Risya masih kepikiran dengan kata-kata mang Ali bahwa Arul kecelakaan.
" kapan kak Arul kecelakaan? Ya Allah kenapa aku tidak menemaninya saat dia kecelakaan? Aku ini pacar seperti apa sih? nggak ada perdulinya sama sekali. " pikir Risya selama bekerja. konsentrasinya juga jadi terpecah belah. banyak kejadian aneh akhir-akhir ini. pikirnya sambil mengumpulkan ingatannya bagai permainan puzzel. Sejak kecelakaan yang terjadi padanya membuat doa sadar. hubungannya sama Arul tidak lagi seindah dulu. bahkan sering kali terjadi salah paham diantara keduanya. Kapan ya aku bisa bertemu kak Arul dan menanyakan semuanya? Tapi sekarang jadwal kerjanya berbeda.Risya nggak tau kapan Arul akan pulang.
" Risyaaa....jangan ngelamun aja dong. liat tuh part habis kamu malah bengong " teriak mas Bagus.
" Astagfirulloh.maaf mas. " Risya bergegas melihat ke arah lampu mesin dan mengganti Part yang habis."
" kamu kenapa?? kok aku perhatikan kinerja kamu menurun drastis. ? tanya mas Bagus
jangan bilang semua ini karena kamu putus sama Arul?"
" nggak kok mas. paling cuma cape aja. " kata Risya tak bersemangat.
" Ris, kamu sudah dewasa. kamu harus menata masa depan kamu. jangan cuma karena cinta masa depan kamu jadi berantakan
" iya mas. makasih udah diingatkan." kata Risya sambil berlalu. Dia benar-benar meninggalkan Mas Bagus sendiri. Dia sedang tak ingin membahas apapun dengan siapapun. Risya yang biasanya ceria dan penuh semangat jadi terlihat begitu rapuh. Mas Bagus hanya geleng-geleng kepala.
*******
Habis maghrib setelah mandi Risya duduk diteras sambil memandang ke bawah berharap bisa melihat wajah Arul. " Apakah kamu sudah pulang ka?" pikirnya. lama dia menunggu akhirnya Dia bisa melihat Arul berjalan menuju ke kamarnya dengan gontai dan terlihat sangat lelah. Risya begitu bahagia, senyuman tersungging di bibirnya, dia begitu bersemangat untuk bertemu dengannya dan segera turun.
Sementara Arul yang baru pulang langsung reflek melihat ke atas mencari keberadaan Risya dan melihat Risya yang sedang lari. " sepertinya Dia mau ke kamar mandi buru- buru amat." pikirnya tiba-tiba ada yang memanggilnya dari belakang.
" Bang Arul.." panggil Dian
Arul menoleh ke belakang dan tersenyum bahagia melihat Dian menghampirimya. lalu Dia merangkul pundak Dian dan mengajaknya masuk ke kamarnya.
Risya hanya mampu menatap pemandangam di depannya dengan tatapan kosong. matanya menjadi berkaca- kaca. pandangannya menjadi kabur karena airmata yang siap membanjiri pipinya. Sekuat tenaga Dia tahan airmatanya agar tidak keluar. sakit memenuhi rongga dadanya. akhirnya Risya berlari kembali ke kamarnya. Risya segera menghapus airmatanya karena malu jika di lihat oleh teman-teman sekamarmya. langsung naik ke ranjangnya. seingat Risya selama menjadi pacar Arul nggak pernah Arul seintim itu dengannya. apalagi sampe masuk kamar begitu. hati Risya terasa perih. apa hubungan mereka lebih intim dari hubunganku dan kak Arul sebelumnya?
Sementara di kamar Arul, Dian segera melaporkan pekerjaannya tadi pagi
" bang kaset udah berhasil aku kopi dan sudah aku serahkan juga ke pak Yogi. Aku juga sudah melaporkan ke kantor polisi tempat orang yang mau memperkosa Risya ditahan. dan polisi sudah memproses kasusnya. semoga aja Belinda aegera ditangkap. "
" Alhamdulillah makasih ya yan. "
" ya bang nyante aja. trus rencana abang apa lagi? abang nggak mau njelasin ke Risya yang sesungguhnya ?
