webnovel

Qisoh Hubun

kisah tentang Cinta dan Lucky dua remaja SMA yang bertemu di sekolah tanpa disengaja karena insiden yang dialami Cinta yang dibuat Lucky.

Dewi_Apriliani154 · 若者
レビュー数が足りません
4 Chs

JINGGA NAMANYA

Fero sedang menelusuri sepanjang jalan komplek perumahannya, ia masih bimbang karena tak tahu tujuan mau kemana ia pergi.

"Hah pusing gw mau kemana...lagian Mamah ada-ada aja, 2015 masih aja maen jodoh-jodohin sama anak sahabat Papah yang jelas-jelas gw ga kenal," gerutunya perlahan sembari terus berjalan, sampai akhirnya ia menemukan kosan untuk cowok.

"Nah...kebetulan nih ada kosan buat cowok, gw tinggal di sini aja deh sementara sampai tuh cewek pulang ke kampungnya," ucapnya bersemangat sambil melangkah masuk ke dalam.

"Maaf mas cari siapa yah?," tanya seorang wanita paruh baya yang postur tubuhnya subur.

"Di sini, masih ada kamar yang kosong ga Bu?," tanya balik Fero.

"Kebetulan ada mas, mari saya antar ke dalam," jawab wanita itu sembari mengajak Fero masuk ke kosan dan menunjukkannya.

"Klo gitu, saya ngekos di sini yah Bu," ucap Fero singkat.

"Yahsudah, saya suruh orang untuk merapihkan dulu yah mas baru bisa ditempati," ucap wanita itu ramah berlalu pergi.

"Ga papalah, tinggal di tempat kecil kayak gini yang penting gw ga jadi dijodohin sama tuh cewek," gumam Fero pelan.

1 bulan berlalu, Fero seperti biasa sibuk dengan kantor milik keluarganya sebagai direktur utama menggantikan Papahnya.

"Tok...tok...," suara ketukan dari luar.

"Masuk," ucap Fero.

"Maaf pak, sudah ditunggu di ruang meeting dengan client untuk proyek selanjutnya," ucap Vera sekertaris pribadinya.

"Yahsudah, nanti saya segera ke sana," ucap Fero perlahan.

Tak berselang lama, ia berjalan menuju ruang meeting bersama sekertarisnya.

"Maaf sedikit terlambat, perkenalkan saya Fero direktur utama di perusahaan ini," ucap Fero menjabat tangan wanita muda cantik di hadapannya.

"Saya Jingga wakil direktur," ucapnya singkat.

Kemudian Fero pun, mempresentasikan idenya dalam rapat para client pun setuju dengan idenya terkecuali bu Jingga.

"Apa alasan anda tidak setuju dengan ide saya?," tanya Fero penasaran.

"Menurut saya, pemasangan iklan seperti ini sudah banyak jadi itu bukan ide yang brilliant bagi saya," ucap Jingga dengan santainya, dan rapat pun dihentikan esok akan berlanjut kembali.

Waktu berlalu begitu cepat, suatu ketika Fero menanyakan perihal perjodohannya dengan gadis kampung anak sahabat Mamahnya.

"Mah, aku ga jadi kan d jodohin sama cewek kampung itu?," tanya Fero ragu.

"Yah jadi dong, lagian Mamah seneng sama cewek yang mau dijodohin sama kamu...orangnya santun dan baik," jawab Mamah panjang lebar.

"Bukannya pas, aku pergi dari rumah perjodohan ini dibatalin," keluh Fero.

"Ga bisa begitu dong sayang...pas kamu pergi yah dia keliatan ga kecewa malah dia bilang begini, ga papa Tante Fero kan belum kenal aku," ucap Mamah sembari tersenyum.

"Masa sih Mah...namanya siapa?," tanya Fero penasaran.

"Kamu temuin aja langsung orangnya, dia kan tinggal di apartement," sambung Mamah kembali.

"Hah...cewek kampung tinggal di apartement, ga cocok banget sama penampilannya," ketus Fero.

"Eh...jangan salah kamu, biar dia dari kampung tapi penampilannya modis cantik luar dalem deh," puji Mamah.

Perlahan Fero menaruh hati pada Jingga, ia pun berusaha mendekatinya sampai pada akhirnya Jingga pun menerima Fero sebagai kekasihnya.

Saat makan siang, bersama Mamahnya Fero berkata.

"Mah Fero ga mau d jodohin sama cewek kampung itu, karena aku udah punya pacar dan aku mau ngenalin sama Mamah," ucap Fero panjang lebar.

"Oh iya...bagus kalo begitu, nanti malam kamu undang dia sama orangtuanya, Mamah mau kenal," ucap Mamah.

"Bener Mah, yahudah kalo gitu nanti aku bilang sama pacar aku," ucap Fero bersemangat dan Mamah hanya mengangguk pelan.

Malam pukul 20.00 wib, keluarga Fero sudah siap menyambut kedatangan keluarga pacar Fero, nampaknya Fero sudah tak sabar memperkenalkan wanita pilihannya pada orangtuanya.

Suara bel pun terdengar, dari luar bi Inem pun membukakan pintu rumah.

"Silahkan masuk non, sudah ditunggu di dalam,"ucap bi Inem mempersilahkan keluarga Jingga masuk menuju meja makan.

Dan saat di meja makan, kedua orangtua mereka seperti sudah saling mengenal satu sama lain Fero terlihat bingung dengan pemandangan yang di lihatnya.

"Mah kok, udah akrab banget sama keluarga Jingga," ucap Fero keheranan.

"Ini loh cewek yang mau dijodohin sama kamu, Jingga namanya," ucap Mamah singkat.

"Jadi semua ini rencana, Papah sama Mamah secara ga langsung," ucap Fero kemudian.

Sementara semuanya, menahan tawa seraya mengangguk.

"Makanya Fer, klo belum ketemu jangan maen kabur gitu aja, baru tau kan Jingga cantik dan ga kampungan," ledek Papah.

"Iya deh maaf, kan udah taun 2015 ga zaman dijodoh-jodohin bukan kayak zaman dulu Pah," keluh Fero pada Papahnya.

"Yahudah, sekarang buruan kamu lamar Jingga secara langsung, ini Mamah sudah siapkan cincinnya," ucap Mamah, sembari menyodorkan tempat cincin berbentuk hati.

Dan Fero pun, menghampiri Jingga seraya berkata.

"Will you marry me?," tanya Fero sambil membuka tempat cincinnya.

"I will marry you Fero," jawab Jingga.

Kemudian Fero pun, menyematkan cincin di jari manis Jingga seraya memeluk erat dan orangtua mereka tersenyum bahagia.