari. Jadi pagi-pagi tidak akan kaum wanita mandi.

"Mama?" ketika aku bangun dari atas kasur menuju ke luar kamar mama, aku masih tidak mendapati keberadaan mama.

Ketika aku berjalan ke dapur pun juga masih tidak kudapati. Di seluruh rumah pun tidak ada, juga di sekitar rumah. Kurasa mama sedang pergi entah ke mana mungkin. Namun jarang sih mama pergi keluar pagi-pagi seperti ini. Bahkan saat ini matahari pun belum muncul. Entah apa yang terjadi, tetapi biarlah.

Aku pun yakin bahwa Senshi juga masih tertidur karena biasanya pekerjaan yang dia lakukan jauh lebih berat. Itulah beban yang harus ditanggung oleh kaum pria. Biarin tidur aja deh, mending aku panggil mereka bertiga lagi untuk membantuku bisa mempelajari sihir.

[Kami di sini, pikir saja tidak usah bicara.]

'Oh sudah membaca pikiranku ya? Jadi kalau aku mau menguasai sihir belajar dari dasar yang mana dulu?' perjalanan sihirku ingin aku mulai sekarang atau setidaknya secepatnya.

Dengan belajar sihir lebih cepat artinya akan lebih banyak keuntungan yang bisa didapat. Sebenarnya mama sendiri akan mengajariku, tetapi pasti yang dipakai metodenya tidak sebaik metode pemikiran tiga orang sekaligus. Banyak hal yang tidak diketahui oleh mama diketahui oleh ketiga kepribadianku yang lain, dengan ini semuanya akan jadi lebih mudah.

[Mulai dari menguasai dasar dari sihir itu dulu, pelatihan mental. Ketika mentalmu semakin kuat, maka sihirmu akan semakin kuat. Setelah itu melatih kontrol dari sihir itu sendiri baru melatih macam-macam sihir yang bisa dipakai.]

'Dari dasar sekali ya? Baiklah, pelatihan mental macam apa?'

[Pelatihan mental kali ini akan membawamu memasuki alam ilusi. Kami akan buat itu menjadi beberapa tahap, semakin maju akan semakin sulit. Ketika bisa menguasai sampai tahap yang terakhir, maka sihirmu akan jadi kuat.]

'Baiklah kalau begitu, tolong bantu aku.'

Karena ini percobaan mental, maka aku mengeraskan mentalku agar setiap tekanan mental yang kurasakan bisa aku tangani dengan baik. Aku rasa aku bisa melewati semuanya ini sampai yang terakhir walau harus melewati rintangan yang pastinya tidak mudah.

Sekejap saja pandanganku langsung berubah menjadi gelap. Bukan karena aku menutup mata, tetapi karena aku sudah dibawa masuk ke alam ilusi. Kurasa aku harus bertahan di sini entah berapa lama.

[Perbandingan waktu di sini dan dunia asli adalah 10:1. Ketika kamu berada di sini selama 10 menit, maka waktu yang berjalan di luar hanya 1 menit saja. Jadi tidak perlu khawatir akan perbedaan waktu ini.]

'Jadi apa yang harus aku lakukan di sini?'

[Tunggu, dan bertahanlah. Tujuannya adalah bertahan berdiri sampai seberapa jauh tahap yang kau lewati. Ada 10 tahap Kioku, setiap tahapnya memakan waktu 1 jam waktu di sini. Kalau berhasil kamu lewati semua berarti waktu di luar hanyalah 1 jam saja. Tenang saja, kamu pasti bisa melewatinya dengan baik.]

Bukan melewatinya dengan baik, bahkan aku harus mencapai batas maksimalnya. Kalau aku mau belajar sihir, aku tidak akan mempelajarinya setengah-setengah. Itu karena aku mau hasilnya jadi yang paling maksimal. Tujuan akhir dari belajar sihir juga bukan hanya untuk menghilangkan kebosanan, aku ingin mengembalikan kebebasan yang dimiliki oleh penyihir. Penyihir yang jahat sebanyak 15 persen dari jumlah orang di dunia itu akan kubuat tidak berkutik.