" rencananya malam ini abang mau ke tempatnya. tapi abang cape banget badan abang kaya remuk rasanya. abang juga takut Bela bakal menyakiti Risya lagi kalo abang kesana sekarang. "
"Bang kamu harus yakin bang sama cinta kalian. lebih baik diomongin sekarang bang.daripada berlarut- larut nanti membuat jarak kamu dan dia semakin jauh bang.
" iya yan kamu bener. aku mandi dulu deh. thanks ya. "
" ok bang. aku pamit ya. sukses ya bang."
" oke."
*******
Jam 8 Malam Arul pergi ke kamar Risya.
" Assallamuallaikum..."
" waallaikumsalam. " jawab Upi lalu membukakan pintu.
" Eh...Arul. tumben. ada apa yah?"
" Pi boleh aku ketemu Risya?" tanya Arul lagi.
" boleh si. tapi tuh liat kayaknya udah tidur dia. jawab Upi sambil membuka pintu lebih lebar dan menunjukan pada Arul bahwa Risya sudah tidur.
Padahal Risya hanya pura-pura tidur karena malas ketemu Arul setelah melihat Arul sama Dian tadi. hatinya masih sakit. tapi kalo sampe kak Arul pergi kali ini maka kapan lagi Dia bisa berbicara pada kak Arul. Dengan pemikiran itu Risya jadi akan bangkit, namun egonya mengatakan lain. Dia pasti malu banget sama teman-temannya kalo terlihat bahwa dia pura-pura tidur. jadi dia mengurungkan niatnya tersebut.
" Bisa tolong dibangunin dong pi. aku mau ngomong penting." kata Arul meminta tolong.
Risya langsung tersenyum mendengar perkataan Arul.
" Duh aku nggak enak rul kasihan dia mungkin cape. maaf ya. "
Muka Risya kembali kecut mendengar jawaban Upi
" ngapain nolak sih pi...ayoo...cepet bangunin gue...please bangunin gue dong. " jerit batin Risya
" Tolong dong pi.please..." kata Arul dengan wajah memelas.
" Ya udah...bentar ya. tapi kalo nggak mau bangun gapapa ya."
" iya deh. "
" Ris... Risya...Risya.." kata Upi sambil terus menggoyang-goyangkan kaki Risya. Risya berpura-pura menggeliat dan mengucek matanya.
" Apa?"
" Ada tamu tuh diluar."
" siapa?? tanya Risya pura-pura bego dengan mata yang masih mengantuk.
" Arul.."
" hah. Arul ?? ngapain sih kesini. " kata Risya mengeraskan suaranya agar didengar Arul di luar kamar.
" katanya penting...dah temuin dulu sana." perintah upi.
" iyaaa deh." kata Risya males-malesan.
*******
"Assallamuallaikum Risya... " sapa Arul dengan senyum manisnya membuat Risya jadi deg-degan. tapi Risya berusaha acuh dan menahan diri agar tidak dipermainkan lagi oleh cowok itu.
" Waallaikum salam. ada apa? " tanya Risya ketus.
" Maaf gangguin tidur kamu. aku ingin membicarakan tentang hubungan kita.apa kamu ada waktu?" tanya Arul jadi canggung
" emang kita masih ada hubungan ? " Risya jadi balik bertanya.
Arul terdiam...iya yah apa yang harus aku jelaskan sementara status hubungannya dengan Risya memang mengambang.
" Ris, sebenarnya..." Arul terdiam dia merasa
bingung harus ngomong apa sama Risya.
" kok diem " tantang Risya.
" Ris, aku minta maaf untuk semua yang telah terjadi. Aku ingin kamu tau apapun yang aku lakukan semua demi kebaikanmu. "
" nggak ada yang perlu dimaafkan Rul. kamu berhak kok melakukan apapun yang kamu mau. toh kita sudah tidak ada hubungan. "
Perih sekali hati Arul mendengar jawaban Risya. jadi....jadi....apa yang aku lakukan semua ke dia itu nggak ada artinya? " pikir Arul. seketika mukanya memerah menahan marah.
" apa...maksud kamuu?" tanya Arul dengan nada gemetar menahan amarah . Kali ini Arul bener-bener marah... Arul tidak mampu menahan hatinya lagi. keinginannya berbicara baik-baik dan kembali pada Risya tapi malah diperlakukan acuh tak acuh. apa pengorbanannya belum cukup. Entah setan darimana yang membuat mereka justru terbawa emosi dan melupakan keinginan mereka untuk saling berbaikan.