webnovel

RAGA dan senja

tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini.seperti sebuah kisah cinta biasa tentang sahabat sejak kecil yang kemudian jatuh cinta kepada sahabat nya sendiri. ini barang kali hanya sebuah kisah cinta yang Sederhana tentang dua sahabat yang saling memiliki meskipun diam - diam melukai. ini kisah tentang cinta seorang sahabat bagaimana kisah selanjutnya !

rosasevina20 · 若者
レビュー数が足りません
19 Chs

bab 16

Raga melongok ke dalam kotak pos dan menemukan beberapa amplop di dalam nya tagihan kartu kredit kak langit undangan kedua orang tua nya lalu sepucuk surat beramplop putih yang di tujukan kepada dirinya

Nama sekolah yang tertera di sudut amplop membuat hatinya bergejolak beberapa bulan lalu Raga pernah mengirimkan beberapa lagu di sekolah di Amerika Raga tidak terlalu berharap dapat terima di sana Raga saat gelisah

Raga mengumpulkan surat itu dan menyelipkan ke dalam saku dan mencoba melupakan nya

Raga

sebuah tangan mungil dikibaskan di hadapan wajahnya membuat nya tersadar dalam lamunannya

Raga

suara itu kian tak sabaran Raga mengerjapkan mata dan memfokuskan pandangannya pada Senja yang sedang menatapnya dengan aneh

" kamu kenapa sih bengong dari tadi "

" nggak apa-apa senja aku lagi gak nafsu aja buat makan ! sahut raga

" apa kamu lagi sakit ! tanya senja yang khawatir

" nggak senja aku cuma lagi nggak mau makan aja ! jawab Raga

" oh kirain kamu lagi sakit ! sahut Senja

kak langit menemukan gumpalan surat itu di tepi tong sampah ketika sedang berkunjung di kamar Raga rasa penasaran nya membuat nya meraih lembaran lecek itu dan meluruskan untuk membaca isinya

" Raga kamu daftar di universitas luar negeri ! tanya kak langit

" iya kak aku di suruh sama guru musik ! jawab Raga

" dan kamu di terima lalu kenapa surat nya di buang ! tanya kak langit

raga menyambar surat itu " bukan di buang kak tapi jatuh"

kak langit tidak percaya " apa kamu mau pergi !

" Masih belum tahu kak"

" Raga ini kesempatan yang jarang datang lho"

" tapi kak aku belum bisa memutuskan secepat itu "

" apa karena Senja kamu nggak mau mengambil kuliah di luar negeri"

" Raga senja itu udah dewasa kak langit melanjutkan seakan-akan Bisa membaca pikiran Raga " membuat pilihan bukan berarti harus meninggalkan salah satu kamu bisa memiliki keduanya persahabatan atau cita-cita "

Raga menatap kakak nya sangat datar tidak semudah itu baginya, pilihan adalah menentukan mana yang lebih penting dirinya

Bagaimana jika Raga kembali Senja udah berubah ! atau Senja sudah di miliki oleh orang lain

******

" pergilah lah Raga it ' i be silly to waste such a big opportunity"

Raga sudah mengira Ghea akan berkata seperti itu

" kenapa memang kamu nggak kepengen pergi kenapa kamu harus ragu ! tanya Ghea

" jangan bilang ke senja dulu ia Ghea sebelum gue memutuskan ya Ghea gue butuh waktu ! pinta Raga kepada Ghea

" iya "

akhir-akhir ini Senja melihat Raga kurang bersemangat dia sering bengong kalua di ajak bicara tentang ujian akhir.Gitarnya di letakkan jauh-jauh dari sudut lemari nya "

" Raga sebenarnya kamu itu kenapa sih ! tanya senja yang penasaran

" nggak ada apa-apa ! jawab Raga

Namun ketika memandang wajah Senja yang sedang bahagia Raga sadar akan sangat nggak tidak adil jika tidak segera memberitahukan semua ini ke Senja

" Senja panggil Raga

Senja pun menoleh ke arah Raga " ada apa Ga ! sahut Senja

gue mau kasih sesuatu sama Lo ini Raga memberikan surat itu ke Senja

Senja menerimanya dengan eksepsi bingung Diluruskan lembaran tersebut dan di baca sekilas Raga menunggu perubahan raut wajah Senja seperti yang telah dugaanya perubahan itu datang Terkejut pada awalnya lalu gembira, lalu sedih berubah kecewa

" ini surat apa Ga ! tanya Senja"

itu suara menyatakan gue di terima di kuliah di new York ! jawab Raga

" kok aku nggak tahu kamu kan kuliah di new York"

Raga menggangguk ia beberapa bulan belakangan gue di remodaksikan sama guru musik gue itu mendapatkan beasiswa di luar negeri gue nyaka akhirnya gue terima di sana

" apa kamu mau pergi ke sana ! tanya Senja

" gue nggak tahu Senja Raga meringis dalam hati dia tidak ingin berbohong pada Senja bahwa ada sebagian besar dari dirinya yang sudah memutuskan bahwa dia ingin mengambil kesempatan langkah ini "

