webnovel

Playboy juga punya hati

Arul adalah seorang Playboy yang suka gonta-ganti pacar karena dia benci pada wanita dan ingin membalas dendam pada wanita karena kehidupan keluarganya. Risya gadis tomboy berkulit putih yang memiliki lesung pipit di pipi. tidak pernah pernah pacaran perempuan sholehah yang memasuki kehidupan Arul dan merubah Playboy yang tidak punya hati. menjadi seorang Lelaki yang memiliki hati. Dia memiliki prinsipnya pacaran 1x, jatuh cinta 1x dan menikah 1x. Belinda gadis Psikopat yang mencintai Arul dan terobsesi pada Arul. yang akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan cinta Arul. " Cinta yang ada di hati hanya memiliki 1 nama, Namun Takdir kadang memberikan banyak nama dalam kehidupan kita. karena Takdir berbeda dengan Cinta. Cinta hanya mampu dirasakan dengan hati. tapi takdir adalah sesuatu yang harus kita terima walau tidak sesuai keinginan hati. " Bagaimana kisah Arul dan Risya ?? akankah mereka hidup bersama ?

kavia_trina · 都市
レビュー数が足りません
155 Chs

54. Takdir yang memaksanya pergi

Risya sudah diijinkan keluar dari Rumah sakit hari ini. Dia berharap kali ini Arul akan menjemputnya atau menemuinya. tapi hingga mas Darma dan temannya datang menjemput. tidak pernah dilihatnya sosok yang begitu dirindukannya. Apa yang terjadi sebenarnya padamu kak? Apa semudah itu kamu melupakanku? batin Risya menjerit. Rasa sakit dihatinya begitu menyiksa.

Risya berjalan di koridor Rumah sakit dibantu oleh mas Darma. Sampai di salah satu Ruangan Di kamar Melati 7 Dia menghentikan langkahnya. menatap pada pintu kamar yang tertutup rapat. hatinya tiba-tiba merasa tidak enak. dan ingin pergi ke ruangan itu. namun dihentikan oleh mas Darma.

" Ada apa Ris ? " tanya mas Darma.

Risya hanya terpaku menatap kosong pada ruangan di depannya. kenapa hatinya merasa ada sesuatu di dalam sana. ada yang menghentikan langkahnya. Risya berusaha melangkah mendekat namun dihentikan oleh mas Darma.

" Ris, ayoo cepat pergi. kita nggak bisa membiarkan Toni menunggu lama di mobil. " kata mas Darma mengingatkan. Risya akhirnya mengikuti langkah mas Darma namun sesekali Dia masih melihat ke arah pintu itu. berharap seseorang keluar dari blik pintu itu. mungkin orang yang dikenalnya. kenapa bisa hatinya begitu khawatir.

Risya akhirnya kembali ke Mess diantar Toni. Sampai di depan tangga dia menghentikan langkahnya menatap kamar Arul, sesaat ada keraguan dihatinya. apakah aku harus kesana dan menemuinya? Ah.. tidak aku malu kalo aku harus menghampirinya lebih dulu.

" Ayo Ris aku antar sampe kamarmu. " kata mas Darma membuat Risya tersadar daei lamunannya.

" Ayo mas. " jawab Risya lirih.

Mas Darma bukan tidak tau apa yang diinginkan Risya tapi Dia hanya tidak ingin adiknya sedih lagi gara-gara Arul. Risya sendiri tidak lagi berani bertanya pada mas Darma tentang Arul. Dia sangat tidak ingin menyakiti hati kakaknya.

*******

Sementara di Rumah sakit dikamar Melati 7 Arul mulai membuka matamya perlahan. Dia merasakan bumi bergoncang dengan hebatnya. apakah terjadi gempa? pikirnya. namun Dia melihat sosok mang Ali yang begitu dikenalnya begitu tenang seolah tak terjadi apa-apa. " Bagaimana mang Ali bisa begitu tenang dengan goncangan yang dirasakannya begitu hebat ini. Arul memejamkan matanya. tapi goncangan dikepalanya bertambah hebat. bahkan membuatnya berteriak lirih. " to...tolong."

Mang Ali yang mendengar teriakan lirih itu segera mendekati Arul dengan hati yang sangat bahagia.

" Rul...rul...akhirnya kamu sadar Rul. " teriaknya dengan bahagia.

" sebentar Rul aku panggilkan dokter. "

Beberapa saat kemudian Dokter datang dan memeriksa kondisi Arul. Dia tersenyum ramah

" Alhamdulillah kondisi kamu sudah membaik sekarang. " kata Dokter

" Apa yang terjadi pada saya dok?"

