webnovel

Pranadita

Pranadita adalah seorang laki-laki yang memiliki hobi bermain game. meskipun dia memiliki hobi bermain game dia tidak sampai menjadi gila dengan game sampai menghabiskan uangnya untuk game. saat dia disibukkan dengan kehidupan mahasiswanya, tiba-tiba dia mendapatkan pesan jika adiknya masuk ke dalam rumah sakit. saat di rumah sakit dia sudah melihat ibu dan bapaknya hanya menangis melihat adiknya berbaring di ranjang rumah sakit. Pranadita syok dan sedih melihat adiknya yang belum sadarkan diri, dia tidak bisa melihat adiknya yang hanya berbaring di ranjang. dia segera pulang ke rumahnya lalu menangis dengan keras tiba-tiba dia pingsan. saat terbangun dia sudah berada di alam lain. dia bertekad untuk pulang kembali demi adiknya yang masih di rumah sakit.

Yusdinar · ファンタジー
レビュー数が足りません
11 Chs

Bertemu Mahkluk (Level 7)

Tidak lama sistem mendeteksi musuh dari jauh, lalu aku merasakan tekanan yang sama seperti bertarung dengan mahkluk aneh sebelumnya. hanya saja aku merasa yang sekarang lebih kuat dari pada mahkluk yang sebelumnya aku kalah kan. Aku melihat ada bayangan hitam, sedang mendekat ke arah kami. Pak Bagong langsung menyuruh kami untuk bersembunyi, beliau juga menyuruh anak buahnya untuk melindungi aku dan Adi. Setelah mahkluk itu berjalan lebih dekat, aku bisa melihat dengan lebih jelas sosoknya ular besar dari pada sekelompok ular yang berlari tadi. Tidak seperti yang aku lihat sebelumnya yang pasti ada salah satu anggota badan yang menyerupai manusia, yang ini benar-benar seperti ular. Jika orang tidak bisa merasakan pasti menganggap ular itu adalah ular biasa karena ukurannya yang sebesar paha laki-laki biasa. Mahkluk itu terlihat bingung mencari sesuatu, tiba-tiba sistem berbunyi.

Criiiing…..!

Nama : Ular (Jin)

Level : 6

Darah : ??

Kelemahan : kaki

Kelebihan : ??

"haaaaahhh? Kenapa darah sama kelebihan ada tanda tanya dah? Terus ini apa? Kelemahannya kaki? Dimananya ada kaki jelas-jelas itu ekor" kata ku dalam hati.

"eh kamu, melihat apa ditanah?" kata Widati tiba-tiba bertanya ke aku.

"aku tidak melihat apa-apa"

"kamu jangan sampai tidak fokus, bisa-bisa kamu dimakan sama mahkluk itu. tetap fokus"

"eh ta, kalau ada kesempatan kami bilang lari kamu harus lari. Jangan menoleh ke belakang" kata Agni tiba-tiba.

"kalian akan lari?" tanya Adi ke Agni.

"iya" jawab Aksa dengan suara beratnya.

"kenapa? Kalau itu bisa di jinakkan kalian juga akan beruntung" kata Adi.

"itu bukan hewan, itu salah satu mahkluk yang ada disini. kamu tidak bisa merasakannya, kamu ikuti saja apa yang aku perintahkan" jawab Aksa.

"bagaimana kak?" kata Adi ke aku.

"kita lihat saja situasinya, kamu tetap bersama denganku. Ini bisa menjadi pelajaran baru untuk mu" kata ku sambil berbisik ke Adi.

Adi membalas dengan anggukkan ke arah ku, lalu tiba-tiba ular itu mengarah ke tempat bapak Bagong berada. Tidak lama Agni menyuruh kami berdua untuk lari, aku langsung menggandeng tangan Adi untuk lari mengikuti arahan dari Agni. Sedangkan mereka bertiga membantu pak Bagong, sudah agak jauh aku menyuruh Adi berlari ke arah lain. Dan mengingatkan dia untuk berjalan pelan-pelan ke arah tempat tadi. aku juga berlari ke arah lain. Saat Adi mengerti maksud ku, dia langsung berpisah dengan ku. aku pun juga begitu.