" semua orang udah tau ! termasuk kak langit dan Ghea

Raga menunduk tidak dapat menjawab di tidak menemukan berkata-kata untuk memperbaiki kesalahannya karena telah berbohong kepada Senja

Senja tersedak dengan tawanya sendiri tetapi kedua matanya berlinang air mata " selamat iya ga kamu memang hebat"

Raga merasa hatinya hancur ketika melihat air mata nya Senja membasahi pipi Senja Raga telah membuat Senja menangis selama ini Raga berjanji akan menghajar siapa yang berani membuat Senja menangis tapi ternyata dialah yang berengsek

Raga memandang Senja sedang meremukkan surat penerimaan nya sekali lagi Senja pun langsung beranjak keluar dari kamar Raga tanpa sepatah kata pun

Senja meremas-remas surat di kepalan tangannya dengan gemas lalu melemparkannya ke tong sampah

patut kan gue kesal? ini adalah mimpi Raga Selama itu kuliah di luar negeri

Senja di menghiraukan ketukan samar di pintunya didengarnya pintu berderit terbuka juga langkah kaki yang berjalan mendekati Senja

Senja menoleh bekas air mata masih menodai wajah nya Ghea mengulurkan sebelah tangan nya untuk menghapus air mata Senja " kamu marah karena Raga akan pergi atau karena dia memutuskan tanpa memberitahu kan kamu ! tanya Ghea

" aku marah karena akan jadi orang yang terakhir yang tahu bahwa Raga akan pergi ke luar negeri lebih egois lagi karena aku nggak mau Raga pergi !

raut Ghea berubah muram " kita semua nggak mau Raga pergi Raga nggak berani memutuskan kepergian nya karena mikirin kita terutama kamu Senja Tapi terkadang kita harus membiarkan dia membuat pilihan terbaik buat masa depan Raga"

sudah tengah malam Raga bolak-balik berjalan mengelilingi kamarnya menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur melongok keluar jendela bahkan Raga mencoba tidur tapi tidak berhasil akhirnya Raga menyerah Raga langsung menyambar Hp nya jika tidak menyadari bahwa ini sudah terlalu malam baginya untuk menelpon Senja " oh iya gue ingat kalau Senja sedih atau marah kepadanya pasti dia ada di taman belakang rumah nya

Di taman belakang rumah Senja

Raga tidak menyangka akan menemukan Senja di sana

" Senja ngapain kamu malam - malam sendirian di sini ! tanya Raga

" mau ngerasain gimana rasanya duduk sendirian di sini setelah kamu pergi nanti ! jawab Senja

Entah mengapa jawaban itu membuat Raga sedih

" Senja aku minta maaf karena aku terlalu egois dan gue berengsek untuk pertama kalinya gue bikin kamu sedih seharusnya waktu itu aku langsung kasih tahu kamu tentang aku mau kuliah di new York tapi sebelumnya aku sudah mikirin keputusan ini secara matang-matang supaya aku nggak menyesal di kemudian hari aku nggak bisa bilang karena aku takut kamu akan kecewa"

" kamu ke pengin kan kuliah di sana ! ketika Raga tidak menjawab Senja menatapnya dengan Senduh " aku ngerti kok aku minta maaf karena aku jadi alasan yang ngebebanin kamu dalam ngambil keputusan

Raga tercekat saat mendengar ucapan Senja " Senja jangan bilang begitu !

Senja tersenyum walau masih menangis di pelupuk matanya " Bodoh aku kan selalu dukung kamu apa yang kamu pilih selama ini adalah impian kamu

Raga tidak bisa menahan diri untuk beranjak mendekat dan memeluk Senja dalam pelukannya mereka berpelukan dalam diam dua sahabat yang saling mengerti dan menerima mimpi yang berubah menjadi kenyataan adalah hal terbaik yang dapat seorang walaupun salah satu mereka harus berkorban untuk itu

hari ini Senja Dan Raga berjanji untuk menghabiskan hari terakhir Raga Di Jakarta berdua Saja Senja berjanji Pada Dirinya sendiri bahwa dia tidak akan menangis apa pun yang telah yang terjadi tapi janji itu sepertinya tidak mudah diucapkan daripada di laksanakan

Menjelang kepergian Raga berusaha keras untuk tampak gembira memasang ekspresi bangga walupun sejujurnya Raga masih menyimpan sedikit luka di hati puncaknya adalah ketika dia dan Ghea membantu mengepak barang-barang Raga melihat separuh isi kamar Raga yang kini berpindah ke dalam koper entah mengapa Senja merasa tertekan Dia tidak menyadari bahwa dia sedang menangis hingga Ghea menegurnya lembut

buru-buru Senja menyusut air matanya berharap teman-temannya tidak akan mempermasalahkan lebih lanjut tapi Raga meletakkan tumpukan pakaian yang telah di lipat rapi berjongkok di hadapannya dan berkata dalam nada lembut yang jarang di gunakannya

"Lo nggak perlu ngerasa harus pura-pura senang di depan gue Senja Gue juga ngerasain hal yang sama dengan Lo