[Aku akan memulainya, bersiaplah.]

'Sudah dari tadi aku siap.'

Tiba-tiba, sebuah hawa panas dan dingin mengalir dalam tubuhku ini. Perlahan namun pasti panas dan dingin itu bertukar terus-menerus. Aku tau ini adalah cobaan mental, tetapi rasanya ini juga menyengat di kulit. Aku harus bertahan dalam kondisi ini 1 jam, maka aku bisa melanjutkan ke tahap berikutnya.

[Kalau kau menyerah tolong panggil kami. Kami tidak akan membantumu saat ini, berjuanglah sebisamu Kioku.]

Setelah ucapan terakhir dari mereka itu aku selanjutnya tidak mendengar apa pun dari antara ketiga orang kepribadianku itu. Kurasa mereka benar-benar ingin membuatku merasakan siksaan mental agar sihirku bekerja dengan baik.

Semua yang dimulai dari awal, pasti masih bertahan dengan sangat kuat. Namun ketika kau mulai memikirkannya, rasa sakit itu mulai menusuk tubuhmu. Dan itulah yang terjadi kepadaku. Awalnya aku baik-baik saja karena aku memikirkan ini hanya ilusi yang membuat mental semakin kuat.

"Tidak, aku harus bertahan. Semakin aku bertahan semakin aku bisa menguasai sihir lebih baik."

Karena tidak mungkin kalau aku berdiam diri saja, maka aku memikirkan hal lain sambil berkonsentrasi. Ini mencegah mentalku lelah dalam waktu singkat. Metode ini berhasil, setidaknya sampai tahap pertama selesai.

[Kau menyelesaikan tahap pertama dengan baik. Ingat, setiap tahap akan semakin sulit. Oh ya, karena tidak mungkin Kioku berdiri saja terus maka duduklah bersila. Kami akan memberhentikan ilusi ini kalau Kioku kehilangan kesadaran.]

'Aku mengerti, tolong lanjutkan.'

Aku menuruti perkataan mereka untuk duduk bersila saja. Asalkan aku tidak pingsan maka aku akan berhasil. Kurasa metode duduk seperti ini memang tidak akan membuat cepat lelah. Lainnya mungkin fokusmu hanya ke satu hal saja, untuk tetap bertahan.

Ketika aku sudah siap, maka ujian mental tahap kedua dimulai. Kali ini, aku dihadapkan oleh hawa jahat yang berputar-putar di sekelilingku. Sama seperti tadi di tahap pertama, hawa jahat itu semakin lama semakin kuat. Intinya tekanan mental ini benar-benar melatih mentalmu untuk tetap bertahan.

Tahap kedua bukanlah masalah untukku, setidaknya aku masih bisa bertahan sampai tahap ke enam. Semua enam tahap berhasil aku lewati dengan baik. Namun begitu masuk tahap ke tujuh, aku mulai merasakan tekanan yang berada sedikit di atas batasan terakhirku. Itu benar-benar membuatku tersakiti.

Awalnya aku merasa begitu kesulitan mempertahankan diriku tetap bertahan di dalam tekanan ini. Lama-kelamaan, aku mulai kelelahan. Sedikit demi sedikit aku kehilangan kekuatan mentalku yang menyebabkan kesadaranku mulai menipis. Namun sebelum terlambat, aku sadar bahwa posisi ini bukanlah hanya membantu untuk diriku tidak cepat lelah, tetapi posisi ini adalah posisi bertapa. Ketika aku bermeditasi maka mentalku akan menyeimbangi tekanan mental itu.

"Kenapa tidak terpikir dari tadi untuk bertapa. Setidaknya sebelum terlambat aku harus melakukannya."