Saat aku sudah berada di dekat tempat tadi, aku melhat saat Agni menggotong tubuh pak Bagong ke semak-semak. Setelah itu Agni keluar dari semak-semak membantu yang lain. Aku melihat mereka bertiga kewalahan dengan ular itu. meskipun aku tidak tahu apa yang terjadi saat aku berusaha lari tadi bersama dengan Adi. Yang aku dapat perkirakan beliau pasti telah di gigit oleh ular itu. meskipun besar ular itu lincah dalam mencari kesempatan untuk menggigit musuhnya. Ada beberapa saat seperti dia melarikan diri atau menyerah tetapi yang sebenarnya dia mencari kesempatan itu.

aku berjalan pelan-pelan menuju lokasi tempat pak Bagong berada. Aku melihat kaki bagian bawahnya sudah berubah warna agak membiru. Aku khawatir dengan kondisinya, aku mencoba menyembuhkannya dengan skill penyembuh ku tetapi tidak bisa. Sistem memberikan ku informasi minimal harus berada di level C+, aku bahkan baru tahu jika ada tingkatan level itu. tetapi beruntungnya aku bisa menarik beberapa cairan racun keluar dari tubuh dan menghambat penyebaran racun itu. aku merasa ada yang memperhatikan ku dari balik pohon yang berada di dekat ku saat ini. aku kaget saat aku melihat ada siluet seperti macan tetapi kecil melompat dari pohon itu ke pohon lain yang jaraknya jauh dengan ku. aku menganggap kalau itu menjauhi ku, dan sistem juga tidak memberikan peringatan kepadaku sebagai ancaman. Aku pun tidak terlalu memperdulikan hal itu.

tidak lama ada suara teriakan dari tempat pertarungan, aku segera berpindah ke tempat lain agar tidak ketahuan oleh kelompok itu. aku mengambil penutup badan dari tempat penyimpanan sistem. Lalu melihat Widayati juga sudah terkapar, tetapi tidak ada tanda ada warna kulitnya yang berubah, tangannya saja yang berdarah. Lalu ular itu menyerang Agni yang akan membawa tubuh Widayati ke semak-semak dengan gas yang ada di mulutnya. Membuat Agni terhuyung seperti ingin pingsan, tetapi memaksakan dirinya untuk membawa tubuh Widayati sampai ke semak-semak agar aman. Tidak lama ada suara 'buuuak' yang menandakan Agni sudah pingsan. Tertinggal Aksa yang yang sedang melawan ular itu, tiba-tiba ukuran ular itu tambah membesar. Tiba-tiba dia bisa mengangkat kepalanya seperti ular sendok jawa, aku pernah melihat jenis ular itu saat berada di rumah kakek di kehidupan nyata ku.

tidak lama benar saja dia warna di tubuhnya berubah menyerupai ular yang aku tahu, dan saat dia mengangkat kepalanya sudah sejajar dengan kepala Aksa yang tingginya sekitar 170 cm. ular itu juga membesar sepadan dengan ukuran kepalanya. Yang aku takutkan pun terjadi, ular itu menyemburkan bisanya ke wajah Aksa. Tetapi Aksa bisa menghindar dengan lincahnya, meskipun aku tahu jika dia sudah kelelahan. Dia mengeluarkan senjatanya seperti Widayati dan Agni yaitu senjata seperti golok dengan pegangan yang memang sengaja di buat untuk pemiliknya. Dia juga bisa mengalirkan sesuatu dari tubuhnya ke senjata itu, yang membuat senjatanya lebih kuat tetapi tenaganya juga semakin habis. Aksa mengincar bagian kepala badan ular itu, saat dia lebih cepat dan bisa menusukkan senjatanya. Ular itu juga berhasil menyemburkan asap dari mulutnya yang membuat Aksa langsung pingsan seketika.

Aku segera menyelamatkan tubuh Aksa dari kepulan asap itu. tiba-tiba…

Criiing….!!! Criiing…!!! Criiing!!!

|anda terkena racun|

|skill penyembuh aktif|

|skill mempelajari racun|

|keadaan anda membaik|

|skill telah mempelajari skill racun|

|anda sekarang kebal terhadap racun|

"hebat sekali skill penyembuh ini, bisa mempelajari racun dan membuat ku kebal terhadap racun. Sangat disayangkan hanya di level C jika sedikit lagi saja bisa C+ itu sangat membantu ku saat ini" kata ku sambil melihat layar sistem.

Setelah sadar aku membawa badan Aksa, lalu melompat ke sisi semak-semak. Lalu kembali lagi setelah asap racun itu pudar. Mahkluk itu berbicara dengan ku…..

"kamu bagian dari mereka manusia?"

