webnovel

Pranadita

Pranadita adalah seorang laki-laki yang memiliki hobi bermain game. meskipun dia memiliki hobi bermain game dia tidak sampai menjadi gila dengan game sampai menghabiskan uangnya untuk game. saat dia disibukkan dengan kehidupan mahasiswanya, tiba-tiba dia mendapatkan pesan jika adiknya masuk ke dalam rumah sakit. saat di rumah sakit dia sudah melihat ibu dan bapaknya hanya menangis melihat adiknya berbaring di ranjang rumah sakit. Pranadita syok dan sedih melihat adiknya yang belum sadarkan diri, dia tidak bisa melihat adiknya yang hanya berbaring di ranjang. dia segera pulang ke rumahnya lalu menangis dengan keras tiba-tiba dia pingsan. saat terbangun dia sudah berada di alam lain. dia bertekad untuk pulang kembali demi adiknya yang masih di rumah sakit.

Yusdinar · Fantasy
Not enough ratings
11 Chs

Penempa Besi

Besoknya aku datang dengan membawa 1 tas penuh besi hasil dari pencarian Adi dan membawa batu meteor hasil dari aku menjarah kelompok mahkluk kemaren. Di rumah pandai besi itu, aku di sambut ramah setelah bapak itu tahu nama dari bapak kandung ku di dalam dunia ini. sepertinya ada hubungannya dengan kematian istri atau anaknya. Dia juga membersihkan rumahnya sehingga lebih enak di pandang dari pada kemaren meskipun bukan kategori bersih menurut ku. lalu aku di tunjukkan dengan kondisi tempat dia membuat sabit. Aku benar-benar tertegun melihat kondisi ruangannya, benar-benar menunjukkan bahwa dia sangat mencintai pekerjaannya. Kondisi ruangannya bahkan lebih bersih dari ada kondisi rumahnya. Peralatannya juga bersih dengan kondisi yang masih baik, padahal aku kira akan terlihat kotor seperti kondisi rumah pandai besi yang lain.

"baik kalau begitu aku akan mulai mengajarkan mu, kita akan berlajar cara meleleh besi terlebih dahulu"

Dia mengajarkan ku dengan sangat tegas. Dengan aku mempunya pekerjaan sebagai penempa besi (Blacksmith), aku sangat pandai dan cepat paham dengan arahannya. Dia saja sampai tertegun, aku sudah bisa melelehkan besi dengan cepat dengan suhu yang tepat. Pertama aku membuat senjata seperti belati. Pegangannya terbuat dari kayu, yang sudah di sediakan oleh bapak ini. dia juga memperhatikan setiap pekerjaan ku, kadang juga dia memberi pengarahan dengan nada tinggi. Tetapi tidak membuat ku tersinggung karena kontrol mental dari sistem.

Setelah hari semakin sore, aku telah membuat senjata belati biasa. aku juga telah mendapatkan skill pasif penempa menengah. Skill ini akan membuat ku memiliki persentase menempa senjata di predikat langka sebesar 25%. Ternyata aku juga meningkatkan status perasa (sense) ku, aku mendapatkan +7. Ini sangat berguna, aku bisa lebih mudah membaca gerakan lawan, dan mengetahui jumlah lawan tanpa harus berlajar ilmu ajian yang akan membuat ku susah.

Criing…..

|selamat anda mendapatkan skill pasif penempa awal|

Criinnggg….

|selamat anda mendapatkan skill pasif penempa menengah|

Cringggg….

|anda mendapatkan tambahan +7 untuk status perasa (sense)|

Aku senang mendengar jendela notifikasi ini, membuatk ku puas.

"sekarang sudah sore, kamu pulang saja sana"

"pak, tolong besok ajarkan aku cara memperbaiki alat yang telah rusak"

"kamu sudah membuat ku cukup terkejut hari ini karena cepat belajar membuat senjata, sekarang kamu membuat ku terkejut kembali dengan meminta di ajarkan memperbaiki senjata"

"cukup sulit pak?"

"memang sulit, tapi kalau kamu pasti akan mudah mempelajarinya. Kamu sudah dewasa jika saja anak ku masih hidu, dia pasti menjadi teman mu. hahahahahahah"

"jadi bagaimana pak? Apakah anda mau mengajarkan kepada saya?"