Tadinya aku bertahan dengan menyakiti diriku agar tidak kehilangan kesadaran. Tetapi dengan metode bertapa ini pasti akan lebih mudah menghadapi tekanan ini. Aku jadi teringat kenapa pengguna sihir kebanyakan hanyalah laki-laki, itu karena mereka harus menghadapi tekanan yang seperti ini. Wanita jarang bisa bertahan untuk tetap tersadar dalam tekanan sebesar ini, jadi sulit untuk kaum wanita menggunakan sihir.

Metode ini bertahan sampai ke tahap ke sembilan. Cukup berguna walau aku merasa sangat lelah dalam tekanan mental ini. Tetapi begitu masuk ke tahap terakhir, taraf tekanannya menjadi berkali-kali lipat lebih besar dari tekanan di tahap ke sembilan. Tahap terakhir ini paling sulit, tantangannya adalah… tekanan mental kematian.

Aku jadi terpikir kenapa tidak ada yang bisa menguasai sihir begitu mendalam. Karena satu hal yang ditakuti oleh semua orang, yaitu kematian. Ketika mereka menghadapi kematian, paling sulit untuk mempertahankan mental mereka untuk tetap tenang. Aku bisa bertahan sampai tahap terakhir ini pun karena mentalku bukanlah mental seorang diri, tetapi mentalku adalah mental tiga orang dewasa yang sudah melewati hidup dan mati.

"Bertahan… bertahan…." mempertahankan diri dalam hawa kematian yang mencekam dalam satu jam, mungkin hanya orang yang sudah gila bisa bertahan selama itu.

Tekanan mental ini membuat orang rasanya kehilangan sumber nafas mereka. Nafas menjadi begitu sesak karena tubuh rasanya ditekan oleh sebuah tekanan yang mampu membuat tubuh meledak.

Di saat terakhir, aku mulai kehilangan kesadaran. Benar-benar kehilangan kesadaran karena aku sudah tidak sanggup. Bahkan metode bertapa yang bisa bertahan sampai tahap ke sembilan pun sudah tidak berguna. Namun benar-benar saat di ambang sebelum pingsan, tiba-tiba sebuah ide lain muncul ke pikiranku.

Ide yang benar-benar tak pernah kupikirkan sebelumnya membuatku benar-benar berasa jadi orang bodoh. Mau tau idenya apa? Menekan balik tekanan itu. Dari tadi aku hanya bertahan tanpa melawan balik. Aku masih bisa bertahan, itulah kenapa aku tidak terpikirkan ide ini dari awal. Menekan balik sebuah tekanan di tingkat terakhir ini sama saja berusaha mengubah arah air terjun dari turun menjadi naik. Mudah? Tentu tidak. Berhasil? 100 persen.

[Kau berhasil Kioku! Kami sungguh takjub bahwa kematian pun bisa kamu tangani!]

Waktu 1 jam itu berakhir, dan seluruh tekanan itu pun hilang. Begitu tekanan itu hilang, aku merasakan bahwa sihir itu meluap-luap dalam diriku. Aku bisa merasakan sihir! Bahkan ketika aku berdiri, tubuh ini berasa sangat ringan. Tentu saja karena aku sudah mengalami tekanan yang tidak terkira besarnya.

'Benarkah? Apakah itu sungguh luar biasa?'

[Kami beri tahu nih, bahkan kami pun dulunya tidak bisa melewati tahap ini dalam sekali coba. Tetapi Kioku bahkan berhasil sampai tahap terakhir, sungguh tak terduga!]

'Kalau begitu ijinkan aku beristirahat sejenak.'

Mungkin tubuh ini begitu terasa ringan, sampai-sampai aku jatuh pingsan pun tidak berasa sakit apa pun. Ahh senangnya bisa menguasai sihir ini sampai ke tingkat terakhir. Mungkin ini memang ada andilnya dengan bakat alami diriku ini. Tetapi juga karena ada bantuan dari mereka bertiga juga sih.