" Anda mengalami kecelakan pak, Dan anda tidak sadarkan diri selama 2 hari. Ada penggumpalan darah di kepala Anda sehingga kami harua melakukan operasi. Namun kami tidak berhasil menghubungi keluarga Anda. hanya Mang Ali ini yang mengenal Anda dan merawat Anda selama 2 hari ini. Apa Anda masih merasakan pusing yang hebat? tanya Dokter

" Iya Dok. saya merasa ada goncangan di kepala saya dan bumi terasa berputar. kata Arul sambil sesekali memijit kepalanya.

" Tidak apa-apa pak itu sangat wajar. Anda mengalami gegar otak yang cukup parah. tapi Anda hanya perlu sedikit beristirahat dan minum obat dengan baik maka Anda akan segera sembuh. "

" Terima kasih Dok. "

Arul kembali tidur an. sembari mengingat aa yang terjadi. namun dia tak mampu mengingat apa-apa tentang tabrakan malam itu seperti yang diceritakan mang Ali. Hatinya merasa kosong. bagaimana bisa mang Ali yang menungguinya. apa keluarganya tidak peduli lagi padaku?

" aah... sakit..." semakin Arul berusaha mengingat, semakin kepalanya terasa amat sakit.

" Jangan banyak berpikir dulu Rul. kamu harus banyak istirahat.kamu kan baru sadar. jangan memaksakan diri. " kata mang Ali dengan bijak.

" Kamu makan dulu ya Rul, biar cepet sehat. " kata mang Ali sambil menyuapkan bubur ke Arul.

" makasih banyak mang, saya jadi ngrepotin mamang. " kata Arul dengan sangat menyesal.

" kamu itu ngomong apa Rul. mamang ga merasa direpotkan kok. kamu sudah mamang anggap seperti keluarga mamang sendiri. kamu juga selama ini sering bantu mamang dan keluarga. " kata mang Ali. Dia masih ingat waktu anaknya sakit, Arul membantunya membawa ke Rumah sakit, Dia bahkan membayar semua biaya rawat inap anaknya dengan sukarela.

Flashback

" mang, mamang ini gimana? anak panas begini nggak segera dibawa kerumah sakit? " bentak Arul waktu itu pada mang Ali.

" mamang nggak punya uang Rul. " kata mang ali sedih dan meneteskan airmata

" Ayo mang cepat bawa ke rumah sakit. soal biaya gampang nanti saya bantu. " Arul langsung menggendong soleh yang masih berusia 5th dan segera membawanya ke rumah sakit. Soleh segera ditangani oleh dokter.

" Soleh sakit apa dok?" tanya Arul.

" begini pak setelah saya periksa dengan teliti ada infeksi di usus buntu soleh yang mengakibatkan dia mengalami panas tinggi dan demam. dan infeksi itu kalo dibiarkan akan membahayakan nyawa soleh. jadi kami menyarankan agar Soleh segera menjalani operasi usus buntu. Dan itu harus segera dilaksanakan hari ini. Namun biayanya..."

" berapa biayanya dok?" potong mang Ali dengan wajah khawatir takut biayanya sangat mahal.

" biaya operasinya 5 juta. "

" hah 5 juta dok. saya tidak punya uang sebanyak itu dok." kata mang Ali sangat sedih

" Tapi Soleh harus segera dioperasi mang.karena jika tidak itu akan sangat membahayakan keselamatan jiwanya " kata Dokter lagi

" Lakukan operasinya Dok, saya akan mencari biayanya. Ini Saya ada uang 1juta sebagai jaminan. sisanya besok saya bawakan. " kata Arul

" Tapi...Rul.."

" tenanglah mang, soleh sudah seperti adik saya sendiri. uang bisa dicari mang tapi nyawa soleh lebih berharga mang. saya akan minta bantuan dari ibu saya di luar negeri mang. mamang jangan khawatir ya. "

" makasih Rul...makasih banyak." tangis mang Ali tak terbendung lagi.

Dan Arul lalu menghubungi ibunya daninta segera ditransfer.

" Rul mamang berhutang sama kamu. mamang janji akan membayarnya. atau kamu bisa ambil motor mamang untuk membayar hutang mamang ini Rul. "

" Nggak usah dipikirin mang, yang penting adalah kesembuhan soleh. cuma saya kalo sewaktu-waktu butuh motor saya bisa pinjamkan mang. "

" Tentu saja Rul kamu bisa pake kapan aja kamu mau. motor itu milik kamu Rul. "

" Jangan mang, kalo motor itu diberikan sama saya. gimana nanti mamang bisa kerja dan mmeenuhi kebutuhan keluarga mamang. "

Kamu baik sekali Rul. batin mang Ali. Dia menatap Arul dengan penuh kekaguman. Apalagi ketika Arul meminjam motor dari mang Ali. dia juga selalu membayar sewanya. tidak pernah kurang. dan ketika ditanya dia hanya bilang

" itu rejeki mamang cuma lewat tangan saya saja. "

Bagaimana bisa sekarang membiarkan Arul sendiri menghadapi cobaan yang dihadapinya saat ini.