"bisa, besok kamu kesini kembali. Tempat ku akan terbuka untuk mu, kamu lewat pintu belakang saja jika kamu masih ingin membuat senjata dengan tingkat tinggi"

"terima kasih pak"

"iya, sama-sama. Kalau begitu kamu besok kesini pagi saja, sebelum aku akan berangkat berjualan ke pasar"

"baik pak, saya pulang. Sekali lagi terima kasih pak"

"aku suka dengan niat mu nak, hahahaha"

Criiing….

|hubungan mu dengan penempa besi semakin dekat|

|selamat skill aktif hubungan E à D|

|skill aktif hubungan D : anda akan mendapatkan 15% keberhasilan untuk membuat hubungan dengan manusia atau hewan di sekeliling anda. syarat : pilihan anda|

"skill aneh ini bisa upgrade..??!! skill aneh, kalau di dunia ini ada kurama. Aku akan membuat kurama menjadi binatang peliharaan ku. hahahahaha"

"kamu….kenapa nak?"

"tidak apa-apa, saya rapikan sedikit kemudian saya akan pulang"

"baiklah, aku tinggal kalau begitu"

"baik pak"

Aku pun berencana setelah dari sini mengajak Adi untuk mencari hewan peliharaan dan aku sudah ingin sekali memakan daging kelinci yang ada di rumah. Sesampainya di rumah, aku melihat Adi yang sedang memberi makan kelinci. Dia terlihat bahagia dan tersenyum sendiri karena bisa memberi makan kelinci itu.

"kak…!!! sudah pulang?"

"sudah, kamu kenapa bahagia sekali di? Melihat kelinci itu makan"

"rasanya aku ingin merawatnya seperti yang dilakukan kakak"

"boleh saja, kalau kelinci itu sudah punya anak. Kamu boleh mengambil anaknya"

"janji kak, jangan bercanda"

"iya, janji"

"terus sekarang kakak akan makan apa?"

"makan kelinci itu"

"jangan lah kak, kakak kan berjanji akan memberikan ku anak kelinci dari kelinci itu"

"makan dulu yang perempuannya, besok kita beli di pasar"

"kakak, jangan bercanda. Aku sudah dekat dengan mereka, jangan makan mereka" sambil dia memeluk kandang tempat kelinci itu berada.

"kamu, kenapa di? Tidak seperti laki-laki"

"sudahlah kak, aku tidak akan menjadi laku-laki kalau kakak akan memakan mereka"

"ya sudah lah, tapi besok pagi kamu ikut aku ke pasar"

"untuk apa kak?"

"untuk mencari hewan yang akan aku rawat"

"kelinci ini tidak cukup?"

"kelinci itu aku rawat memang sengaja akan aku makan, kalau aku sedang tidak ada uang"

"kakaaaaak....."

"iya, iya. Karena kamu begitu aku tidak jadi memakan mereka, kalau yang kita cari tidak akan aku rawat untuk aku makan"

"kakak mencari hewan seperti apa?"

"tidak tahu, aku juga tidak ada tujuan"

"baik, besok aku akan ikut kakak. Lalu sekarang kita akan makan apa?"

"ayo ikut aku ke belakang, bantu aku mengambil ubi di kebun"

Akhirnya hari itu aku tidak jadi memakan daging kelinci karena Adi. Sebagai gantinya Adi aku paksa untuk mengambil ubi dari kebun. Dia melakukannya dengan sengan hati, dan aku memakan ubi rebus. Sebenarnya aku kecewa karena tidak bisa makan daging kelinci, tapi apa daya aku harus menerima kenyataan. Besoknya aku dan Adi pergi ke pasar, disana banyak sekali pilihan hewan yang cocok sebagai binatang peliharaan. Banyak burung bagus, yang kalau aku jual di dunia ku pasti sangat mahal. Tidak tahu karena alasan apa, aku tidak cocok dengan semua hewan disana.

"bagaimana kak?"

"aku tidak menemukan yang cocok di"

"lalu?"