"bukan"

"lalu kenapa kamu membantu mereka?"

"karena mereka terluka"

"huahuahuaaahahahah….kamu hanya manusia biasa tapi nyalimu besar sekali"

"apa yang ingin kamu lakukan kepada mereka"

"aku ingin memakan mereka"

"kenapa kamu ingin memakan mereka?"

"aku ingin memperkuat diriku, lebih baik kamu jangan ikut campur"

"bagaimana jika kamu memakan ku saja?"

"kamu tidak bisa membuat ku lebih kuat, aku harus memakan yang seperti mereka"

"memakan seperti mereka? Apa maksud mu? kamu juga mencium aroma tidak enak dalam diri mereka?"

"hahhahahahaha kamu pintar sekali ternyata, bagaimana kamu tahu?"

"itu penyebab aku harus membunuh mu, Adi jaga kelompok pak Bagong ada di semak-semak cepat!!!!" kata ku sambil berteriak memberi kode kepada Adi.

Aku melihat Adi langsung tahu maksud ku, dan mencari semak-semak yang aku maksud. Aku langsung mengeluarkan belati ku, aku masih bingung dengan kelemahannya. Kaki? Dimana itu? aku melihat ekor selamaini?. Aku pun mencoba menembus badannya dengan belati ku, ular itu sangat lincah dan seperti tahu jika aku mengincar badannya. Dia terus menghindari serangan ku, aku pun juga terus menghindari gigitannya. Saat dia menyemburkan asap lagi, aku ingat dengan Adi. Aku langsung keluar dari pengaruh asap itu.

"Adi kamu cepat menjauhlah, sambil membawa badan mereka. Kamu bisa?"

"aku bisa mencari tempat yang aman tetapi aku tidak bisa membawa tubuh mereka bersamaan"

"aku akan berusaha mengalihkan pandangannya, kamu cepat bawa tubuh pak Bagong sama Widayati"

"baik kak, kamu hati-hati"

"baik, cepatlah"

Lalu aku kembali dengan ular itu yang sedang mencari ku, ular itu kesulitan mencari ku karena aku hanya manusia biasa yang tidak memiliki aroma apapun. Saat lengah aku dapat memenggal kepalanya.

Pluuk…!

Kepalanya terpenggal tetapi badannya dengan sendirinya mengarah ke kepalanya, lalu menyatukan diri lagi. Aku melihatnya sangat menjijiknya lalu ular itu juga melepaskan kulitnya. Kulitnya yang sekarang kelihatan lebih baik dan kokoh. Kelihatan jika sulit untuk di tembus dengan belati ku ini, aku harus cepat-cepat tahu akan maksud dari sistem. Jika tadi dia terus menerus menghindar dari serangan ku, berbeda dengan sekarang. Ular itu mulai menyerang ku terlebih dahulu dengan kepala, trik dan ekornya. Tetapi ular itu jarang sekali menggunakan ekornya, lebih sering menggunakan kepalanya. Levelnya juga naik menjadi 7 sekarang. Sama dengan level ku saat ini, jika saja aku mengetahui lebih spesifik tentang ular ini.

"sistem, aku ingin tahu tentang ular itu lebih spesifik"

|ular ini biasanya hidup seperti manusia, dengan memiliki suku|

"bukan informasi seperti ini, tentang kekuatan, kelincahan dan lain-lain"

|anda harus mengupgrade sistem|

"bagaimana cara ku untuk mengupgrade mu?"

|dengan 500 keping emas sistem, anda bisa mengupgrade ke tingkat 2|

"artinya kamu masih di tingkat 1?"

|iya|

"kamu tidak bisa memberi ku hadiah jika membunuh ular itu? atau semacam quest lah…!!" aku berbicara dengan sistem sambil aku bertarung dengan ular itu. tidak jarang aku harus menerima secara mentah-mentah pukulannya jika sistem memberi ku jawaban yang mengejutkan ku.

|sistem saat ini hanya bisa memberikan hadiah sebesar 354 keping emas|

"kenapa tidak memberikan quest kepada ku dengan hadiah itu?"

|karena quest tersebut tidak seharga 354 keping emas|

"maksud mu lebih besar dari pada itu?"

|iya|

"berapa?"

|sistem harus di perbarui|

"kalau begitu kamu bisa memberi informasi berapa harga tubuhnya?"

|sistem harus di perbarui|

"kalau begitu harusnya aku bisa lebih banyak mendapatkan keping emas sistem kalau aku mengupgrade mu?"

