webnovel

Playboy juga punya hati

Arul adalah seorang Playboy yang suka gonta-ganti pacar karena dia benci pada wanita dan ingin membalas dendam pada wanita karena kehidupan keluarganya. Risya gadis tomboy berkulit putih yang memiliki lesung pipit di pipi. tidak pernah pernah pacaran perempuan sholehah yang memasuki kehidupan Arul dan merubah Playboy yang tidak punya hati. menjadi seorang Lelaki yang memiliki hati. Dia memiliki prinsipnya pacaran 1x, jatuh cinta 1x dan menikah 1x. Belinda gadis Psikopat yang mencintai Arul dan terobsesi pada Arul. yang akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan cinta Arul. " Cinta yang ada di hati hanya memiliki 1 nama, Namun Takdir kadang memberikan banyak nama dalam kehidupan kita. karena Takdir berbeda dengan Cinta. Cinta hanya mampu dirasakan dengan hati. tapi takdir adalah sesuatu yang harus kita terima walau tidak sesuai keinginan hati. " Bagaimana kisah Arul dan Risya ?? akankah mereka hidup bersama ?

kavia_trina · 都市
レビュー数が足りません
155 Chs

58. Takdir yang memaksanya pergi ( bagian 5 )

" Jangan cemen lo bang. "

" Lo ga tau yang sebenarnya Ian jadi lo bisa ngomong seperti itu. Gue bukan ga mau berjuang Ian. tapi gue ngerasa ini yang terbaik. Dan semua gue lakuin agar dia Selamat Ian. "

" Ok coba kamu ceritain dari awal kamu pacaran sampe sekarang.komplit nggak pake boong. " kata Dian tegas.

" Gak enaklah ngobrolin ini disini. nanti aja kalo dah sampe kamar kamu. " kata Arul.

Arul sengaja membeli es jeruk lagi dan kembali dengan posisi duduk menghadap Risya sekarang. jadi dia masih bisa menatap wajah kekasihnya itu. sesekali Arul masih melirik ke arah Risya saat itu Risya juga akan melirik ke Arul dan pandangan mereka bertemu namun seper sekian detik mereka sudah saling membuang muka.

*******

" Ngapain sih bang malah pindah-pindah aja makannnya. " Protes Dian tapi Arul gak mengindahkan protes yang Dian lalukan. Arul hanya ingin menatap Risya jadi dia tidak mau bohongi perasaannya.

Dian yang merasa ada yang salah dengan arul dan Risya tiba-tiba Dian mencium pipi Arul mesra.

" Gila lo ian. apa-apaan sih?" muka Arul memerah karena marah.

" Sori bang gue cuma pengin liat reaksi dia aja kok. kalo dia cemburu berarti dia masih sayang sama lo bang. "

" Tapi ga perlu pake cium gue juga kali. gue tau kok dia masih sayang sama gue. "

" Liat tuh bang, Dia mau pergi tuh bang. Dia nggak akan tahan liat lo mesra sama gue. coba dia tau gue siapa.hehee..."

Sementara Risya bener-bener nggak tahan melihat Arul dan Dian seperti itu. Dia nggak mau sampe airmatanya menetes dan teman-temannya melihatnya makannya dia bergegas buat pergi

" Eh... sori teman-teman. aku pulang duluan ya." kata Risya.

" yah mau kemana Ris, katanya habis ini mau gitaran. kan masih sore Ris. " cegah somad sambil memegang tangan Risya

" Duh maaf deh. aku...aku lupa tadi udah janjian sama mba Endang mau bantuin dia beresin kamar. ntar dia marah lagi. maaf ya. " kata Risya sambil bergegas pergi.

" yah...kok pergi sih. "

Arul juga bergegas pergi saat itu juga meninggalkan Dian. Dia mengejar Risya.

" Risya..." panggil Arul yang tidak bisa lagi menahan rindunya. dan langsung memeluk Risya dari belakang. Sesaat Risya merasakan jantungnya berdebar hebat. kerinduannya pada lelaki yang kini memeluknya memang tidak bisa ditahan lagi. Namun bayangan Arul yang bermesraan dengan Dian tiba-tiba muncul di pelupuk matanya. Airmatanya menetes dan dia berusaha keluar dari pelukan Arul.

" tolong...biarkan aku memelukmu sebentar saja. " bisik Arul lirih.

Risyapun terdiam. diapun terhanyut oleh pelukan itu. airmata mengalir deras dipipinya. dan diapun merasakan bahwa pinggungnya juga basah.

" Apa...apakah Dia juga menangis?" pikir Risya

Arul akhirnya melepaskan pelukannya.Dia tak mampu berkata ataupun menjelaskan apa-apa pada gadis yang sangat dia cintai itu. dan hanya mampu berkata " terima kasih." sambil berlalu meninggalkan gadis itu.

Risya merasa aneh dengan sikap pemuda tampan dihadapannya reflek dia meraih tangan Arul ketika dia mau pergi.