"kita makan siang ke kedai dekat sini saja, aku sudah lapar"

"baik"

Sesampainya di kedai aku dan Adi memesan makanan. Disana banyak orang yang membawa ayam untuk sabung ayam (judi).

"bagaimana kalau ayam kak?"

"kalau ayam seperti punya mereka, aku tidak ingin di"

"bagaimana kalau kita mencari ayam hutan saja kak"

Tiba-tiba ibu pemilik kedai datang dengan membawa makanan.

"oh… ini dek, kalian mencari ayam hutan?"

"iya budhe" jawab Adi.

"kalian pergi ke tempat jual burung dekat dari kedai saja, disana mereka menjual berbagai macam ayam juga"

"benar, itu budhe?" tanya ku kepada ibu itu.

"benar, nak. Kamu ke tempat itu dulu saja. Kalau tidak ada kamu bisa mencari bersama mereka di hutan, mereka sudah ahli dalam menangkap berbagai macam hewan. Bilang saja ibu Suci yang memberikan saran"

"ibu Suci itu siapa budhe?" tanya Adi tiba-tiba.

"itu saya, hahahahaha"

"oh terima kasih budhe, maafkan adek saya yang kurang sopan" kata ku cepat.

"tidak apa-apa nak, memang saya belum memperkenalkan diri. Kamu punya takdir yang bagus, lebih baik kamu mencoba saran dari budhe"

"baik budhe, terima kasih budhe"

*kalian bisa mencari arti dari 'budhe' lewat google eheeeee XD*

Setelah aku membawa makanan ku, aku langsung ke tempat yang di jelaskan oleh ibu pemilik kedai itu. disana aku bertemu dengan bapak-bapak yang sedang tawar-menawar harga dengan pengunjung. Aku menunggu mereka, sampai mereka selesai berbicara.

"dek, ada perlu apa?"

"saya mencari ayam pak, ada jenis ayam apa saja pak?"

"kamu bisa lihat dulu ayamnya di dalam"

"kalau ayam hutan, apakah bapak memilikinya?"

"waah…dek, kamu telah 1 detik dengan pembeli yang tadi. dia membeli 5 tapi masih kurang 2"

"kapan bapak akan mencarinya?"

"besok, kalau langit terang tidak hujan dek"

"baik pak,terima kasih"

"kamu ikut saya, bisa dek…."

"bisa pak? Bapak memberi ijin kepada saya?"

"iya, karena kalau bapak rasa kamu bisa menjinakkan binatang. Kamu punya rasa seperti itu, jadi aku mengijinkan mu untuk ikut"

"terima kasih pak, teman saya ini juga boleh pak?"

"boleh, tapi dia harus berhati-hati. Jika aku rasa malah dia yang di jinakkan oleh hewan, hahahahahaha"

"terima kasih pak, kalau begitu. Saya akan kesini besok pagi"

"baiklah akan saya tunggu kedatangan kamu besok"

aku senang karena di ijinkan oleh bapak itu untuk ikut besok. Aku akan mencoba skill ku besok di hutan. perkataan bapak itu tentang Adi juga benar, dia di jinakkan oleh kelinci yang akan aku makan. Besoknya kami berdua datang ke tokonya, disana aku melihat ada 3 orang yang sedang mengajak bapak itu berbicara. Mereka sudah siap dengan alat berburu sederhana, tetapi aku merasa ada yang aneh dari mereka. Aku merasakan hawa tertekan dari bapak dan 3 orang itu., rasa ini tidak aku rasakan saat aku hanya berbicara sendiri dengan bapak kemaren.

"oooooh….nak" kata bapak itu sambil melambaikan tangannya kepada ku.

"iya pak, saya kira hanya dengan bapak saja"

"kemaren bapak belum cerita ya….hahahahaha. ini tim yang bapak bentuk untuk berburu, ini Widati. Ini Agni lalu sebelahnya Aksa"

"hmmm..." sambil kami berdua menanggukkan kepala.

"kalian ini perkenalkan...siapa nama kamu nak?"

"oooh iya pak, nama saya Adi ini Pranadita" kata Adi sambil merangkul pundak ku.