|iya|

"kalau begitu kamu bisa memberikan quest kepada ku dengan membunuh ular kurang ajar itu dengan semua hadiah yang kamu punya?"

|sistem bisa memberikan quest jika di izinkan|

"di izinkan oleh siapa? Pembuat mu?"

|benar|

"cepat tanya dia….!!!

|sistem meminta izin untuk memberikan quest|

|iya| |tidak|

"apa maksud sistem ini? maksudnya pembuat sistem ini aku? Hah? Entahlah yang penting sekarang aku harus mendapatkan keping emasnya. Sistem aku pilih iya"

Criiing…!!!

|misi : bunuh ular (level 7)|

|hadiah : 354 keping emas|

Aku sangat senang saat jendela notofikasi seperti ini muncul di hadapan ku, lansung saja aku bersemangat untuk membunuh mahkluk yang ada di depan ku ini. setelah aku menerima pukulan dari badannya. Aku langsung menghunjani serang ku berkali-kali dengan kecepatan maksimal. Setelah dia lengah aku memfokuskan pikiran ku ke belati, belati ku seperti tahu maksudku. Menunjukkan titik lemah ular itu di ekornya, aku langsung menusukkan belati ku hanya di titik itu. karena dari tadi aku menyerang ekornya tidak satupun serangan ku menimbulkan efek terhadapnya. Aku mengerahkan seluruh kekuatan ku ke belati ku lalu…..

'blaaaarrrrr'

Aku merasa tangan ku pegal sekali, setelah asap yang di timbulkan serangan ku menipis. Aku bisa melihat jika serangan ku menimbulkan retakan tanah. Aku menarik belati ku yang penuh dengan darah, dan memegangi tangan ku yang pegal.

|sistem mengaktifkan skill penyembuh|

Lalu aku merasakan rasa sakit di tangan ku mulai membaik secara perlahan, aku yang dari tadi tidak menyadari jika sistem belum memberikan ku jendela notifikasi jika aku berhasil. Aku langsung bersikap waspada dengan ular itu, di sekeliling ku masih berterbangan debu akibat serangan ku tadi. lalu aku mendengar Adi berteriak.

"kak Pranadita, kaaaaaakkkkk dimana kamu?"

Aku mencari asal suaranya langsung berjalan ke arah asal suara.

"aku disiniii….!!!"

Aku melihat siluet orang berlari ke arah ku.

"kak kamu baik-baik saja?"

"agak pegal tangan ku"

"bagaimana kamu bisa menghindari serangan dari ular besar tadi? lihat sampai kotorannya seperti ini"

"ini di…"

"hmmm…?"

"akibat serangan ku"

"haaah..? haaaah….!!!"

"sudah kamu diam, ular itu masih hidup"

"lalu kakak berhasil mengenainya?" aku menunjukkan belati ku.

"hahahahaa...itu sudah hasil dari pertarungan kita kak"

Tidak lama angin gunung menyapu semua debu dengan perlahan aku bisa melihat sosok ular itu lagi. Ular itu sudah berubah wujudnya menjadi seorang perempuan, aku yang tahu kalau makhluk itu jin dan tahu arti jin yang sebenarnya aku hanya menatapnya sambil mendekatinya. Ularnya hanya menggunakan kain untuk menutupi area kemaluan dan dadanya. Adi yang tadinya berada di samping ku berpindah posisi berada di belakang ku. dia melepaskan pakaian luarnya untuk di berikan ke aku.

"kak kamu tutupi dia pakai ini"

"di, kenapa kamu berada di belakang ku?"

"kata ibu ku tidak sopan laki-laki menatap perempuan tidak memakai apa-apa"

"kamu saja yang tutupi dia"

"tidaaak, aku tidak mau"

"tidak usah kalau begitu"

Lalu aku berjalan lebih dekat dengan mahkluk itu.

"kenapa kamu tidak mati?"

"kenapa kamu tidak merasa kasihan dengan aku, bagaimana jika kamu melepaskan ku"

"apa yang akan kamu berikan?"

"aku akan berikan segalanya" dia mengatakan itu dengan nada menggodanya, aku yang sudah kesal dengan mahkluk ini. karena tidak tahu tempat yang seharunya.

"aku tidak perlu apa-apa" aku langsung menancapkan belati ku di lehernya lalu bunyi yang aku suka langsung keluar.

Criiiing….!!!!