" tunggu ka. "

Risya menarik tangan Arul hingga posisi mereka saling berhadapan. Risya menatap wajah pria yang sangat dicintainya itu, Dia dekatkan kedua tangannya pada wajah Arul yang menatap ke samping agar bisa menatap jelas ke wajahnya. Di ingin melihat apa pemuda itu benar-benar menangis seperti yang ia duga. malam itu begitu gelap. Risya mungkin tak mampu melihatnya dengan jelas. tapi sentuhan tangannya bisa merasakan bulir bening halus di pipi pemuda itu. Risya berjinjit mendekati mata pemuda itu. dan meniup mata pemuda itu agar airmatanya cepat kering. Arul terhanyut pada tingkah kekasihnya itu dan tidak tahan untuk tidak memeluknya lagi sambil menangis mereka berpelukan, terhanyut pada perasaan Rindu yang sekian lama tertahan.

Arul menatap wajah Risya menempelkan tubuh Risya di dinding, menahan kepala Risya dengan 1 tangannya dan tangan lain menempel pada dinding. bibirnya yang merah muda didekatkan pada bibir Risya. Risya hanya mampu memejamkan matanya merasakan sengatan listrik dari bibir Arul. seluruh tubuhnya ikut bergetar merasakan ciuman lembut Arul yang dirindukannya. Risya begitu menikmati ciuman dan sentuhan kekasihnya hingga tak terasa diapun mendesah nikmat.

" aah..."

Arul tau bahwa Risya begitu terhanyut oleh ciumannya. Diapun merasakan hal yang sama. sudah lama sejak Bela memisahkan mereka Arul juga merindukan kekasihnya. Arul mengeratkan pelukannya dan mulai mencium Risya dengan kasar. nafsu birahi mulai menguasai dirinya. dia mulai menjelajahi lidah Risya. ciuman panas membuat mereka semakin bergairah. hingga nafas mereka tersengal-sengal baru mereka selesai berciuman.

" sa..sayang...aku mencintaimu. " kata Arul sambil melepaskan ciumannya. gairah masih menguasainya. Seakan dia tidak ingin melepaskan gadisnya malam ini. Arul menciumi Risya lagi sambil bergumam

" Sa..sayang..oh...ah...aku begitu mencintaimu... i love you. "

" cintaku...maafkan aku....oh...". Arul terus bergumam lirih sambil terus menciumi wajah Risya.

Risyapun tidak tahan dengan sentuhan dan kata-kata manis kekasihnya dan ikut berguman.

"a..aku juga mencintaimu sa..sayang. oh...ah.."

Mereka terhanyut pada ciuman mereka malam itu. Arul sudah tidak peduli lagi dengan ancaman Bela. yang ingin dia lakukan saat ini adalah jujur pada perasaannya. dan melepaskan semua beban yang di bawanya selama ini. memberikan cinta yang begitu besar pada gadis impiannya.sampai akhirnya Dia tersadar bahwa dia akan membahayakan kekasih hatinya itu.

Arul melepaskan ciumannya dan berusaha meninggalkan Risya. Risya begitu marah pada tindakan kekasihnya itu. Dia marah karena merasa hanya dimanfaatkan oleh kekasihnya.

" tunggu ka..." kata Risya dengan penuh kemarahan mendekati Arul kemudian...

" Plaak " Risya menampar Arul dengan sangat keras. hingga gambar tanggannya tercetak pada pipi kiri Arul yang putih.

" kamu pikir bisa memanfaatkanku kak ? setelah apa yang kamu lakukan, sekarang kamu pergi begitu saja tanpa penjelasan? kamu pikir aku wanita murahan?" teriak Risya dengan penuh kemarahan.

Arul ingin menjelaskan semuanya. tapi lidahnya tidak mampu berkata-kata. Dia hanya menatap Risya dengan kesedihan dimatanya berharap Risya mampu membaca hatinya. namun Risya sudah begitu marah padanya.

" To...tolong...tolong jelaskan maksud dari semua ini." kata Risya dengan suara gemetar menahan amarahnya.

Arul begitu terluka melihat Risya yang memandangnya seperti itu. Risya pasti beranggapan bahwa Arul merendahkannya, menganggapnya seperti wanita murahan. yang mudah di cium lalu ditinggalkan. sedih sekali melihat gadis yang dipuja dengan sepenuh hati menangis dan menganggap Dia hanya mempermainkannya. Andai gadis ini tau yang sebenarnya.

Arul menyentuh bahu Risya, namun Risya segera menepiskan tangan Arul, Seakan Dia merasa jijik dengan sentuhan Arul kali ini. Wanita mana yang mau disentuh lalu di tinggalkan seperti itu. wanita mana yang mau mencintai seseorang dan hanya dimanfaatkan olehnya untuk memenuhi nafsunya. Wanita mana yang rela hanya menjadi pelampiasan hasrat seksualnya semata. Risya ingin menjerit kala itu. walaupun Arul hanya menciumnya tidak pernah lebih dari itu. nmun bagi Risya itu sedah menginjak-injak harga dirinya. Risya tidak pernah membiarkan orang lain menyentuh dan menciumnya seperti Arul. Dia selalu percaya bahwa Arul akan menjadi suaminya. makannya Dia mebiarkan Arul menciumnya. Kini Dia merasa dirinya kotor bahkan untuk orang lain. karena prinsip hidup Risya selama ini. Jatuh Cinta 1x, Menikah 1x.