"nama bapak Bagong, sekarang kita akan ke gunung itu untuk menangkap ayam hutan yang utama kalian ikuti kami saja. Jangan sampai tersesat, jalan di belakang kami"

"iya pak"

"nak Pranadita, panjang sekali nama mu. bisanya kamu di panggil siapa nak?"

"biasanya na,atau ta pak"

"saya panggil nak ta, nak ta kamu sudah ingin memelihara ayam hutan"

���melihat hewan di hutan pak, yang penting pesanan bapak saja dulu"

"ya sudah, ingat kalian jangan sampai tersesat. Tetap berjalan di belakang kami"

"iya pak"

Kami berenam pun jalan menuju gunung yang di sebut pak Bagong, pak Bagong tidak tahu saja kalau aku sudah sering ke gunung ini. selama perjalanan dari rumah pak Bagong sampai dekat dengan gunung, pak Bagong menceritakan beberapa lokasi adanya hewan yang ditangkap oleh pak Bagong. Cara menjinakkan beberapa hewan seperti ular dan ayam hutan, ada juga beberapa hewan langka yang masih berusaha di jinakkan olek pak Bagong tetapi jarang ditemuinya seperti macan tutul. Pak Bagong pernah menangkap macam tutul setinggi lutut pak Bagong. Tetapi hilang tiba-tiba saat sudah sampai di rumah pak Bagong, dia juga bercerita lokasi yang rawan mereka di serang oleh mahkluk aneh. mereka pernah membunuh 3 dari mereka dan mendapatkan imbalan yang tidak sedikit dari para pengawal. Mereka dulu sempat mencoba mengganti pekerjaan untuk membunuh mahkluk itu, tapi 3 saja membuat mereka kewalahan.

Sesampainya sudah dekat dengan pintu masuk, ada beberapa pengawal yang sudah mengenal pak Bagong, bahkan sudah di panggil nama pak Bagong dari kejauhan.

"heeeeee…..Bagong"

"apa kabar kamu?"

"masih jadi pengawal ini lho, mau ke kaki gunung lagi kamu?"

"iya, biasalah"

"anggota tim mu sudah tambah aja, setelah 3 minggu"

"ini bukan anggota tim ku, ini murid ku"

Tidak beberapa lama ada 2 pengawal turun gunung, sepertinya mereka pengawal yang bertugas berkeliling di gunung ini. mereka juga kenal dengan pak Bagong.

"oooo…..pak Bagong, kenal kamu sama nak ini…?" sambil menunjuk ke arah ku.

"hmmmm?....kamu kenal juga?"

"dia sudah beberapa kali dulu kesini, akhir-akhir ini saja dia tidak datang kesini lagi. Ini anak yang aku pernah ceritakan kepadamu"

"ooooooiya…! Dia tidak meceritakan apa-apa kepadaku, aku mendapatkan murid yang hebat"

"kamu muridnya sekarang nak? Tidak berburu lagi?"

"saya ingin mencari ilmu yang banyak lagi pak"

"hahahahahaha....hahahahahaha" melihat mereka berdua tertawa karena perkataan ku.

"kamu tidak akan mendapatkan ilmu dari dia nak" kata pengawal itu.

"hussshhh….ngawur kamu, begini-begini aku di percaya sama dia. Hahahahaa"

Tadinya aku kaget ternyata ada salah satu pengawal yang mengenalku tetapi beruntungnya dia mengingat ku sebagai seorang pemburu. Dalam perjalan menuju lokasi, di tengah perjalanan aku merasa ada yang memperhatikan ku dari pepohonan dan semak-semak. Saat sudah sampai di lokasi, aku dan Adi di ajarkan memasang jebakan untuk menangkap ayam hutan terlebih dahulu. Setelah tertangkap kami masukkan ke kandang lalu pak Bagong dengan pelan-pelan memegang ayam hutan tersebut dan membelai kepala dan badan ayam itu. tidak lama ayam hutan itu di lepas begitu saja.

Ayam tidak lari atau pun ketakutan dengan pak Bagong, ayam itu selalu di dekat pak Bagong. Saat Adi berusaha untuk membelainya juga, ayam itu langsung mematuk tangan Adi sampai merah. Pak Bagong hanya tertawa melihatnya.

"hahahahahaha…..ini yang namanya di jinakkan. Ayam ini tidak akan jauh-jauh dari saya, tadinya ketakutan bukan saat kita tangkap. Tetapi setelah di jinakkan menjadi lebih berani dan melindungi tuannya"

"tetapi pak, kalau sudah di jinakkan oleh pak Bagong. Bagaimana bapak bisa menjualnya? Bukankkah ayam ini sudah memiliki tuan" tanya ku karena terpukau dengan keahlian pak Bagong.

"saya punya cara sendiri, tetapi cara ini butuh beberapa bulan untuk mempelajarinya. Kalau untuk saya 1 minggu sudah cukup agar ayam ini bisa memiliki tuan lagi."

"luar biasa pak" sambil aku bertepuk tangan.

"aku akan mengajarkan lagi cara membuat jebakan lainnya"

Karena perkataan pengawal tadi, aku merasa sedang di wawancara oleh pak Bagong. Dia bertanya aku awal aku jadi pemburu, alasan aku jadi pemburu. Rasanya aku di wawancara oleh presenter televisi teliti sekali, bahkan aku sampai ingat tentang pelajaran sekolah bahasa indonesia 5W+1H. dan beliau mengatakan….

"maka dari itu kamu memiliki potensi untuk menjinakkan mereka karena kamu sudah banyak membunuh hewan yang berbahaya"

"hewan yang berbahaya pak?"

"iya, seperti ular dan babi hutan. itu termasuk hewan yang memiliki tenaga kehidupan yang buruk"

"bapak apa itu tenaga kehidupan? Bagaimana bapak bisa merasakannya?" kata ku penasaran.

"semua sebenarnya memiliki tenaga kehidupan, untuk benda mati hanya menyisakan tenaga kehidupan dari yang memiliki nyawa. Aku belajar di salah satu padepokan, tetapi di tengah jalan aku berhenti. Jadi aku bisa merasakannya nak, hanya itu hasil yang aku dapat"

"apakah tim bapak juga bisa merasakannya juga?"

"iya, bapak mengajarkan ini kepada mereka. Kalau ingin menjinakkan hewan, kamu juga harus belajar seperti ini"

"berarti tim ini memiliki bau yang akan di rasakan oleh jin, sebaiknya aku harus berhati-hati (kata ku berbicara pelan)"

"apa nak?"

"tidak apa-apa pak…..hahahahaha"

Saat ada kesempatan aku berbicara berbisik kepada Adi.

"Adi…!"

"iya kak, ada apa?"

"kamu bawa senjata?"

"iya tapi….."

"tapi apa?"

"ini sebagai perlindungan kata bapak aku kak, karena tahu kalau aku akan pergi ke gunung" sambil Adi mengeluarkan senjata, ternyata yang Adi bawa adalah keris.

"ini benda yang di turunkan oleh keluarga bapak"

"sini aku melihat sebentar" saat aku memegang senjata itu.

Criiiing….!!!

Muncul notifikasi tentang senjata itu, benar sekali itu senjata keris dengan status normal. tetapi saat aku akan membukanya, aku merasa ada yang aneh dari benda itu. segera aku kembalikan ke Adi.

"Adi ini aku kasih kamu senjata, jangan sampai kamu menggunakan senjata mu ini. simpan baik-baik keris mu ini"

"kakak dapat dari mana belati ini, ringan sekali"

"itu hasil dari aku berlajar di pandai besi, kalau ada apa-apa tugas mu untuk melindungi mereka saat aku nanti sedang bertarung"

"kita bertarung dengan siapa kak?"

Setelah Adi mengatakn pertanyaan itu, tiba-tiba tanah yang kami pijak bergetar. Terdengar suara ular yang mendesis mengarah tempat kami. Ternyata banyak sekali ular-ular kecil menuju kami tetapi ular itu melewati kami, bahkan seperti tidak menghiraukan kami. Kami yang tahu akan hal itu, mencari pijakan yang agak tinggi. Untuk melihat keadaan dan alasan kenapa banyak ular yang turun gunung keluar dari tempat persembunyian mereka.